Greesel
Hey
Gue Zee
Gimana?
Kapan kita bisa mulai?
Kita omongin diluar, deh.
Ketemuan di Cafe mau? Aku
shareloc sekarang.Oke.
Setelah Greesel mengirimkan lokasi Cafe terdekat kepadanya, Zee pun segera mempersiapkan diri. Sepuluh menit usai semuanya, kini Zee sudah siap dengan pakaian sederhananya. Cukup memakai hoodie dan celana jeans berwarna hitam saja sudah tertera jelas betapa kerennya seorang Azizi.
Tanpa berlama-lama lagi, Zee pun menuju tempat lokasi yang sudah dikirimkan oleh Greesel. Zee menggunakan motornya untuk pergi.
Sampai di tempat, Zee melangkahkan kakinya untuk masuk. Pandangannya mengedar mencari keberadaan Greesel. Dan tak lama setelah itu, ada tangan lain menepuk bahu Zee.
"Halo!" sapanya riang. Zee terkesiap kaget, menoleh. "Lo--"
"Ayok, duduk disana," mulut Zee sudah duluan terbungkam karena Greesel menarik paksa tangannya. Zee pun akhirnya pasrah dengan perlakuan Greesel. Selanjutnya, mereka duduk di bangku yang tampak kosong.
"Mau pesen apa?" tanya Greesel. Zee menggeleng tipis. "Nggak usah, langsung ke inti aja. Habis ini gue mau langsung balik," jawab Zee menolak. Greesel awalnya terdiam, namun kemudian gadis itu terkekeh pelan.
"Zee, pesen minum dulu, deh. Nggak enak dateng doang tapi nggak beli apa-apa," tutur Greesel lembut. Zee tetap menolak, sekarang ia sedang tidak mood untuk memasukkan makanan maupun minuman kedalam perutnya.
"Lo aja yang pesen, Sel. Gue kenyang banget." timpal Zee jujur. Pada akhirnya Greesel tak lagi meminta Zee untuk memesan sesuatu, dan ia pun turut tidak ikut memesan apapun.
Greesel menegakkan badan. "Kamu mau ikut aku ke Bandung, nggak? Rencananya aku mau adain acara disana. Acara khusus buat aku sama kamu." tanya Greesel, terkesan menawari Zee. Yang ditanya cukup berpikir sejenak, sesudah itu Zee langsung mengangguki.
"Beneran? Kalau mau di Jakarta nggak apa-apa, kok. Nanti aku bisa usulin lagi," sambung Greesel. Tetap pada pendiriannya, Zee mengangguk lagi.
"Lebih baik di kota orang, gue bosen konser di Jakarta. Ya, walaupun konser gue cuman konser kecil-kecilan." Greesel tertawa kecil mendengar ungkapan dari Zee.
"Yaudah, kalau gitu atur jadwalnya. Nanti kalo shooting film aku udah selesai, kita langsung berangkat aja. Gimana?" tawar Greesel tanpa beban. Zee terbelalak, memangnya dia tidak lelah apa?
"Lo nggak bakal kecapekan? Gila aja, habis shooting langsung berangkat ke Bandung." Zee tak habis pikir dengan Greesel ini.
Tentu Greesel menggeleng. Menurutnya, kelelahan itu sama sekali tidak berdampak pada pekerjaannya. Sedari Greesel berumur tujuh tahun, ia sudah terbiasa melakukan kegiatan yang di atas kewajarannya. Contohnya menjadi bintang iklan, lalu bermain film, terkadang juga Greesel diundang ke salah satu kontes bernyanyi untuk bersaing bersama penyanyi cilik yang lain.
Greesel lakukan semuanya dengan berurut. Awalnya ia sempat merasa lelah dan hampir menyerah. Namun sesudah terbiasa menjalani, Greesel dapat menghapus rasa lelah tersebut, kemudian ia berubah untuk menjadi lebih percaya diri.