Aneh (BAB 11)

193 26 1
                                    

Hari silih berganti, sudah hampir satu Minggu Virendra tinggal di rumah Danurdara. Mengikuti ke mana pun remaja itu pergi. Ke sekolah, ke lapangan bola, bahkan ke warung pun Virendra ikut serta. Alasannya karena hanya dengan begitu Virendra bisa menemukan petunjuk keberadaan Dewi Ranjana.

Meskipun tidak masuk akal bagi Danurdara, tapi remaja itu sekarang sedikit melunak. Ia membiarkan Virendra ikut ke mana pun dia pergi. Jika ada orang yang bertanya, ia akan menjawab seperti biasanya. Virendra adalah adik sepupunya.

Hari ini adalah Minggu pagi. Seperti biasa setiap hari Minggu, Danur mendapat tugas cuci mobil. Virendra tidak ikut membantu, pemuda itu hanya duduk di teras depan sambil mengamati Danur. Sebenarnya ia ingin membantu, tapi Danur melarangnya. Dia takut Virendra bukan meringankan pekerjaannya, tapi malah memberinya masalah. Sebab mobil tua kesayangan bapaknya tidak boleh lecet sedikit pun. Danur saja hati-hati sekali.

Pernah sekali Danuardara diam-diam mengendarai mobil bapaknya. Karena tidak hati-hati Danur menabrak pohon. Bagian depan mobil penyok. Alhasil sejak hari ini, Danur tidak diberi kepercayaan lagi untuk mengendarai mobil bapaknya.

"Bagaimana, Pak? Ada gambarnya?" tanya Sekar penasaran.

Bagaskoro tidak segera menjawab, pria dengan kumis tebal seperti Gatot Kaca itu sibuk mengamati benda segi empat ukuran 21 inci sambil memegang remote di tangan kanannya.

"Sabar, Bu. Ini juga lagi diusahakan." Bagaskoro menekan-nekan beberapa tombol pada remote TV.

Sudah beberapa hari ini TV mereka tidak ada gambar. Sekar yang hanya seorang ibu rumah tangga biasa, merasa kesepian. Karena hanya benda itulah satu-satunya hiburan ketika semua pekerjaan rumah selesai.

Untuk menghemat biaya pengeluaran, Sekar meminta suaminya untuk memprogram TV mereka. Sayang kalau harus memanggil tukang program TV, hanya mengotak atik sebentar saja harus bayar 50 ribu. Sekar merasa keberatan, uang 50 ribu bisa buat belanja sayuran dan lauk makan untuk satu hari.

"Nah, itu bisa. Nongol semua chanel-nya." Sekar berseru senang saat layar TV berubah-ubah Menayangkan beberapa Chanel yang sering ditonton olehnya.

Mendengar suara Sekar dari dalam, Virendra yang sedang duduk depan teras menoleh ke dalam, ia kemudian bangkit berdiri dan masuk ke rumah. Dari ruang tamu, Virendra bisa melihat TV yang sedang menyala. Dan tiba-tiba kedua matanya terbelalak lebar.

Selama tinggal di rumah Danurdara ini kali pertama Virendra memperhatikan benda itu. Berkali-kali Virendra melewati ruang tengah, TV selalu dalam keadaan mati. Jadi ini kali pertama Virendra melihat TV menyala. Rasa penasaran dan takjub mendorongnya berjalan masuk ke ruang tengah.

Ada manusia ... ada manusia di dalam kotak. Kata Virendra dalam hati. Layar TV sedang menayangkan gambar iklan, dan berganti-ganti. Virendra memandangi TV itu dengan bibir melongo serta kedua mata melebar takjub.

"Ke-kenapa ada manusia di dalam situ?"

Sekar dan Bagaskoro sontak menoleh, Virendra berdiri di belakang mereka. Tak lama kemudian ia berjalan melewati dua orang tua di depannya untuk lebih dekat depan TV.

"Kenapa ada manusia di dalam sini? Apa ini dunia lain? Apa ada alam lain selain Khayangan dan Mancapada ini?"

Mendengar itu Sekar dan Bagaskoro saling pandang, mereka bingung melihat tingkah Virendra, juga mendengar pertanyaan Virendra yang aneh itu.

"Rambut rontok dan bercabang, pakai shampo Hairrani. Rambutmu akan lebih sehat kuat dan hitam berkilau, jadi tunggu apa lagi. Rambut rontok? No way!!"

Di dalam TV muncul seorang gadis cantik dengan rambut panjang, tebal dan hitam sedang mengiklankan salah satu produk shampo ternama.

Saat iklan itu muncul, Virendra melotot kaget. Jantungnya berdebar hebat. Mulutnya menganga seperti hendak mengatakan sesuatu, tapi tidak satu patah kata pun yang keluar dari mulutnya. Virendra menjatuhkan kedua lututnya ke lantai. Ia berlutut depan TV, lalu dengan panik Virendra mencengkeram kedua sisi TV kuat-kuat.

You Are My DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang