Bagi mereka yang percaya bumi bukanlah satu-satunya alam yang memiliki kehidupan. Ada satu alam lagi, tapi tidak terlihat. Suatu tempat yang berada di dimensi berbeda, berada di level lebih tinggi dari bumi.
Bagi orang yang percaya, tempat ini disebut KHAYANGAN. Tempat tinggalnya para Dewa-Dewi, resi, orang suci dan para kesatria dari berbagai zaman kehidupan. Segala sesuatu yang terjadi di tempat ini di luar batas normal pemahaman manusia. Hanya mereka yang percaya dan melakukan ritual khusus yang bisa berhubungan dengan para penghuni alam tidak kasat mata ini.
Berada di langit lapis pertama dengan bumi, Khayangan juga memiliki kehidupan seperti di bumi. Ada air, tumbuhan, juga ada api. Khayangan terdiri dari tujuh tingkat yang seluruhnya tunduk pada satu pemimpin. Dia adalah Raja Jayandara.
Sang raja dari negeri Navitri. Yang dianugerahi seorang putra mahkota dengan paras rupawan. Wajahnya yang indah dan tubuhnya berkilau membuat siapa saja yang melihatnya langsung jatuh cinta. Tidak hanya memiliki paras yang indah, sang putra mahkota juga memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh para pangeran dari kerajaan lain.
Tubuh putra mahkota bisa mengeluarkan bau harum bak taman bunga. Wangi tubuhnya bisa mengundang kupu-kupu indah datang terbang mengitarinya.
Karena hal itulah banyak kerajaan lain ingin memiliki putra mahkota. Meski begitu hanya Raja Syam yang berani datang ke istana negeri Navitri. Dia datang dengan gagah perkasa. Secara terang-terangan bicara pada Raja Jayandara bahwa dia ingin meminang putra mahkota untuk menjadi pendampingnya.
"Lancang kau Raja Buntala. Beraninya kau datang ke istanaku dan berkata ingin mempersunting putraku! Kau sedang merendahkan aku!" Raja Jayandara berdiri di singgasananya yang megah dan lebih tinggi. Kedua tangannya berkecak pinggang. Matanya melotot murka.
"Kau pikir aku akan menyerahkan putraku pada buta kala sepertimu!" lanjut raja Jayandara sambil menuding Raja Syam dengan marah. Ini adalah penghinaan. Bagaimana mungkin raja yang suka berbuat kebatilan datang melamar putranya. Tidak sudi! Raja Jayandara tidak akan pernah sudi.
"Hahaha ...." Tawa Raja Syam menggelegar memenuhi ruang istana. Raja dari negeri Buntala-sebuah negeri yang dihuni oleh bangsa raksasa (Buta/Buto) berkecak pinggang dengan satu tangan, sedang tangan satu lagi mengelus berewok di dagunya.
Bila sedang tidak murka tubuh Raja Syam sama besarnya seperti penghuni kahyangan, sama seperti ukuran tubuh manusia. Namun, bila sang raja murka, maka ukuran tubuhnya akan berubah besar dan mengerikan. Dia akan menginjak hingga remuk musuhnya tanpa ampun, akan menelan bulat-bulat siapa saja yang membuatnya marah.
"Jangan menolak lamaranku Raja Jayandara," ucap Raja Syam dengan sorot mata bengis mengerikan. Wajahnya merah pekat dan bertaring. Matanya besar seperti sedang melotot. Berbeda sekali jika dibandingkan makhluk kahyangan yang semuanya cantik jelita, tampan rupawan. Bangsa buta kala kebalikannya. Wajah mereka menakutkan.
"Kau sujud di kakiku sekali pun, aku tidak akan sudi menyerahkan putraku padamu. Pergilah! Kembali ke negerimu. Jangan pernah datang lagi ke istana ini!" usir sang raja dengan tegas.
"Jayandara!!!" teriak Raja Syam. Suaranya menggelegar memekakkan telinga. Hanya dengan satu entakkan kaki seluruh istana bergetar. Membuat para ksatria yang berada di istana langsung bangkit berdiri dengan waspada. Bersiap untuk melawan Raja Syam. Jika berani membuat kekacauan di istana maka mereka tidak akan tinggal diam. Namun, Raja Jayandara dengan cepat mengangkat satu tangannya. Memberi isyarat kepada para ksatria untuk tidak gegabah dalam bertindak.
"Dengarkan aku Raja Jayandara! Aku tidak akan berhenti mencari cara mendapatkan putramu! Apa pun akan aku lakukan untuk memilikinya." Satu tangan Raja Syam terangkat ke atas dan mengepal. Mencengkeram udara. "Tidak hari ini, tapi suatu hari nanti putramu yang tampan dan harum itu akan menjadi milikku. Hahaha!!" Selesai mengucapkan kalimat itu Raja Syam memutar tubuhnya dan melangkah pergi meninggalkan istana Navitri.
Sebelum benar-benar keluar dari istana, Raja Syam sekilas memberi tatapan tajam, senyum sinis dan merendahkan pada laki-laki perkasa yang sejak tadi menatapnya dengan tatapan membunuh. Dialah Jendral Garendra. Ksatria yang setia melindungi kerajaan Navitri. Musuh bebuyutan Raja Syam di medan perang.
Hahahaha!! Gimana? Gimana? Mau lanjut???🤭
Update santai, suka-suka aku karena lagi fokus lanjutin Trust Me. Rame lanjutin, kalo sepi bungkus😁
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Destiny
General FictionPernah tahu tentang kisah cinta Jaka Tarub?? Seorang pemuda tersakiti yang bertemu dengan 7 bidadari di telaga. Dan salah satu dari bidadari itu menjadi istrinya. Namun, ini bukan tentang kisah Jaka Tarub, ini kisah tentang Danurdara. Tanpa sengaja...