Aku ikut (bab 3)

305 61 6
                                    

Keamanan negeri Navitri dijaga oleh seorang panglima perang yang gagah perkasa dan memiliki ilmu kedikjayaan yang sangat tinggi. Dialah Jendral Garendra. Panglima yang sangat patuh dan setia pada Raja Jayandara. Keamanan anggota keluarga istana adalah tanggung jawabnya. Jenderal Garendra menjadi garda terdepan jika ada kekuatan lain yang mengancam kestabilan negeri Navitri. Selain sebagai Senopati kerajaan, panglima Garendra juga adalah sahabat baik Pangeran Virendra.

Sejak kecil sang pangeran dekat dengan Panglima Garendra. Karena kedekatan itulah Raja tidak pernah khawatir setiap kali Pangeran Virendra meminta izin untuk pergi melakukan sesuatu di luar Istana bersama Garendra. Raja Jayandara percaya, bersama Garendra, pangeran Virendra akan selalu aman.

Seperti hari ini, Virendra merengek kepada sang ibunda supaya diizinkan untuk keluar dari istana bersama Garendra mendampinginya.

"Ananda mohon, Bunda ratu." Mata indah Virendra menatap sendu pada sang ibu. Memohon agar diizinkan untuk keluar dari istana.

Dewi Harnum tidak bisa berkeras hati bila sudah berhadapan dengan tatapan indah putranya. Wanita cantik itu mengusap lembut kepala Virendra dengan satu tangannya.

"Tapi berjanjilah Pangeran, kau harus pulang tepat waktu. Dan jangan jauh-jauh dari sisi Garendra."

"Baik Ibunda." Virendra mengangguk. Berjanji akan pulang tepat waktu dan tidak jauh-jauh dari sisi Panglima Garendra.

Hari itu sang pangeran akhirnya bisa keluar dari istana. Ia sangat senang. Merasa bebas lepas dari penjara sang ayah.

Panglima Garendra menemani sang putra mahkota menjelajahi negeri Navitri yang membentang luas di atas hemparan awan putih. Meskipun berada di lapis langit ke tujuh—di atas awan. Negeri Navitri juga memiliki sebuah kawasan hutan. Dan atas permintaan Pangeran Virendra, Panglima Garendra membawa pemuda rupawan itu mengunjungi hutan belantara itu. Sebuah hutan yang dijaga oleh siluman harimau. Sebuah hutan yang memiliki pintu kaca penggala. Pintu ajaib yang berfungsi sebagai penghubung dunia Khayangan dan Mancapada

Virendra berniat untuk pergi ke pintu itu, tapi dengan keberadaan Panglima Garendra yang selalu di sisinya, mustahil baginya bisa pergi ke area terlarang itu. Namun, Virendra tidak menyerah begitu saja, menggunakan karakter Garendra yang patuh, ia meminta laki-laki gagah perkasa itu untuk mencarikan makanan untuknya.

"Panglima Garendra, aku lapar. Carikan aku buah," kata Virendra memerintah.

"Hamba akan minta bantuan pada harimau putih mencari buah untuk Pangeran."

"Tidak, jangan menyuruhnya, aku mau kau yang memetik buah, langsung dari pohon."

"Kalau begitu, mari kita pergi bersama."

"Tidak. Aku tidak mau ke mana-mana. Aku tunggu di sini. Cepatlah pergi mencari buah, aku sudah lapar."

"Tapi, sangat berbahaya jika Gusti Pangeran jauh dari hamba."

"Jangan meremehkanku, aku menyerap semua ilmu yang kau ajarkan, panglima Garendra. Pergilah, aku akan baik-baik saja di sini."

Meskipun ragu, tapi Garendra akhirnya pergi mencari buah. Sebelum pergi, laki-laki perkasa itu membuat garis lingkaran pelindung. Sebuah garis yang dibuat dengan pusakanya. Garis yang mampu melindungi Pangeran dari marabahaya selama ia pergi untuk sebentar.

Akan tetapi Panglima Garendra lupa akan sesuatu. Ia lupa garis pelindung yang dibuatnya memiliki batas waktu, kekuatannya hanya bertahan untuk satu jam lamanya. Dan celakanya, kepergiannya mencari buah memakan waktu cukup lama. Semua karena ada sesuatu hal yang menghalangi jalannya. Tiba-tiba saja ada seekor siluman rusa yang terluka parah dan butuh pertolongannya.

You Are My DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang