Kenyataan

573 122 24
                                    

Terlihat Jungkook mengepalkan tangan, bersiap memukul kepala Taehyung untuk yang kedua kali. Tapi pria itu enggan melepas pelukan. Pun tak sudi untuk pergi dari sana. Tangannya senantiasa mendekap Jungkook erat. Lalu mencuri ciuman di ceruk leher pemuda Jeon yang marah dan berteriak.

"Bajingan! Jangan coba sentuh aku lagi!"

"Aku tidak akan melepasmu, Kook. Aku sudah berjanji di atas gedung waktu itu kau milikku."

"Enyah kau!" Jungkook berteriak, meronta sekuat tenaga. Tapi Taehyung lebih berambisi dari sebelumnya. Ia menggendong Jungkook seolah membawa sekarung beras dan meletakkan tubuh pemuda itu di sofa.

Jungkook yang terengah karena amarah, menampar Taehyung hingga pipinya merah. Pria Kim tak tersulut emosi sama sekali. Ia mencekal kedua tangan Jungkook lalu menahannya di atas kepala.

"Dengarkan aku dulu!"

"Tidak!!"

"Please Jungkook, diamlah sebentar!" Taehyung berseru, nyaring sekali. Membuat Jungkook akhirnya diam, mengatur emosi yang terlanjur tumpah bagai air bah.

"Ya, aku mendekatimu untuk balas dendam pada Jaehyun. Ya, aku bercinta denganmu awalnya karena nafsu. Ya, aku melakukan semua itu agar Jaehyun merasakan apa yang dulu aku rasakan. Seperti bagaimana ia mejatuhkan harga diriku dan merebut kekasihku. Ya, itu semua berawal dari balas dendam. Tapi coba kau dengar-"

"Sialan kau!" Bentakan kasar itu tidak berasal dari mulut Jungkook lagi. Melainkan dari seseorang yang sejak tadi berdiri di depan pintu mengamati.

Tidak menunggu lama, Jaehyun yang dikuasai emosi. Menarik bahu Taehyung lalu melayangkan pukulan bertubi-tubi ke wajah tampan pria itu, yang tidak melawan sama sekali.

Taehyung terjerambab ke lantai, memegangi sudut bibirnya yang berdarah. Taehyung tidak melakukan reaksi apa-apa, karena ia tahu ia sedang berada di situasi yang salah.

Jaehyun mendekati Taehyung yang terduduk di lantai. Mengangkat kerah kemejanya untuk memberinya pukulan yang lebih dahsyat dari sebelumnya.

Jungkook yang menyaksikan itu di sofa, sedikit tak terima. Meski ia membenci pria itu saat ini. Tapi hatinya tak tega melihat Taehyung terluka.

"Hentikan, Jae! Jangan pukuli dia lagi!"

"Diam kau pelacur murahan!" Jaehyun mengumpat pada Jungkook yang memohon di sofa dengan mata sembab, dan tangan gemetar menyaksikan semua.

Pemuda yang sedang hamil itu mengatupkan bibirnya. Setetes air mata ikut serta menyelimuti pandangannya yang mengabur. Dada yang terasa hancur, dan harga diri yang terhambur.

Taehyung bisa menerima rasa sakitnya dipukuli, tapi ia tak bisa mentolerir apapun yang bisa melukai hati orang yang ia cintai. Terutama menyangkut harga diri.

Tangannya mengepal erat, dan ia menjelma seperti sosok hulk yang murka. Menabrak tubuh Jaehyun, lalu membantingnya ke lantai, hingga nyaris saja kepala pemuda itu mengenai sudut meja.

Jaehyun meringis memegangi kepala dan pinggangnya. Namun, rupanya Taehyung belum juga puas. Ia kembali menghadiahi Jaehyun, sebuah pukulan tepat di mulutnya.

"Mulut kurang ajarmu harus diberi pelajaran."

"Tolong hentikan!" Jungkook meratap di kursi, memegangi perutnya yang bergejolak.

Benar kata dokter kandungan. Emosi yang dialami sang ibu akan berdampak pada sang bayi. Jungkook mengalami itu. Perutnya berkontraksi dan ia mendadak pucat dan berkeringat.

"Jungkook!" Taehyung yang panik, tidak mempedulikan Jaehyun lagi dan lekas menghampiri Jungkook. Menggendong Jungkook dan membawanya turun menuju mobil Taehyung yang terpakir.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 24 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Toxic Friend (Tamat Di Pdf) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang