"Ya, emangnya kenapa? Aku berhak dong milih berangkat sama siapa aja. Kok kamu jadi gini, sih, Kak?"
"Kak, kamu sama sekali nggak ada hak buat ngelarang aku kayak gitu, kita cuman temen, hak kamu cuman nemenin aku, bukan ngekang ini-itu ke aku."
"Aku jadi tertekan."
Kalimat-kalimat itu seolah berputar di otak Zee, membuat kefokusannya terganggu. Zee buang napasnya, ia mencoba menfokuskan diri terlebih dahulu pada guru yang sedang menjelaskan materi pembelajaran di depan.
Dan Zee berhasil melakukannya sampai bel istirahat berbunyi, yang artinya pelajaran kali ini sudah berakhir.
"Baiklah, saya cukupkan sampai disini. Jangan lupa untuk mengerjakan soal di halaman barusan, terimakasih." sang Guru pun keluar dari kelas.
Zee beranjak, keluar dari kelas bersamaan dengan para murid-murid di kelasnya.
Oniel memanggil. "Zee! Mau kemana?"
Zee yang masih berada di ambang pintu pun menoleh, lalu ia menjawab.
"Toilet."
"Oh, kirain mau ke kantin," Zee cukup menggeleng menanggapi.
Zee lanjutkan perjalanannya, menuju toilet yang jaraknya cukup jauh dari kelas.
Saat sampai, langsung saja Zee mencuci wajahnya di depan wastafel berwarna putih. Ia berkaca, memandangi pantulan wajahnya dari dalam cermin yang memang di pasang di atas wastafel tersebut.
Dilihat-lihat, wajahnya terlihat kusut hari ini. Pucat, mata panda, mimik lesu, dan terpatri wajah tak bersemangat disana.
Berlama-lama memandangi wajahnya, akhirnya Zee memutuskan untuk keluar dari toilet.
Zee berjalan lagi ke arah kelasnya, berniat untuk kembali kesana.Saat hampir tiba di tempat yang di tuju, tak sengaja Zee berpapasan dengan Marsha. Kedua mata mereka sempat saling menatap, namun langsung diputuskan sepihak oleh Marsha. Gadis berkulit putih itu berjalan begitu saja melewati Zee yang masih diam mematung.
Seolah, Marsha biasa saja saat bertemu dengan Zee. Biasanya gadis itu akan menyapa dan mengajaknya untuk pergi ke kantin. Tapi kali ini Marsha sama sekali tidak membuka suaranya, dan dilihat juga wajahnya begitu datar tak berekspresi.
Kemudian tanpa berpikir panjang, Zee lanjutkan saja perjalannya sampai menuju ke kelas.
#Flashback On
Zee baru saja sampai di sekolah, ia turun dari motornya sekaligus membuka helm full face miliknya.
Tak sengaja, mata Zee menangkap dua gadis yang juga baru sampai ke sekolah. Setelah teliti lebih lanjut, di antara dua gadis tersebut ada satu gadis yang sangat dikenalnya.
Marsha.
Dan gadis yang bersama Marsha adalah. . . Adel?
Entah mengapa, suasana hati Zee berubah berantakan. Semuanya tercampur aduk saat melihat kedekatan Marsha dan Adel yang kian meningkat.
Sambil terbakar api kecemburuan, Zee langkahkan kakinya menuju dua gadis tersebut.
"Marsha, ngapain lo berangkat bareng dia?" tanya Zee, matanya melotot ke arah Adel.
Adel menyahut "Weh, santai, dong. Lagian Marsha-nya juga nggak masalah,"
Zee mengarahkan jari telunjuknya tepat di depan wajah Adel.
"Lo, diem!" Adel langsung terbungkam ketika Zee menyentaknya. Kembali kepada Marsha, kali ini Zee menatapnya tajam.
"Marsha, gue, kan, udah bilang sama lo kalo lo bebas pulang dan berangkat sama siapa aja asalkan jangan sama dia!" tekan Zee membentak.
![](https://img.wattpad.com/cover/335851596-288-k847010.jpg)