Di sebuah ruangan yang luas, tepatnya di lantai paling atas sebuah gedung perkantoran. Tampak seorang pria yang duduk bersandar di kursi kebesarannya tengah merenungkan sesuatu.
Fikirannya kembali melayang pada foto wanita cantik yang ada di ponsel asistennya tadi, Satria. Ya, dia adalah bos Satria. Arjuna. Sebenarnya Arjuna bukan tipe orang yang ingin tau masalah orang lain, apalagi jika itu menyangkut makhluk yang berjenis kelamin perempuan, Arjuna sungguh menghindarinya. Namun, karena dia tak sengaja melihat foto itu dan mengenal foto wanita yang ada di ponsel Satria tersebut, membuat Arjuna mau tak mau bertanya untuk memastikan sesuatu.
Arjuna yakin sekali bahwa wanita yang ada di foto tersebut adalah Fanny. Kenapa Arjuna bisa seyakin itu? Karena memang dia sendiri memiliki foto Fanny dan tentu saja dia tak mungkin lupa dengan wajah cantik cinta pertamanya itu meskipun sudah bertahun tahun sekalipun.
Namun, bagaimana bisa ibu Satria mempunyai foto Fanny dan mengirimkannya ke Satria untuk menjodohkan mereka berdua? Arjuna yakin pasti ada sesuatu yang tidak beres disini.
Karena setahu Arjuna, Fanny itu sudah menikah dengan Rendra pada saat dia pertama kali bertemu wanita itu. Bisa dibilang Arjuna sudah kalah duluan sebelum berjuang.
Mengingatnya, membuat otak Arjuna otomatis mengulang kejadian dulu. Saat pertama kali dia bertemu Fanny dan saat itu pula perasaan merah muda membuncah memenuhi hatinya untuk pertama kalinya.
Flashback on.
Arjuna yang saat itu sedang ingin menyendiri, memutuskan untuk pergi ke rooftop gedung tempatnya berkuliah. Kala itu dia adalah mahasiswa akhir yang sudah menyelesaikan skripsi dan tinggal menunggu sidang di kampus tersebut.
Setelah sampai di rooftop, Arjuna melihat ada seorang gadis yang berdiri membelakanginya dan tengah melihat kota dari atas rooftop. Sesaat arjuna tertegun melihat pemandangan itu namun tak lama dia tersadar dan hendak kembali turun karena tak ingin gadis itu merecokinya. Bukannya sombong, tapi memang wajahnya yang rupawan ini membuatnya selalu menjadi incaran para kaum hawa.
Namun ternyata si gadis mengetahui keberadaanya dan berbalik menghadap nya seraya berkata, "kamu tidak perlu pergi, aku tidak akan mengganggumu. Aku hanya butuh waktu sebentar disini untuk menenangkan diri." setelah berkata seperti itu si gadis kembali membelakangi Arjuna seperti posisi awal Arjuna melihat gadis itu tadi.
Karena sudah ketahuan, Arjuna pun mengurungkan niatnya untuk kembali turun, lagipula gadis itu juga mengatakan tak akan mengganggunya kan?
Melangkah ke sisi yang tidak terlalu jauh dari si gadis. Arjuna kembali menatap ke arah gadis itu, satu kata yang ada di fikirannya tentang gadis itu, dia berbeda. Ya, gadis itu berbeda dari gadis lainnya yang pernah Arjuna temui. Jika gadis lain akan berusaha untuk mendekatinya dan tersenyum malu malu padanya atau paling tidak wajah mereka akan memerah ketika melihatnya. Maka gadis ini tidak. Dan itu membuat Arjuna sedikit tertarik.
Karena tak tahu dan tak mau bertanya nama si gadis, Arjuna memutuskan untuk memanggil nya dengan sebutan 'gadis rooftop' sebab Arjuna bertemu gadis ini di rooftop. Jelas saja Arjuna gengsi jika dia harus mengajak gadis ini berkenalan duluan, egonya sebagai seorang lelaki rupawan yang digilai oleh para kaum hawa merasa tak terima, sebab terbiasa di puja.
Arjuna akui gadis ini lumayan cantik menurutnya, ya meskipun tak secantik gadis gadis yang di sodorkan mamanya padanya. Tapi gadis ini memiliki aura dan kecantikannya tersendiri, dan itu membuat Arjuna semakin penasaran dengan gadis rooftop ini.
Lama keduanya terdiam dengan fikiran masing masing, kemudian si gadis rooftop tersebut tiba-tiba bergumam yang sayangnya masih bisa di dengar oleh telinga tajam Arjuna. "Cinta tak selamanya indah, ada saatnya cinta juga menumbuhkan luka. Jadi berhati-hatilah pada cinta, jika tak ingin hatimu terluka," gumam gadis rooftop itu dengan mata menerawang.
