14

1.4K 153 24
                                    



🥀___🥀




Hanessa tidak bisa bilang kalau Tio adalah cinta pertamanya, karena sebelum bersama lelaki itu ia telah berkali-kali berganti pasangan. Ada sesuatu dalam diri Tio yang membuatnya tidak bisa melepas lelaki itu dan akhirnya berlabuh pada sebuah pernikahan. Menurut Hanessa yang saat itu berusia dua puluhan, menikah itu adalah plan ke sekian, yang tidak mau ia tempuh dalam waktu terdekat. Betapa kuatnya Tio yang mampu meyakinkan dirinya saat itu.

Tapi kalau dibilang tidak mencintai Tio dimasa sekarang pun Hanessa tidak setuju. Ia jelas tahu sejak dulu bahkan sekarang cintanya masih milik Tio. Lelaki itu sama sekali belum pergi dari hati Hanessa pun selingkuhan Hanessa tidak ada yang mampu menggeser posisi Tio. Kalau ditanya penyebab ia selingkuh apa, jujur Hanessa bingung harus menjawab dengan jawaban yang seperti apa, karena rasanya semuanya sama saja, semua kalimat yang akan keluar dari mulutnya akan menjadi pembelaan basi semata. Meskipun masih ada sebulan lebih sebelum kepulangan Tio, tapi hati Hanessa sudah resah dari sekarang, dia—


"Mami dengal gasiii Eyoo bilang apa??!!" Hanessa tersentak terkejut, tatapannya pun beralih pada Leo yang sekarang menatapnya garang. Diseberang Leo ada Kevin yang menatapnya penasaran. Hanessa merutuk didalan hati, bisa-bisanya dia kehilangan konsentrasi disaat-saat seperti ini.

"Maaf sayang" Ucapnya, sembari membelai pipi Leo. "Eyoo bilang apa tadi??"

Anak kecil itu menghembuskan nafas pelan, "Eyooo bilang, nanti om Evin halus datang pas aku lomba Mamiii. Om Evin udah janji?!"

"Ohya?? Boleh kok"

Kevin mengernyit, rasanya tidak puas dengan respon yang Hanessa berikan. Tangannya terulur untuk menyentuh tangan Hanessa diatas meja.

"Ada masalah??" Bisiknya pelan, jemarinya mulai mengelus tangan halus itu, memberi Hanessa afeksi.

"Aku pusing" Jawab Hanessa, tidak bohong kepalanya memang pusing sekarang. Kevin mengangguk pelan, mengerti dengan keadaan Hanessa.

"Leo, ayoo cepat makannya. Sini Om suapin, biar kita cepat pulang trus mami cepat istirahat"

Hanessa memperhatikan bagaimana Kevin dengan teliti menyuapi Leo, Hanessa juga melihat bagaimana Leo nyaman dengan segala perlakuan Kevin, jika saja orang lain melihat interaksi ini, tidak akan ada yang menyangka kalau Kevin ini adalah guru dan teman bermain Leo. Mereka akan mengira kalau Kevin ini adalah ayah Leo.

Hanessa menghembuskan nafasnya pelan, seketika saja dadanya terasa sesak.






🥀___🥀




"Cuma ngasuh anak itu trus gaji Kevin gedee???" Gadis masih bertanya kepada Jean, padahal sudah jelas tahu kalau pertanyaannya tidak akan dijawab dengan serius. Gadis juga bingung kenapa akhir-akhir ini ia lebih sering menghabiskan waktu diluar bersama Jean daripada belajar dikamar kostnya.

"Aduhh, kalau telinga gue bisa ngeluh kayaknya dia udah ngeluh deh Dis, lo ngomongin Kevin mulu!!!" Jean bergerak mengusap telinganya, seolah benar-benar merasakan sakit akibat pertanyaan Gadis barusan. "Lagian ya, dia kerja tuh bagus. Gak kayak lu nih beban keluarga!"

Gadis jelas tidak terima, tangannya bergerak mendorong kepala Jean dengan telunjuknya. "Kalau gue beban, lo apa dong!!!"

𝐃𝐞𝐫𝐧Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang