9

1.3K 162 40
                                    



🥀___🥀



"

Sorry mbak" Kevin menunduk dalam, kalau tidak karena telfon Jean yang mengatakan kalau ban motor mereka pecah saat menuju kos Kevin, mungkin keduanya sudah melakukan hal yang tidak seharusnya dilakukan. Kevin merasa canggung tapi beda dengan Hanessa, wanita itu tetap menatap pemuda didepannya ini penasaran. Kalau boleh jujur, ia juga tidak mengerti entah seperti apa awal dari kelakuan mereka tadi.

"Kamu mau nyusulin temenmu?"

Kevin mengangkat wajahnya, entah ini hanya firasatnya saja atau bisa saja tidak, tapi ia merasa kalau Hanessa menginginkannya untuk tetap tinggal. Pemuda itu melirik jam digital dekat lemarinya, kegiatan mereka ternyata cukup lama meskipun hanya make out.


"Iya mbak, kalau mbak mau tunggu disini gak apa. Aku nugas didekat cafe sebentar sama mereka. Kasihan juga Leo" Tatapan keduanya beralih pada Leo yang sepertinya tertidur dengan nyaman. Baju anak itu sudah dilepas karena keringatnya bercucuran. Kos Kevin ini panas, tidak ada AC hanya kipas biasa.


Tidak ingin berlarut pada kecanggungan, Kevin segera berdiri untuk bersiap. Kalau ia lebih lama lagi dikamarnya bisa bahaya apalagi dengan Hanessa yang sepertinya tidak ingin memperbaiki posisi bajunya. Wanita itu masih diposisinya yang memperhatikan segala gerak gerik Kevin. Perasaan Hanessa tiba-tiba kosong, batinnya berperang meminta untuk mengatakan secara langsung bahwa ia tidak ingin Kevin pergi, namun Hanessa urung. Ia merasa tidak punya hak untuk itu. Tapi disisi lain Hanessa penasaran, seperti apa rasanya dimasuki oleh—

"Mbak?? Aku pergi dulu ya??" Kalimat Kevin mengembalikan Hanessa pada dunianya. Wanita itu menggeleng pelan untuk membuang semua pikiran kotor diotaknya.

"Gimana mbak??"

"Eh—??" Hanessa bingung sendiri. Gelengannya dianggap sebagai hal lain oleh Kevin.

"Nanti kalau mbak mau nitip, chat aja ya. Atau kalau mbak mau pulang kamarnya di kunci aja. Kuncinya dibawa mbak gak apa, saya punya cadangannya soalnya" Usai dengan kalimatnya Kevin bergegas menggunakan sepatunya, dan melangkah keluar.

"Kevin"

Panggilan Hanessa menghentikannya yang kini berdiri diambang pintu. Kevin berputar arah, Hanessa berdiri didepannya dengan baju berantakan dan rambut yang sama. Kevin sedikit meringis karena rambut Hanessa berantakan akibat dirinya.

"Kalau pekerjaan kamu saya tambah, kamu mau?"

"Leo butuh jam tambahan mbak? Atau mbak mau saya ngajarin Leo nyanyi?? Alat musik??"

Hanessa menggeleng pelan.

"Waktu Leo sama kamu udah cukup. Dari dia pulang sekolah sampai sore"

"Trus apa mbak?"


"Puasin saya"




🥀___🥀





Puasin saya

Puasin saya

Puasin saya

𝐃𝐞𝐫𝐧Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang