Indama iftaqodtuka lan abhatsu a'nka ba'iedan ... bal saandzuru ilaa a'maqi qolbi haitsu takuunu daaiman."
(Saat aku kehilanganmu, maka aku tidak akan jauh-jauh mencarimu. Tapi cukuplah aku mencarimu di dalam lubuk hatiku yang engkau selalu berada di sana)
"Ada apa, Ndok katanya kamu nyari Abah?" tanya Abah penasaran.
"Iya, Bah ada yang harus Zaenab sapaikan." ucap Zaenab serius,
"Ada apa?" tanya Kak Irfan yang tiba-tiba datang.
"Jadi gini, besok jumat Daniel akan kerumah! Untuk menepati janjinya, Bah? Jadi Zaenab harap Abah dan semuanya mau merestui hubungan kami berdua." ucap Zaenab semangat.
Buk Nyai nampak menorehkan senyum bahagia akan kabar baik putrinya itu, namun sepertinya tidak dengan Abah dan kedua kakak laki-lakinya. "Ya terserah! Cuman kalau dia tidak datang maka akan sesuai kesepakatan, kamu harus menikah dengan Gus Fatih." ucap Kak Irfan jutek.
"Aku yakin dia datang?" ucap Zaenab percaya diri.
"Baiklah, Ndok! Abah menyetujui." ucap Abahnya dengan senyum terpaksa di bibirnya.
Zaenab tersenyum sumringah saat mendapati respon baik dari Abahnya. Lalu buru-buru pergi kekamarnya untuk menanti hari esok yang akan membuatnya bahagia sepanjang hidupnya.
Disisi lain Daniel yang baru saja selesai koas, kini terlihat tengah nongkrong bersama kedua sahabatnya. Dia nampak cemas yang sontak membuat Dio dan Elzier mulai bertanya akan alasannya. "Ada apa si? Kayaknya cemas banget!" tanya Dio yang kemudian di angguki Elzier menyetujui.
"Gue tadi pagi tagih janji sama Zaenab!" jawab Daniel bingung.
"Terus?"
"Ya Gue bingung? Jumat besok gue bakal jadi orang Islam! Gimana rasanya? Gue bingung dan Gue takut gak bisa tanggung jawab." jawab Daniel lesu.
"Lo masuk islam karena hati lo apa karena Zaenab sih sebenernya?" tany Elzier penasara.
"Ya karena Zaenab!" jawab Daniel Lantang.
"Percuma jika Lo masuk ke agama orang hanya karena formalitas atau semata-mata ingin di sebut sayang! Rugi di hati dan batin, Nil? Saran Gue Lo mantepin lagi dah minta waktu buat ini, jangan hanya karena Zaenab lo bodoh!" ucap Elzier menasihati.
"Bener tuh kata Elzier! Janga dulu kalau masih ragu, masa Zaenab gak mau ngertiin sih?" tegas Dio membenarkan.
"Dan kalau kamu pengen tahu, hari jum'at besok itu akan ada peraktek dari dokter luar negri, gue yakin gak bakal Boleh Lo keluar! Tapi kalau malam Zaenab mau ya gak masalah, pas selesai Koas tuh!" jelas Elzier cepat.
"Oke besok pagi Gue bakal kabarin dia? Pasti dia mau ngerti." jawab Daniel meyakinkan kedua sahabatnya.
"Bagus tuh!" tegas Elzier yang sontak diangguki cepat Oleh Dio sahabatnya.
Nasib adalah nasib dan jodoh adalah jodoh jika nanti mereka tidak akan bersatu itu bukan salah mereka melainkan jalan Nasib yang sudah di aturkan.
Pagi Indah dengan cuitan burung pipit yang menemani, membuat Zaenab yang tidak sabar akan Pembuktian sebuah janji terus bersenandung solawat untuk menambah kegembiraan hari ini. Dan hal itu tak sengaja di lihat oleh Indah yang tengah menyirami sayuran di belakang rumah Zaenab. Dirinya menorehkan senyum simpul yang kemudian di iringi dengan ledekan untuk mengganggu! "Ciee ,,, cie! Yang nanti mau di apelin!" seru Indah dengan senyum senangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SYAHADAT UNTUK ZAENAB
General FictionEngkau adalah doa yang setiap saat aku tunggu untuk menyempurnakan imanku? Kisah cinta dua insan yang memiliki perbedaan keyakinan? Akan mereka bersatu walau harus menghancurkan dinding penghalang? Atau bahkan akan berpisah dengan luka dalam yang ak...