"Pesanan Anda, Tuan!" Seorang pelayan membawa nampan besar coklat tua. Berisi menu favorit Jungkook yang entah bagaimana Taehyung bisa mengetahuinya.
Kimbab, topoki, smoothie pisang, eskrim vanilla, perpaduan menu yang tidak biasa. Tapi jelas Jungkook akan memilih menu itu dimanapun ia berada.
Taehyung sedikit melirik Jungkook yang matanya bersinar cerah melihat sajian itu ada di depannya. Lupa pada fakta tentang kecurigaannya tadi pagi. Harusnya ia bertanya dulu perihal perempuan yang mengangkat panggilan Jungkook. Atau jangan bertanya sama sekali karena Jungkook memang tidak berhak untuk tahu hal itu.
Jungkook tentu saja tidak akan menyiakan hidangan di atas meja. Ia duduk bersila di karpet. Menyantap dengan mantap topokinya di atas meja setinggi 30cm.
Sementara Taehyung duduk di hadapan Jungkook menatapnya hampir lupa caranya untuk berkedip. Karena pemuda itu tampak sangat lucu saat mengunyah makanan. Mulut kecil dan pipinya yang sedikit berisi persis seperti kelinci yang sedang mengunyah. Tak tahan rasanya Taehyung ingin mencubit pipi ranum itu.
"Kau tidak ikut makan?" Jungkook menyendokkan satu penuh eskrim ke dalam mulutnya, sambil melihat Taehyung yang hanya diam mengamatinya.
"Melihatmu makan, aku sudah kenyang."
Rayuan yang klise sekali, tapi itu cukup membuat Jungkook tersipu dan merona.
Jungkook makan begitu lahap, tidak ada suara yang terdengar selain kecapan mulutnya saat mengunyah sesuatu. Tapi kemudian bunyi ponsel Taehyung membuat Jungkook menoleh lalu menajamkan pendengarannya.
Jungkook tidak tuli untuk bisa mendengar dengan jelas suara wanita di seberang sana. Persis seperti suara tadi pagi yang menyambutnya. Jungkook berhenti mengunyah. Melirik tajam pada kulit ponsel yang ditutup softcase hitam mengkilap.
"Kekasihmu?" Jungkook tidak bisa menghentikan rasa ingin tahu. Matanya juga ikut berkilat penuh kecewa.
Taehyung menoleh ke arahnya, memberinya dua alis yang dinaikkan membentuk gelombang. Kemudian menutup tempat suara ponsel dengan tangan.
"Maksudmu?" Taehyung balik bertanya.
"Sudah lupakan." Jungkook meletakkan potongan kimbab yang sudah hampir mencapai mulutnya, kembali ke piring keramik putih.
Ia mencelupkan tangannya pada baskom berisi air, untuk mengakhiri sesi makan ini. Taehyung menatap Jungkook yang bersiap untuk pergi. Ia kemudian cepat mengakhiri obrolan dengan seseorang di telponnya.
"Kita belum membahas apapun!" Taehyung menahan lengan Jungkook. Pemuda berparas cantik itu sudah memakai jaket denimnya kembali dan menaruh ponselnya di saku celana.
"Kau punya obrolan lebih penting dengan wanita itu."
Taehyung tergelak, ia melihat pipi Jungkook merah dengan gigi gemeretak. Tangannya gemetar, saat Taehyung mengusapnya dan ia berpindah posisi duduk di dekatnya.
"Kau cemburu pada manajerku?" Taehyung tanpa basa basi bertanya, siapapun tahu Jungkook sedang cemburu. Tapi demikian wajahnya jadi semakin lucu.
"Manajer yang mengaku kekasihmu?" Jungkook tetap menunduk meremat ujung jaketnya.
"Apa dia mengatakan itu padamu?"
Jungkook mengangguk, lalu menoleh untuk melihat kesungguhan di mata Taehyung. Tapi pria itu malah tertawa terbahak-bahak.
"Dia memang suka berbuat jahil pada siapapun, terutama nomor baru. Maka aku menghubungimu lewat Jaehyun dan berbicara formal agar suamimu tidak curiga."
Jungkook mengedipkan mata tak percaya, tapi rasa sesak di dadanya sedikit berkurang.
"Aku akan mengenalkanmu padanya besok, kau bisa nilai sendiri bagaima sifat Lena."
KAMU SEDANG MEMBACA
Toxic Friend (Tamat Di Pdf)
Fiksi PenggemarReuni teman sesama SMA yang harusnya jadi ajang pertemuan dan mengenang masa-masa remaja, malah menjadi malapetaka. Saat Taehyung yang mabuk malah menggauli istri dari sahabatnya. Parahnya, setelah kejadian itu. Taehyung makin candu. Hingga membuat...