• Chapter 8 •

136 53 24
                                    

• Happy Reading! •
-----------------------------------------

huftt..., yaudah deh gue ikhlas-in aja. Oh iya, jangan lupa minum susu oke? Biar kuat kaya Abang."

"Ahsiapp!" jawab Nael dengan nada Atta Halilintar.

"Good boy."

"Na?"

"Iya, Bang?"

"Si Mave ada chat kamu gak?"

"Kagak. Kenapa?"

"Ka--"

Ucapan Jav terpotong karena suara dering smartphone nya dan ia mengangkat telefon nya.

"Napa, Mave?"

"Gue dah nangkep orang yang maling markas kita, Bro."

"Serius? Lu sekarang dimana?"

"Biasalah, markas. Bukan markas utama, lu tau lah ya."

"Oke. Gue otewe"

"Bawa Nael juga."

"Ya iyalah gue bawa. Gue gak mau tuh anak ilang yee."

"Sip dah."

Pip!

Telefon pun berakhir. Jav menyuruh Nael untuk bersiap-siap dan Nael hanya menganggukkan kepalanya.

"Eh? Orang yang bawa pedang itu, Bang?"

"Maybe?"

"Yaudah."

Setelah bersiap-siap, mereka pun bergegas ke markas yang berada di tengah hutan dengan mobil nya.

"DIEM LU!"

"Lepasin, Anj--"

Jeje menodong kan pistol nya ke arah orang tersebut.

"Diam atau gue tembak lu sekarang?"

Orang tersebut pun langsung diam. Ia ketakutan!

Brumm!

"Jav ama Nael dah dateng, Jeje ama Cairo jaga mereka bertiga." kata Mave.

"Siap, Bang!" jawab mereka berdua dengan bersamaan.

Mave dan yang lainnya kecuali Jeje dan Cairo pun menghampiri Jav dan Nael.

The Empire Of Mafia || NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang