"kamarmu besar juga"~levi
"Sebentar, kayanya spreinya harus di ganti, kamu duduk dulu aja sana, biar aku yang ganti"~hange
"Kamu ganti sprei, aku yang sapu" ~levi
"Hm, baiklah"~hange
•••
"Akhirnya, sekarang kita makan apa?" ~hange
"Sandwich"~levi
"Sandwich ya, jangan, sesekali harus makan nasi, aku akan masak nasi goreng kalau begitu"~hange
"Kulkasnya masih menyala?"~levi
"Tidak tau, tapi tidak di colokan" ~hange
"Biar aku yang coba nyalakan"~levi
"Silahkan"~hange
"Sepertinya masih jalan, tapi harus di bersihkan"~levi
"Bantu aku kalau begitu"~hange
Levi hanya mengangguk
Selang beberapa menit, hari sudah mulai malam, levi dan hange pun sudah mandi, kini levi sedang menunggu hange masak untuk makan malam bersama.
"Hange, apa boleh ku nyalakan tv nya?"~levi
"Tentu saja, jika masih berjalan" ~hange
"Sepertinya masih bagus"~levi
"Kamu mau makan di sana?"~hange
"Hm"~levi
"Nah, jangan minum teh dulu, minumlah air putih, setelah makan baru minum teh mu, aku sudah mengukur panasnya agar waktu kamu habis makan itu tidak mendingin"~hange
"Iya iya, cerewet"~levi
"Hei, aku hanya menjalani amanah tante kuchel untuk menjagamu"~levi
"Kalau begitu, jadi pacarku, ibuku juga memberikan amanah untukmu menjadi pacarku"~celetuk levi
"Mana ada amanah kaya gitu, dasar pembohong"~hange
"Jika tidak percaya ya sudah"~levi
"Eh hange ada yang mau aku tanyakan, tapi kamu harus jujur"~levi
"Apa"~hange
"Tadi aku menemukan ini di kamarmu dan aku juga pernah melihat kamu membeli ini, obat apa ini? Kamu sakit? Sakit apa? Kenapa tidak pernah cerita? Se kecewa itukah kamu sampai tidak mau berbagi cerita lagi padaku"~tanya levi sambil menunduk
"Pertanyaanmu terlalu banyak, tapi gapapa akan aku jawab dengan jujur ko, yang pertama, ini obat untuk meredakan penyakit ku, yang kedua, mungkin aku sedikit sakit tapi tidak papa tidak parah, yang ketiga, aku mengidap penyakit hemofilia atau terjadinya iritasi dan pendarahan di hidung, yang ke empat, aku rasa ini bukan hal yang penting untuk di bicarakan, yang kelima, ya aku sangat kecewa, tapi aku maklumi karna kamu merasa aku terlalu ikut campur urusanmu, selesaikan, habiskan makananmu"~ucap hange lembut
"Hemofilia? Apa itu bisa sembuh?" ~levi
"Semoga saja"~hange
"Maaf kan aku yang selalu membuatmu kelelahan"~levi nunduk
"Tidak apa, jangan cemberut seperti itu, levi yang ku kenal kan mempunyai wajah yang datar"~ledek hange
"Sekarang tidak, aku akan selalu memasang wajah tersenyum, tapi hanya untukmu"~levi
"Lebih baik menjadi diri sendiri" ~hange
"Memangnya kamu gamau lihat aku tersenyum?"~levi
"Tidak mau jika terpaksa"~hange
"Tidak, tapi hanya untukmu, percayalah"~levi
"Sudahlah habiskan makananmu, nanti tehnya malah dingin kalau kamu terus bicara"~hange
Levi dan hange pun makan sambil melihat televisi.
continued....