Ketika gadis itu berbalik dan hendak pergi, dia terkejut ketika melihat Arjuna. Sungguh, sesaat tadi dia sempat lupa bahwa ada orang lain selain dirinya disini. Gadis itu tersenyum canggung pada Arjuna.
Senyum itu terlihat begitu cantik di mata Arjuna, sehingga membuat Arjuna merasakan debaran menyenangkan di jantungnya untuk pertama kalinya.
"Ah maaf kalau ucapanku tadi mengganggumu. Aku lupa kalau ada kamu juga disini, aku hanya berusaha mengeluarkan isi hatiku. Sebagai permintaan maaf, ini untukmu, semoga kamu menyukainya," ucap si gadis masih tersenyum canggung seraya memberikan sebuah lollipop pada Arjuna yang mematung di tempat.
"Seperti ucapanku tadi, aku hanya sebentar disini. Jadi aku pergi dulu, sampai jumpa!" seru gadis itu kemudian pergi dengan berlari kecil, pun surai hitam nya ikut berterbangan karena tertiup angin.
Arjuna yang baru sadar dari kekagumannya pun berteriak, "hey tunggu! Siapa namamu?" tanya Arjuna yang tak mendapat jawaban karena mungkin gadis itu sudah turun dari rooftop. Arjuna meraup wajahnya kasar, "ah sial!" umpatnya.
Semenjak pertemuan hari itu Arjuna kerap kali memikirkan gadis itu, pun dengan debaran jantungnya yang semakin menggila setiap memikirkan gadis rooftop tersebut.
Sampai Arjuna menyerah dan bertanya pada sang mama, beliau pun menjawab dengan bahagia kalau Arjuna itu sedang jatuh cinta. Betapa bahagianya beliau kala tau putranya sedang di mabuk asmara. Karena selama ini, meskipun digilai oleh para kaum hawa, Arjuna selalu menolak tegas mereka yang mendekatinya. Sehingga membuat beliau khawatir dan selalu menyodorkan gadis cantik pilihannya pada Arjuna.
Arjuna yang mendengar jawaban sang mama pun mencoba untuk mencari keberadaan si gadis rooftop itu. Entah itu di rooftop sampai seluruh gedung kampusnya, namun jangankan bertemu, namanya saja Arjuna tak tahu.
Mamanya yang mendengar itu pun mencoba membantu Arjuna untuk menemukan gadis pujaan hati sang putra. Dan akhirnya mereka menemukan sesuatu. Namun seakan alam tak merestui, Arjuna harus menerima kenyataan pahit bahwa ternyata gadis yang dicintainya telah menikah dengan juniornya di kampus. Meskipun begitu Arjuna kini mengetahui nama gadis yang menjadi cinta pertamanya. Fanny Fabriana, nama itu akan selalu terukir di hati Arjuna.
Tak ingin menghancurkan kebahagiaan Fanny, Arjuna memilih memendam perasaannya sendiri dan terbang ke luar negri untuk melupakan cintanya sekaligus menyelesaikan studinya.
Namun setelah bertahun tahun lamanya di luar negri tak membuat perasaan itu padam, nyatanya muncul perasaan lain yang dinamakan rindu. Sejak saat itu Arjuna seolah menutup pintu hatinya dan menjadi pribadi yang dingin tak tersentuh pada setiap perempuan selain mamanya dan keluarganya.
Flashback off.
Mendesah panjang, Arjuna menegakkan tubuhnya lalu mengambil ponselnya untuk menghubungi nomor yang bisa membantunya menuntaskan rasa penasarannya yang menggebu.
"Halo. Saya mau kamu cari informasi tentang seseorang, datanya akan segera saya kirimkan via email," ucap Arjuna to the point.
"....."
"Saya mau malam nanti kamu sudah kirimkan informasinya ke saya."
"....."
"DP nya akan saya kirim setelah ini dan sisanya bisa kamu dapatkan setelah saya mendapatkan apa yang saya mau."
"....."
"Kamu akan dapat bonus juga jika informasi yang kamu dapatkan lengkap, akurat dan tepat waktu," ucap Arjuna tegas mengakhiri sambungan telepon.
Arjuna kembali menyandarkan tubuhnya pada kursi kebesarannya seraya memejamkan kedua matanya. "Semoga kali ini aku bisa mendapatkanmu," gumamnya pelan.
*****
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Sembarang Janda
FantasiKecelakaan di tempat kerja lalu tiba-tiba terbangun di dunia novel yang dialami Stefanny sukses membuatnya menyadari bahwa tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini, termasuk transmigrasi. Bukannya mendarat di raga antagonis seperti impiannya Stefan...