🥀___🥀
Kevin tahu kalau sekarang ia hanya perlu fokus pada kuliahnya dan anak yang kemarin ia sanggupi untuk menjadi terapis manual ketika ia melihat sederet angka yang masuk kedalam rekeningnya. Bukan main, bahkan Kevin tidak pernah membayangkan ia akan dibayar sebanyak ini. Karena uang muka ini pula Kevin yang harusnya pulang kuliah bersantai-santai dikamar kost sekarang malah pergi kerumah bossnya.
"Kamu sempet kan?" Wanita itu menyambutnya didepan pintu. Kevin sedikit terkejut karena penampilannya yang, bagaimana ya bilangnya?? Sexy?? Hanessa padahal hanya menggunakan celana bahan berwarna hitam dan blouse putih. Tapi entah kenapa aura wanita itu sangat kuat.
"Sempet kok mbak, ini saya baru dari kelas" Hanessa mengangguk mendengar jawaban Kevin, wanita itu menuntun jalan Kevin untuk masuk kedalam.
"Saya ada agenda makan siang sama kerabat, Leo baru pulang sekolah dan tidur siang. Kalau saya boleh minta tolong, Leo nya dijaga dulu selama saya keluar ya" Hanessa melirik jam dipergelangan tangannya, "Paling lama saya keluar cuma tiga jam"
Lagi-lagi Kevin mengangguk, padahal ia dibayar untuk ini tapi kenapa Hanessa bicaranya sopan sekali?
"Kalau begitu, saya pergi dulu" Ucap Hanessa, sebelum benar-benar pergi wanita itu mendekati Kevin terlebih dahulu, mengusap bahu pemuda itu dan tersenyum lebar.
Kevin yang diperlakukan seperti itu langsung terduduk begitu ia merasa Hanessa tidak ada diruangan yang sama dengannya.
"Hufttt ibu beranak satu gilaa!!" Ucapnya sambil mengelus dada. Doakan saja ia selamat selama bekerja dirumah ini.
🥀___🥀
"Yudhhh, tahann" Hanessa menghela nafas dalam ketika lelaki diatasnya itu menuruti keinginannya untuk menahan gerakannya sebentar. Hanessa menikmati ketika milik Yudha menyentuhnya dalam.
"Ssshhhhhh" Keduanya mendesah dengan nafas terburu karena sama-sama mengejar kenikmatan.
"Ness, loo shhhh" Yudha menggerakkan pinggulnya semakin cepat. Kedua tangannya ia pakai untuk menahan paha Hanessa yang tidak bisa diam.
Dijam makan siang, keduanya berada dikamar hotel milik Hanessa. Hotel ini adalah properti tersembunyi Hanessa, yang nantinya ia niatkan diberikan untuk Leo. Karena ini adalah properti rahasia, tentu saja seluruh karyawannya dapat dilobi. Tidak ada yang berani membicarakan Hanessa yang datang ke hotel dengan lelaki yang berganti-ganti. Tentu saja, power Hanessa itu sangat kuat. Wanita ular ini bisa saja menghasut para lelaki yang dia bawa untuk melakukan apapun kepada oknum yang berani angkat bicara tentang kunjungan mereka.
Kamar gelap yang hanya mengandalkan lampu tidur dinakas samping ranjang, baju yang sudah berserakan tidak karuan, dan tentu saja desahan keras dua manusia ini menjadi pelengkap yang pas jika untuk mendeskripsikan suite room ini.
Hanessa memejamkan matanya saat ia merasakan hentakan Yudha semakin cepat dan kuat. Pria itu terlihat sangat emosi karena mengejar pelepasannya.
"Aaahhhhh" Teriakan kuat yang tidak mampu Hanessa tahan ketika Yudha mengeluarkan penisnya dan menghentakkannya kembali dengan tenaga yang tidak main-main.
Setelah sentakkan itu, Yudha langsung menarik pelepasan mereka dan berbaring disamping Hanessa. Mereka berdua sama-sama menghadap kelangit-langit kamar, kondisinya tidak berbeda. Badan yang penuh dengan keringat, nafas tersengal-sengal dan tentu saja, keduanya sama-sama tidak mengenakan apapun untuk menutup tubuh mereka.
"Lo bisa ngobrol sama gue kalo abis gue ewe doang ya Ness" Ucap Yudha terkekeh.
"Kita udah ada perjanjian untuk itu Yudh, jangan libatin perasaan!!"
Yudha dan Hanessa memiliki hubungan seperti ini bukan baru sekarang, tapi sejak keduanya belum menikah. Singkatnya, Yudha ini adalah teman kuliah Deo, dari satu bulan sejak Deo mengenalkan mereka hubungan gelap ini terjadi. Tidak, Hanessa dan Yudha tidak berselingkuh karena mereka sama-sama sepakat kalau hubungan mereka hanya terjalin untuk ranjang. Yudha pun tidak bodoh untuk bersikap naif kalau Hanessa hanya melakukan ini dengannya. Yudha jelas tahu kalau ia hanya salah satu dari pria-pria yang membantu wanita itu memuaskan hasratnya karena hal itu tidak ia dapatkan dari suaminya.
"Gue balik" Ucap Hanessa sambil bangun dan memunguti pakaiannya dibawah kasur.
"Gue anter" Yudha pun melakukan hal yang sama. Bangun dan menggunakan pakaiannya kembali, setelah mengantar Hanessa ia harus segera kebandara untuk menyusul sahabatnya yang sudah berangkat dua hari yang lalu. Well, selain bersahabat dari kuliah, Yudha dan Deo ini pun partner bekerja. Sesuatu yang sangat membantu Hanessa selama ini.
🥀___🥀
Kevin terkejut saat ia menggendong Leo. Kata Hanessa anak ini sudah berusia enam tahun, tapi kenapa masih seringan ini??
"Leo mau makan apa? Om masakin"
Leo benar-benar senang dengan kehadiran Kevin, pemuda yang kemarin ia kira hanya orang asing yang kebetulan bertemu dengannya ditaman ternyata sekarang ada dirumahnya.
"Eyo mawu nasi goleng ais klim!!!" Anak itu bersemangat sekali.
"Ada-ada aja!!" Kevin terkekeh, "Nasi goreng aja oke? Ice krimnya setelah makan. Gak boleh dicampur!"
"Ummm, okee!!"
Kevin menjawil hidung Leo gemas, keduanya berjalan menuruni tangga perlahan. Ketika mereka sisa beberapa langkah lagi untuk mencapai anak tangga terakhir, Kevin sempat terkejut dengan Hanessa yang sudah duduk diruang keluarga. Kedua kaki yang sedikit mengangkang, badan bersandar pada sandaran sofa, kepala yang dibaringkan, mata pejam serta nafasnya yang sedikit tidak beraturan. Seperti baru saja terjadi sesuatu pada wanita itu tapi Kevin tidak mau menebak.
"Mamiii boboo" Leo berbisik dan menunjuk Hanessa.
"Iya, jadi kita jangan berisik okee??"
Anak itu tidak lagi menjawab, hanya mengangguk. Sampai keduanya didapur, tidak ada yang berbicara. Leo Kevin dudukkan di kursi bar, sementara dirinya sibuk menyiapkan nasi goreng untuk Leo. Kalau diperhatikan lagi, sepertinya rumah ini tidak ada pembantu, karena terasa sepi.
"Masak apa?"
"Ahhh!" Kevin meringis karena refleknya yang jelek. Pemuda itu gampang sekali terkejut.
"Sorry?" Ucap Hanessa merasa bersalah tapi disisi lain heran karena ia sama sekali tidak berniat mengejuti Kevin, bahkan ia sudah mengobrol sedikit dengan Leo tadi sebelum menghampiri Kevin.
"Masak nasi goreng, kamu mau??" Kevin melirik Hanessa sebentar kemudian mendengus. "Duduk aja deket Leo mbak, biar ku masakin sekalian" Ucapny, padahal pertanyaannya yang pertama belum disetujui oleh Hanessa.
Hanessa bingung, tapi tidak berani menolak karena Kevin mengeluarkan aura yang sedikit menakutkan. "...Okee" Ucapnya, lalu menyusul duduk disamping Leo.
Kevin sekali lagi melirik ibu dan anak itu, entah kenapa ia menjadi emosi ketika mencium aroma maskulin dari Hanessa, padahal Kevin ingat sekali wangi wanita itu sebelum pergi tadi.
🥀___🥀
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐃𝐞𝐫𝐧
FanfictionSecret, hidden, dark || (also feelings) ⚠️ Genderswitch ⚠️ Nohyuck (little haechan harem) ⚠️Age gap ⚠️ Cheating