🥀___🥀
"Cemberut mulu!! Cepat tua entar!!" Jean mendorong satu bungkus jelly untuk Gadis. Sejak kelas pertama mereka, Jean memperhatikan Gadis yang selalu melamun dan tatapannya kosong.
"Temen lo—" Gadis memutar arah duduknya menjadi menghadap Jean sepenuhnya. Tidak langsung bicara, Gadis menatap Jean terlebih dahulu. Menimang apakah ia harus mengungkapkan apa yang ada didalam pikirannya saat ini. Disaat Gadis sibuk dengan perang pikirannya, disaat itu pula Jean yang mau tidak mau ikut menatap Gadis menyadari satu hal.
Bentuk wajah Gadis ternyata begitu indah. Wajah oval dengan pipi berisi yang sepertinya bawaan dari lahir, bibir ranum yang bawahnya sedikit lebih tebal, diujung bibirnya pun ternyata ada satu moles. Meskipun Gadis terkenal sebagai gadis jutek nan ambisius didalam kelas tapi ternyata itu tidak serta merta membuat Gadis abai dengan penampilannya. Riasan tipis diwajahnya terasa sangat cocok karena riasan itu berhasil membawa wajah Gadis lebih cantik.
"....Je!!! Lo denger gue kan???"
"Hahh???" Jean mengelap wajahnya ketika menyadari objek yang ia gumamkan didalam hati tadi ternyata sudah selesai menatapnya.
"Lo kenapa sih!! Gue udah ngomong panjang lebar gak lo dengerin????!!!"
Apa?? Gadis bilang apa tadi?? Jean berusaha keras untuk mengingat, mana tahu telinganya tidak berhenti berfungsi ketika ia melamun tadi. Bisa bahaya kalau misalnya Gadis tahu apa yang sedang ia lakukan ketika Gadis berbicara tadi, bisa-bisa nanti Jean akan——
"Sebel banget gue!! Lo nih yang duluan nyamper gue, bilang gue jangan cemberut, pas gue mau cerita Lo nya malah gini. Kebiasaan tahu gak kalau orang——"
Jean menghembuskan nafasnya tertekan, Gadisss Gadisss, dirimu cantik tapi kalau ngomel kenapa seperti ibu-ibu kost yang telat dibayar dua bulan.
🥀___🥀
"Hai love" Kevin masuk kedalam mobil dan bergerak mencium bibir Hanessa singkat. Tidak bisa terlalu lama karena ada Leo didalam mobil yang sama. Pemuda itu hanya terkekeh melihat Hanessa yang melotot.
"Om Evinnnnn, Eyoo kila kemalin om Evin gabakal bisa ikut aku sama mamaa"
"Bisa dong sayang" Kevin menjulurkan tangannya kebelakang untuk mengelus rambut Leo. "Om Evin bakalan selalu ada disetiap mama dan Leo butuh"
Jawaban Kevin membuat Leo mendengus. Hanessa yang sedang menyetir langsung mengernyit. "Leo, kok gitu responnya??" Hanessa tidak suka, meskipun ia memanjakan Leo, tapi kalau sikap putranya sudah keterlaluan, ia akan marah.
"Mama kok masih bisa pelcaya siii, papa juga dulu bilang bakal selalu ada waktu main sama kita, tapi sampai sekalang, gaada tuhhh" Dua orang dewasa didalam mobil itu sama-sama tercengang. Tidak percaya kalimat itu keluar dari mulut Leo langsung. Hanessa dan Kevin saling pandang, lalu Kevin menggeleng pelan, mengisyaratkan untuk Hanessa tidak lagi membahas topik itu. Mereka tidak tahu sesakit apa Leo karena tidak hadirnya sosok papa dimoment kecilnya selama ini.
"Leo, om Kevin gak bisa janji. Tapi Om Kevin usahain untuk selalu ada buat Leo. Om bakal usaha dengan usaha terbaik om. Jadi, kalau Leo ada apa-apa, just call om. Okay??"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐃𝐞𝐫𝐧
FanfictionSecret, hidden, dark || (also feelings) ⚠️ Genderswitch ⚠️ Nohyuck (little haechan harem) ⚠️Age gap ⚠️ Cheating