Lift

1.9K 216 26
                                    

Pada saat sore menjadi semakin petang, Jungkook dan Taehyung berpelukan. Masih separuh telanjang, berkeringat, dan napas yang belum sepenuhnya teratur.

"Aku tidak tahu kenapa melakukan ini denganmu," bisik Jungkook nyaris tak terdengar.

"Kau teman Jaehyun, dan Jae adalah suamiku. Ini tidak akan bertahan lama." Jungkook menarik pakaiannya yang ada di ujung dengan kakinya. Bangun dari pelukan Taehyung untuk memasang kemeja tipisnya.

"Kalau kau mau, aku bisa janjikan masa depan yang lebih baik." Taehyung mengelus punggung Jungkook, bangun perlahan untuk mengecup tengkuknya.

Seakan tak mau berpisah, Taehyung memeluk erat Jungkook dari belakang. Membuat pemuda itu kesulitan memasang kemejanya.

"Aku harus pulang, hari mulai gelap." Jungkook menengok ventilasi udara di sebelah utara. Tadi saat ia baru masuk, cahaya matahari masih terlihat kekuningan. Namun sekarang yang ada hanya sinar lampu dari luar yang tidak terlalu silau.

"Aku akan ikut denganmu!" Taehyung mengecup lagi tengkuk Jungkook lalu melumat cuping telinganya yang lembut.

"Jaehyun akan curiga jika kau sering menginap."

"Dia temanku, dia tahu aku. Aku yang harusnya curiga padanya. Kenapa tiba-tiba menikahimu."

Bahu Jungkook tegap, mengikuti reaksi si pemilik bahu yang tertegun. Lalu menoleh pada Taehyung yang masih mengendus perpotongan leher Jungkook yang beraroma bayi bercampur keringat.

"Memangnya kenapa?" Jungkook tidak tahu sama sekali maksud perkataan Taehyung. Ia yakin sudah tahu semuanya tentang Jaehyun. Bahkan aib paling memalukan sekalipun.

"Tidak ... lupakan saja. Itu hanya lelucon masa remaja," sergah Taehyung. Melepas Jungkook dari pelukan, untuk memasang pakaiannya yang tergeletak di sudut ruangan.

.
.

Taehyung tidak bercanda saat mengatakan akan ikut Jungkook ke apartemennya dengan alasan paling masuk akal. Mengantar Jungkook dengan selamat sampai ke tempat.

Jaehyun baru saja kedatangan tamu setengah jam yang lalu. Ada sisa puntung rokok dan dua gelas bekas bir yang masih tersisa sedikit cairan di dasarnya.

Taehyung berjalan masuk di belakang Jungkook dengan antusias menyapa Jaehyun yang sedang menonton drama.

"Hai ... Jae!"

Jaehyun menoleh lekas berdiri untuk memeluk Taehyung.
"Kenapa repot-repot mengantarnya. Dia bisa pulang sendiri dengan taksi."

"Tidak masalah, istrimu sudah kuanggap keluarga." Taehyung menyahut, mendudukkan diri di sofa. Sementara Jungkook lekas masuk ke kamar untuk berganti pakaian.

"Bagaimana pembahasan tadi, pasti kau menemui kesulitan sampai baru selesai petang?" Jaehyun menuang bir dalam gelas, menggesernya ke dekat Taehyung. Namun pria itu menolak.

"Agak sulit memang, karena sistem semacam ini memang agak rumit. Istrimu bersikeras untuk menguasai. Tapi itu tidak akan berhasil dengan mudah. Butuh dua atau pertemuan lagi agar dia bisa menguasai."

Jaehyun manggut-manggut mengerti. Memanggil Jungkook yang baru saja keluar dari kamar hanya mengenakan kaos polos dan celana pendek sepaha. Sengaja menunjukkan mulusnya betis dan pahanya pada sang tamu.

"Ambilkan dua gelas bir di dapur!"

Jungkook mengangguk dan segera berlalu untuk datang kembali membawa apa yang diminta sang suami.

"Tuangkan minuman untuk tamu kita!"

Taehyung melirik Jungkook yang sedang memindahkan isi di dalam botol bir ke gelas. Poninya terurai ke depan, membuat Taehyung gatal ingin menyelipkan jarinya di sana.

Toxic Friend (Tamat Di Pdf) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang