"hange, ayo pulang"~levi
"Ada yang harus aku selesaikan hari ini denganmu, levi"~hange
Tentang apa?"~levi
"Hutang budi"~hange
"Maksudnya?"~levi
"Nanti saja dirumah mu aku ceritakan"~hange
"Rumah kita"~levi
•••
"Jadi apa yang mau diperjelas?"~levi
"Terimakasih.untuk tumpangan 2 tahunnya"~hange
"Tumpangan? Ini rumahmu"~levi
"Ini, dan aku akan pergi sekarang" ~hange
Hange memberikan setumpuk uang kepada levi, kira kira totalnya ada 16 juta.
"Uang siapa ini?"~levi
"Tentu saja milikku, tapi sekarang itu milikmu"~hange
"Maksudmu, kamu membayar ini untuk tampat ini?"~levi
"Hm"~hange
"Kamu mau kemana?"~levi
"Pergi"~hange
"Sudah ya aku pergi dulu, sekali lagi terimakasih untuk semuanya"~hange
"Lalu aku? Kamu akan meninggalkanku sendirian?"~levi
"Bukannya kamu suka sendiri?" ~hange
"Itu dulu"~levi dengan wajahnya yang kecewa
Tok...tok...tok...
"Biar aku yang buka"~hange
"Sebentar"~hange
"Dimana kenny?"~ rentenir 1
"Kenny siapa? Mungkin kau salah rumah pak"~jawab hange halus
"Tak usah bohong mana dia"~sambil mendorong keras hange ke arah pintu
Bruggk
Suara punggung hange terbentur pintu kayu.
"Hange ada apa?"~levi
"Siapa kau, ada keperluan apa kemari"~levi sambil membantu hange kembali berdiri
"Dimana kenny?"~rentenir 2
"Kenny? Dia pergi sudah 8 tahun lamanya"~jawab levi datar
"Ah, mau dia pergi atau tidak, hutangnya masih ada, jadi bayar hutang ayahmu itu 18 juta setelah itu selesai."~rentenir 1
"Apa urusannya denganku?"~levi
"Dia pernah bilang ada tak ada dia, hutangnya akan tetap di bayar oleh orang yang masih berpenghuni disini"~rentenir 1
"Sialan"~levi
Levi melemparkan uang yang baru saja hange beri padanya.
"Ini hanya 16 juta, 2 juta lagi" ~rentenir 2
"Kamu buta? Kita hanya seorang pelajar mana ada uang segitu banyak" ~levi
"Yasudah akan ku ambil hak rumah ini dan masalah selesai"~rentenir 2
"Ngomong seenak jidat"~levi
Tiba-tiba salah satu rentenir memegang pistol dan mengancam
"Pergi di rumah ini apa pergi di dunia ini?"~rentenir 1
"Sudahlah levi, kemasi barang-barang mu"~hange
Tak butuh lama hange dan levi pun di usir.
"Sekarang kita akan kemana?"~levi
"Tadinya aku akan menyewa apartemen, tapi akan ku pendam rencana itu"~hange
"Kenapa?"~levi
"Kita pergi kerumahku saja, disana pasti masih layak huni, dan itu pun peninggalan 1 satunya yang orangtuanku beri, kita tak mungkin menghamburkan uang untuk membayar sewa apartemen mahal, mungkin rumah itu akan berdebu banyak karna sudah 2 tahun tak di tempati"~hange
"Hange, maaf karna ku kamu menderita lagi"~levi
"Lupakan, sekarang ayo pergi nanti keburu sore, kita harus langsung membersihkannya"~hange
Levi mengangguk
"Setidanya kita masih punya sepeda motor"~levi
•••
"Tidak seburuk yang aku kira, dan tidak berdebu seperti bayanganku" ~hange
"Ayo masuk, kenapa diam disana? Disini sama sekali tidak ada debu ko, tempatnya bersih, entahlah kenapa bisa, tapi kita harus bersyukur saja" ~hange
"Boleh aku masukan sepeda motor ke dalam?"~levi
"Tentu, ini rumahmu sekarang" ~hange
"Terimakasih"~levi
"Rumahnya memang tak sebesar rumahmu yang dulu, tapi ini lebih dari cukup untuk kita yang hanya tinggal berdua"~hange
"Apa kita tidur berdua?"~levi
"Enggalah"~hange
"Disini cuma ada 2 kamar, kamu boleh pake yang mana aja menurut mu nyaman"~hange
"Bagaimana kamarmu dulu?"~levi
"Boleh, di sebelah sini"~hange
Continued....