Setelah kepergian Taehyung, Jungkook beraktifitas seperti biasa. Ia lupa pada tawaran Taehyung tentang investasi dan saham. Satu-satunya yang ia ingat dari pria itu adalah kenikmatannya. Proses menuju itu dan benda hidup yang membuat Jungkook menuju kesana.
Setiap kali Jungkook mencuci pakaian di mesin cuci. Tubuh Jungkook ikut bergetar, membayangkan apa yang dilakukan Taehyung padanya di atas mesin pengering.
Jungkook kadangkala harus melakukan onani, ketika memori dan hormon dalam dirinya naik. Sementara bercinta dengan Jaehyun sudah tidak menarik.
Jungkook hanya sekedar membuka kaki, dimasuki, lalu pura-pura merintih padahal ia tidak merasakan apa-apa kecuali rasa lengket dan basah. Tidak ada rasa nikmat yang panas membara. Semua kegiatan becinta dengan sang suami seperti lalapan tanpa sambal. Kurang menggairahkan.
Jungkook berupaya mencaritahu nomor ponsel Taehyung melalui Jaehyun. Tapi selalu saja gagal, karena Jaehyun ternyata mengunci ponselnya dengan pola yang rumit. Dan Jaehyun selalu berusaha menghindar saat Jungkook bertanya tentang Taehyung padanya.
Tapi hari ini, entah mimpi apa Jungkook semalam. Jaehyun yang baru saja pulang kerja langsung memeluk Jungkook yang sedang memasak dari belakang.
"Aku mendapat pinjaman dari temanku untuk investasi. Dan dia ... tidak meminta jaminan."
Jungkook menoleh, meninggalkan sendok sayurnya di piring.
"Siapa temanmu yang sangat baik itu?""Mingyu. Kau tahu dia kan ... teman satu kelasku di sekolah dulu."
Jungkook manggut-manggut mengerti, lalu berbalik untuk mengaduk kuah sup yang sudah hampir matang. Tapi kemudian ia berbalik lagi, dengan tatapan heran.
"Omong-omong ... kenapa Mingyu tiba-tiba memberimu pinjaman besar. Apa kau tidak curiga padanya?"
"Ah, kau ini. Harusnya dia yang curiga pada kita karena aku tiba-tiba menghubunginya sekadar bercurhat tentang modal." Jaehyun membela, mengambil sepotong ayam goreng yang masih ada di saringan. Kemudian menggigitnya. Ia berjalan ke meja makan sambil mengunyah paha ayam yang baru saja digigitnya.
"Lalu dia langsung memberimu pinjaman satu juta won, begitu?" Jungkook masih ragu. Bertanya lagi untuk yang kedua kali.
Setelah mencicipi kuah yang rasanya sudah pas, Jungkook mematikan kompor. Lalu mengangkatl panci berisi sup yang mengepulkan asap menggunakan sarung tangan ke meja makan.
"Benar dia tak meminta jaminan?" Jungkook bertanya lagi. Setahu dia, tidak ada sesuatu yang gratis di dunia ini. Terutama tentang uang. Jungkook tidak ingin ada permasalahan yang membelitnya di kemudian hari.
"Kenapa kau meragukan temanku? Dia sahabat baikku sejak SMA!" sahut Jaehyun tak terima.
Jungkook tidak bertanya lagi, ia lanjut menata meja makan dan mengatur piring dan menu. Meski di dalam otaknya masih berputar tentang banyak pertanyaan dan keraguan.
Sahabat baik juga bisa menikung. Kau belum tahu saja, temanmu yang bernama Taehyung itu sudah menggauliku lebih dari lima kali. Itu yang kau sebut teman baik? Gerutu Jungkook dalam hati.
Tidak sabar rasanya begitu Jaehyun mendapatkan uang dan memutuskan untuk menghubungi Taehyung. Jungkook terus saja mengekori Jaehyun sejak dari ruang makan hingga ke kamar.
"Kau ini kenapa, sih?" Jaehyun mendadak berhenti melepas kemeja. Karena dirasa Jungkook berdiri di dekatnya tanpa menggeser tubuh sedikit pun.
"Aku tidak sabar untuk memulai bisnis. Ini impianku sejak lama." Jungkook menjawab tepat sasaran. Mulai pandai mengalihkan pembicaraan. Hingga Jaehyun percaya begitu saja, lalu menyerahkan ponselnya pada Jungkook agar istrinya itu bisa menghubungi Taehyung sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Toxic Friend (Tamat Di Pdf)
FanficReuni teman sesama SMA yang harusnya jadi ajang pertemuan dan mengenang masa-masa remaja, malah menjadi malapetaka. Saat Taehyung yang mabuk malah menggauli istri dari sahabatnya. Parahnya, setelah kejadian itu. Taehyung makin candu. Hingga membuat...