1 minggu berlalu
•••
"Anak-anak semua guru-guru sudah sepakat kalau sekarang kita akan menyiapkan untuk nanti acara kelulusan maka sekarang kita akan mendekor sekolah agar terlihat lebih rapi dan bersih maka dari itu kita pulang lebih sore"~guru
"Baik Pak"~all
Kini sudah pukul 19.39 sudah saatnya mereka pulang.
"Levi sudah malam, boleh aku bareng buat sekali ini saja"~hange
"Ga, gw mau nganterin petra"~levi
"Oh begitu, baiklah, langsung pulang, jangan ke bar dulu, makan malam kan udah tadi, jadi aku mau langsung tidur, kunci rumah cadaangan ada di tempat biasa"~hange
Levi tak menjawab.ia hanya memandang punggung hange yang mulai menjauh.
"Ayo levi"~petra
"Hm"~levi
Hari sudah semakin malam hange merasa sedang diikuti dia melangkah lebih cepat dari langkahnya yang pertama.
Sudah pukul 08.52 levi pun sudah sampai di rumahnya dan merasa sangat sepi dia pikir hange sudah tidur.
"Hei cantik mau kemana sendirian malam-malam begini"~preman 1
"Mau om temenin?"~preman 2
"Gaperlu, minggir"~ketus hange
"Galak bener"~preman 2
"Ayo kita main main dulu"~preman 1 sambil tertawa
•••
Levi mencoba membuka pintu kamar hange yang ternyata tidak dikunci dan dia tidak melihat ada hange di sana
"Dia belum nyampe?"~levi
"Masa bodo"~lanjutnya
•••
"Pergi kalian dasar pak tua, udah bau tanah bukannya tobat malah ke orang sinting di jalanan"~hange
"Berani beraninya ngomong gitu"~preman 1
Hange berlari sekuat tenaga dan tidak sengaja terpeleset ke dalam jurang dan membenturkan kepalanya ke pohon besar.
"D-dia mati bos"~preman 2
"Cepat kabur, jangan sampe ada yang curiga"~preman 1
"B-baik bos"~preman 2
Kini sudah pukul 22.56 hange masih belum sampai, kini rasa bersalah levi langsung muncul karena dia tak habis pikir kenapa dia malah mengantarkan petra yang tidak ia cintai sedangkan sahabat yang dia cintai dia suruh sendiri berjalan malam dengan jarak yang lumayan jauh, melewati pasar, dan pabrik yang biasanya banyak preman preman yang sering mabuk.
Trauma levi mulai kambuh, ia terauma ditinggalkan, kesepian, ia teringat ibunya dulu.
"Dimana dia?"~levi
Levi mencoba menelepon hange, teleponnya aktif tapi tak ada yang menjawab.
"Dia kemana si?"~levi
Levi berkeringat dingin, ia sangat menyesal, badannya yang mulai demam, hujan pun turun begitu deras.
Saat melihat jam kini sudah pukul 23.42 sebentar lagi tengah malam, ia tak mau kehilangan lagi dan mencoba ingin mencari hange.
"Tenang hange aku akan selalu bersamamu"
"Kenapa? Kenapa aku mengingkarinya?"~tanya nya kepada diri sendiri
"Ah, aku pusing"~levi sambil memegang kepalanya, kepalanya terasa berat
"Sudahlah aku terlalu lama"~levi
Levi hendak membuka pintu namun hange lebih dulu membukanya sambil berkata.
"Aku pulang"~ucapnya dengan nada lemah
"H-hange?"~ucap levi kaget melihat keadaan hange
Dengan mengenakan baju sekolah yang sudah penuh dengan darah, kali ini tak hanya hidung yang berdarah, tangan, kaki, kepala, rok pendek atas lututnya pun sedikit robek.
Bajunya basah kuyup, namun lukanya mengering.
"Hange, apa yang terjadi"~levi
"Bukan masalah besar"~ucap hange santai sambil berjalan menuju kamarnya. Dengan memakai sepatu sebelah dan kaos kaki panjangnya yang sobek seperti habis kecelakaan motor.
"Sepatumu kemana?"~levi
"Mungkin tertinggal"~hange
"Mana bisa kamu santai dengan keadaanmu yang seperti itu"~levi
"Bukankah ini yang kamu mau?"~ucapnya santai sambil mengelap darah di hidungnya
"Hange, maaf kan aku"~levi sambil memegang tangan hange
"Kamu panas, kamu sakit? Tidur, biar aku kompres saat selesai aku mandi"~hange
"Aku bilang maafkan aku"~levi
"Untuk apa?"~hange
"Semuanya"~levi
Hange tak menjawab dia langsung pergi ke kamarnya dan mandi. Levi menunggu di ruang televisi sambil memegang kepalanya yang sakit
Hange menghampiri levi dengan membawa handuk kecil dan air hangat, luka nya sudah ia obati, ya tidak ada bekas namun rasa sakit pasti masih ada.
Tanpa basa basi hange mengompres levi yang demam.
"Maafkan aku"~levi ucapnya berulang kali tapi tak di respon
"Tidur"~hange sambil memapah levi masuk ke kamarnya
Saat hendak pergi levi menahan hange , menggenggam tangan hange.
"Hange maafkan aku"~ucap levi kesekian kalinya
"Tak usah minta maaf kau tak salah"~jawabnya santai dan mencoba melepaskan genggaman levi, tapi levi tak melonggarkannya, bagaimana pun tenaga hange kalah dengan levi.
"Apa lagi? Kamu mau apa?"~hange
"Aku mau kamu disini"~levi
"Aku cape levi, aku ngantuk"~hange
"Berapa lama"~ucap levi
"Apanya"~hange
"Aku kehilangan senyum di wajahmu"~levi
"Saat kau memperilakukanku sebagai asisten rumah tangga"~hange
"Maa-"~baru saja mau minta maaf tapi terpotong
"Sudahlah, aku cape lepaskan tanganku"~hange
"Kamu kenapa bisa penuh dengan darah?"~levi
"Tadi ada 2 preman, aku di kejar dan tak sengaja aku terpeleset dan jatuh membentur pohon"~hange
"Apa kamu masih menyukai ku hange?"~levi
"Masih pantas kah kamu menanyakan hal seperti itu?"~jawaban yang mengandung tanya
"Aku menyukaimu hange"~levi
"Sudah ya aku cape"~hange, kali ini dia berhasil melepaskan genggaman tangan levi
"Selamat malam"~ucap hange lalu menutup pintu kamar levi
Continued....