Entah bagaimana ceritanya, tamu asing yang tadi hanya kebetulan lewat kemudian mampir. Malah ijin menginap, atau numpang tidur di apartemen Jungkook dan Jaehyun.
Berdoa saja, bahwa Taehyung hanya numpang nginap. Tidak numpang melepaskan sperma dari buah zakarnya ke dalam diri Jungkook.
"Kami hanya punya satu kamar, apa kau tidak keberatan jika tidur di sofa?" Itu Jungkook yang bertanya, karena Jaehyun sudah tak sadarkan diri semenit yang lalu. Sehingga Jungkook harus memapah Jaehyun masuk ke kamar dibantu Taehyung menopang tubuh Jaehyun dari sisi kanan.
Taehyung berdehem, setelah meletakkan Jaehyun ke pembaringan. Melirik pada Jungkook yang memasangkan selimut pada Jaehyun hingga dada.
"Kemeja yang tadi sangat pas untukmu," komentar Taehyung, sambil matanya memindai tubuh Jungkook dari kepala hingga ke paha. Menunjuk pada kemeja putih tipis yang digantung di belakang pintu.
"Oh ya Taehyung, kau bisa pikirkan lagi tentang menginap di sini. Apartemen kami sempit, tak ada kamar tamu, kasur lantai, bantal atau selimut. Kau mungkin akan kedinginan sepanjang malam." Jungkook menjelaskan panjang lebar.
Selain untuk membuat Taehyung mengerti bahwa rumahnya merupakan pilihan yang buruk untuk menginap. Juga untuk menghindari sesuatu yang disebut kekhilafan tengah malam. Yah, siapa tahu itu bisa saja terjadi, jika mereka tak hati-hati.
"Aku tak masalah tidur di sofa depan televisi, aku bisa pakai mantelku sebagai bantal, dan sesuatu sebagai ganti selimut-" Taehyung pura-pura berpikir.
"Tubuhmu saja sangat cukup untuk menghangatkanku," ujarnya kemudian disertai kekehan.
Jungkook melotot, memberi kode pada Taehyung untuk berhenti berbicara. Ia takut Jaehyun mendengarnya.
Mereka berpindah ke sofa, Jungkook sebagai tuan rumah hanya ingin memastikan sofanya cukup layak untuk ditiduri tamu.
Karena merasa kasihan pada Taehyung, yang harus menahan dingin semalaman. Jungkook mengeluarkan selimut cadangan dari lemari. Sayang sekali ukurannya tidak terlalu besar. Tapi tak apa, semoga itu cukup membantu.
Sesuai yang dikatakan, Taehyung benar-benar tidur di sofa dengan mantel miliknya yang dijadikan penopang kepala.
Jungkook memberikan selimut di tangannya pada Taehyung. Kemudian kembali ke kamar untuk mengambil bantal.
"Kau bisa pakai bantalku. Biar aku pakai guling saja!" Jungkook menyodorkan bantalnya yang langsung disambut dengan senang hati oleh Taehyung.
Tapi bukan bantal yang Taehyung ambil. Melainkan pergelangan tangan Jungkook yang ia cengkram. Kemudian ia tarik, hingga tubuh Jungkook ikut terhuyung ke depan dan jatuh menimpa Taehyung di atas sofa.
"Bagaimana dengan sedikit pelukan?" Taehyung menaikkkan sudut bibirnya.
Jungkook menoleh ke arah kamar yang pintunya masih terbuka lebar. Ia mencengkaram bahu Taehyung menuntut pembebasan. Karena sungguh lengan Taehyung melilit pinggangnya serupa sabuk kulit buaya.
"Jaehyun mungkin terbangun," ucap Jungkook.
Melepaskan diri dari Taehyung tidak begitu sulit, yang sulit adalah melepas hasratnya yang terbakar setiap kali Taehyung menggodanya.
Jungkook beranjak dari sofa menuju kamarnya. Menghitung langkahnya hingga ke pintu, entah kenapa langkah kakinya terasa berat. Seolah tubuhnya menyuruh Jungkook untuk tetap di sofa berdekapan dengan Taehyung adalah pilihan yang luar biasa. Sementara logika Jungkook masih terus memimpin pria itu, sampai Jungkook berbaring di samping Jaehyun yang mendengkur.
Mata Jungkook sudah terpejam sepenuhnya. Ia hampir memasuki dunia mimpi, saat tiba-tiba pikirannya teringat akan sesuatu. Tumpukan cucian yang ia tinggalkan di mesin cuci. Sudah dibilas, tinggal dikeringkan. Jika dibiarkan, mungkin pakaiannya akan bau apek saat dijemur besok pagi.
Jungkook terbangun dengan cepat, berjalan melewati ruang tamu menuju mesin cuci yang letaknya di dekat balkon tepat di samping dapur.
"Astaga untung saja aku ingat!" seru Jungkook pada cuciannya.
Ia memindahkan separuh pakaian yang tersisa ke pengering. Kemudian ketika ia berniat memutar tombol pengering. Seseorang tiba-tiba memeluknya dari belakang.
Jungkook berjengit kaget, menoleh dengan cepat. Karena setahu dia, Jaehyun jarang sekali terbangun jika sudah mabuk dan tidur mendengkur. Jungkook lupa jika di apartemennya ada makhluk lain yang punya hormon tidak tahu aturan. Mudah baper, hanya karena melihat Jungkook berkeliaran.
"Taehyung," gumam Jungkook, saat matanya melihat teman suaminya itu merapatkan badan. Menghimpit tubuh Jungkook ke mesin. Hingga badan mesin itu ikut terdorong membentur tembok.
"Taehyung tolong jangan lalukan ini!"
Dalam hati : please, gagahi saja aku. Jangan banyak bicara, perkosa saja!
Taehyung meremat pantat pemuda Jeon yang mengeluh minta dilepas, tapi badannya malah makin panas.
"Biarkan aku memanjakanmu malam ini," bisik Taehyung tepat di telinga kiri. Membuat seluruh bulu kuduk Jungkook berdiri, geli.
Taehyung membalik tubuh Jungkook menghadapnya. Memberinya sentuhan lembut di wajah, bermain-main di belahan bibir pemuda Jeon. Lalu bibir Taehyung mengecup tahi lalat di bawah bibir Jungkook.
"Titik ini seakan menggundangku untuk mengecupmu, setiap kali aku melihatnya."
"Tae ... ini tidak baik!" Jungkook mengeluh, ingin rasanya mendorong Taehyung menjauh. Tapi sialnya tubuh Jungkook malah mendamba bibir Taehyung untuk menjelajahinya.
Taehyung menjilati mole di bibir Jungkook sekali lagi, seolah candu pada titik hitam itu. Sekaligus candu pada pemiliknya. Taehyung menggesek permukaan celananya yang mulai sesak pada milik Jungkook yang tertutup celana piyama tipis.
"Tae, hentikan! Ini salah!"
Taehyung tak peduli, ia memiliki niat malam ini. Ia tak akan berhenti sampai niatnya terlaksana.
"Mari aku bantu membuka celanamu!" Seolah kata-kata Jungkook tak ia dengar, Taehyung justru menarik turun celana Jungkook hingga paha. Kemudian mengangkat sebelah kaki Jungkook agar celana itu terbebas darinya.
Taehyung tersenyum evil saat dilihat olehnya celana dalam yang dikenakan Jungkook sesuai pesanannya.
"Kau benar-benar menurutiku, ungu adalah warna favoritku," ucapnya, menyentuh permukaan kain fabric itu. Kemudian mengecup tonjolannya.
"Please, Tae. Aku harus mengeringkan pakaian ini dulu!" Jungkook mengeluh, lalu melenguh saat Taehyung tanpa aba-aba menurunkan celana dalamnya. Membuat milik Jungkook yang tersembunyi menampakkan diri.
Benda imut, merah muda, yang setengah terjaga. Menantang Taehyung untuk segera melecehkannya. Memberinya pelayanan terbaik malam ini. Seperti mengecup, mengemut, menjilat dan hal-hal lain yang akan membuat benda itu mengeluarkan putih susu.
"Kau ingin mengeringkan pakaian bukan?"
Jungkook mengangguk sebagai jawaban, lidahnya kelu. Pipinya bersemu kemerahan.
"Mari aku bantu!" Taehyung menyingsingkan lengan, mengulurkan tangan.
....
100vote bisa ya... Untuk buka bab berikutnya.
Selanjutnya akan lebih panas dan menggetarkan. Jika tak sabar bisa baca versi lengkap+tamat di pdf. Harga 40k.
Chat 0888-0112-9597 untuk info lebih lanjut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Toxic Friend (Tamat Di Pdf)
Hayran KurguReuni teman sesama SMA yang harusnya jadi ajang pertemuan dan mengenang masa-masa remaja, malah menjadi malapetaka. Saat Taehyung yang mabuk malah menggauli istri dari sahabatnya. Parahnya, setelah kejadian itu. Taehyung makin candu. Hingga membuat...