20. Tanpa Fanny

2.4K 201 13
                                    

Bu Rani sedang menyirami tanaman di depan rumah nya kala terdengar suara deru motor memasuki pekarangan rumahnya. Dia pun menoleh untuk melihat siapa yang bertamu di pagi hari begini, dan saat tau siapa yang datang beliau pun tersenyum lalu menghampiri tamunya setelah mematikan kran air.

Ardi membantu Daffa turun dari motor, sementara Dimas sudah lebih dulu turun. Mereka bertiga pun menyalim tangan Bu Rani.

"Assalamu'alaikum bulik."

"Wa'alaikum salam, ada apa ini pagi pagi kok sudah kesini? Kamu ndak kerja tho Di? Dimas juga ndak sekolah tho? Tapi sudah pakai seragam ini?" tanya Bu Rani heran.

"Ardi kesini cuma mau mengantar Daffa bulik sebelum berangkat kerja dan mengantar Dimas ke sekolah," jawab Ardi sopan.

"Oalah, rupane cucuku iki kepingin main ke rumah eyang tho?"

"Daffa juga mau main cama bunda eyang, Daffa linduuu," celetuk Daffa membuat bu Rani terkejut dan ekspresi terkejut bu Rani membuat Ardi menjadi curiga.

Bu Rani berjongkok di depan Daffa dan menghela nafas panjang sebelum berkata, "cah bagus, kakak Fanny nya sudah pulang ke kota kemarin."

"Kenapa pulang ke kota?" Mata bulat Daffa mulai berkaca kaca.

"Karena rumah kakak Fanny memang di kota," jawab bu Rani bingung.

Daffa pun menoleh ke Ardi lalu memeluk kaki panjang ayahnya, "ayah, ayo pindah ke kota cupaya bica beltemu bunda," rengek Daffa.

Ardi berjongkok lalu mengelus kepala Daffa sayang, "ndak bisa nak, kan Daffa sudah ada rumah disini. Lagipula ayah kerjanya disini, bang Dimas juga sekolahnya disini," tolak Ardi halus.

Daffa pun menoleh ke arah Dimas dan menatap abangnya yang mengangguk pelan membenarkan ucapan ayahnya membuatnya mulai menangis kencang.

Pagi itu di rumah bu Rani, seorang anak kecil yang baru saja mendapatkan kasih sayang seorang ibu lagi lagi harus kehilangan kasih sayang itu lagi.

*****

Sementara itu Fanny baru saja keluar apartemen untuk mencari sarapan sekaligus berbelanja bahan makanan. Entah kebetulan atau tidak dia bertemu dengan Arjuna yang sepertinya baru selesai joging.

"Mau kemana Fan?" tanya Arjuna.

"Mau cari sarapan mas, sekalian belanja bahan dapur," jawab Fanny yang di angguki Arjuna.

"Mas Arjuna sendiri?" tanya Fanny balik.

"Oh ini baru selesai joging, kebetulan mau cari sarapan juga. Mau bareng kah? Kan kamu baru di wilayah ini, nanti saya tunjukkan warung yang enak." Tawar Arjuna.

Fanny berpikir sesaat sebelum mengangguk, "boleh mas."

Kedua nya pun berjalan bersisian seraya mengobrol ringan.

"Gimana apartemen nya? Nyaman nggak?" Tanya Arjuna memulai obrolan.

"Nyaman mas, makasih loh sudah di carikan tempat tinggal. Oh iya nanti saya bayarnya gimana?"

"Jangan berterimakasih terus, kan kemarin sudah. Kebetulan memang unit di depan itu kosong. Untuk bayarnya kamu nggak perlu khawatir, apartemen itu sewanya sudah di bayar oleh Satria selama satu tahun."

"Aduh jadi merepotkan mas Satria lagi. Ya sudah nanti tolong sampaikan terimakasih saya pada mas Satria ya mas, sekalian suruh mampir kalau bisa," pinta Fanny.

Bukan Sembarang JandaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang