Semoga ini
adalah awal dari restu
sang maha kuasaMendapati hadiah dari Zaenab tadi Daniel yang masih berbunga-bunga terus memancarkan wajah bahagia. Dan hal itu sontak membuat kedua sahabatnya sedikti penasaran dengan isi buku yang di hadiakan tadi.
"Itu buku apasih? Boleh lihat gak?" tanya Dio penasaran.
"Etsss! Gak boleh ini dari Zaenab bukan dari Inda, jadi hanya aku yang berhak atas buku ini, kalian tidak." jawab Daniel menegaskan.
"Bentar deh Nil sepertinya aku familiar dengan buku di tanganmu itu, coba sini lihat sebentar?" ucap Elzier menerka.
Daniel mantap bukunya cemas, lalu dengan penuh hati-hati segera memberikannya pada Elzier yang sepertinya tahu isi dari buku itu.
"Nahh! Ini kan buku Hadist dan suratan pendek! Gue aja punya." cetus Elzier tak salah menebak.
"Maksudnya gimana?" tanya Daniel penasaran.
"Jadi ini buku untuk tuntunan orang islam belajar hadist dan bacaan surat pendek saat belajar salat. Lo yakin mau nyimpen nih buku?" tanya Elzier memastikan.
"Kenapa gak yakin? Ya yakin lah!" tegas Daniel cepat.
"Wahhh! Sepertinya udah ada yang siap login nih!" cetus Elzier meledek.
"Login ep ep?" tanya Dio tak mengerti.
"Gila lu!"
"Ya Login apa? Gue gak ngerti!" ucap Dio polos.
"Login jadi islam kayak gue?" cetus Elzier yang sontak membuat Dio membelalak.
"Ehhh aneh-aneh! Yang bener aja Daniel masuk islam, gak mungkin ya kan, Nil?" tanya Dio memastikan.
"Ya suka-suka gue lah?" cetus Daniel cepat.
"Jangan gila deh Nil!"
"Nape sih? Biarrin aja napa dia jadi mualaf toh gak ngerugiin elo!" ucap Elzier heran.
"Gue tau kagak bakal ngerugiin gue! Cuman kalau keinget bokapnya Daniel ngamuk! Pehhh mending jangan coba-coba dah! Mati berdiri Daniel nanti." jelas Dio memperingati.
"Kagak takut gue mah sama bokap jahat itu, karena yang gue takutin saat ini cuman kebahagiaan gue ilang lagi."ucap Daniel dengan senyum terpaksanya.
Dio menatap dalam sahabatnya lalu dengan lantang menyemangatinya. "Nanti samperin Zaenab! Ungkap tentang keseriusan Lo sama dia. Gue harap hasilnya gak bakal ngecewain Lo dan kita berdua."
"Makasih!" jawab Daniel dengan senyum penuh harapnya.
Setelah meyelesaikan persyaratan wisuda yang cukup melelalahkan Indah dan Zaenab yang saat itu baru keluar dari kelasnya segera disambut hangat oleh Daniel dan gengnya.
"Hai, Nab!? Sibuk gak hari ini?" tanya Daniel menyelidik. Indah yang saat itu akan menyerobot untuk menjawan segera di hentikan oleh Dio yang berjaga. "Ehhh ... Ehhh ... Elo itu bisa gak kalau jangan ganggu dulu pembicaraan mereka. Gak sopan tau!" seru Dio dengan tatapan sengitnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SYAHADAT UNTUK ZAENAB
Aktuelle LiteraturEngkau adalah doa yang setiap saat aku tunggu untuk menyempurnakan imanku? Kisah cinta dua insan yang memiliki perbedaan keyakinan? Akan mereka bersatu walau harus menghancurkan dinding penghalang? Atau bahkan akan berpisah dengan luka dalam yang ak...