Ch. 0 - Prolog

1.5K 101 3
                                    

Note : mengandung spoiler kecil 'Lord of Mysteries' chapter 1386.

New Lives of the Four Main Characters — Start

______________________________________

Huft!

Huft..!

Huft...

Keringat mengalir deras dari pelipis seorang remaja. Dia terus berlari mengikuti jalan, melewati pepohonan dan semak-semak hutan. Tidak peduli dengan luka di tubuhnya yang disebabkan oleh ranting pohon yang tajam.

Langit malam membuat penglihatan semakin buram. Hanya dengan diterangi oleh cahaya bulan, remaja itu tetap berlari sambil menggendong seorang anak di punggungnya.

Krik krik krik

Berbagai suara dari hewan kecil datang dari segala arah. Mengisi kekosongan suasana di malam hari.

Tap tap tap

Langkah kakinya semakin pelan dan pelan sampai ia berhenti berlari dan berjalan pelan. Ia menengok ke belakang, semuanya gelap seperti pemandangan di depannya.

Yang bisa ia lihat hanyalah jalan di tanah dan bulan putih yang bersinar di langit.

Anak di gendongannya memeluk lehernya dengan erat. Tangan kecil itu tak bisa berhenti bergetar.

"Kita akan sampai sebentar lagi, bertahanlah."

Remaja itu kembali berlari dengan kecepatan rata-rata. Perutnya sakit karena tak henti berlari namun ia tidak bisa berhenti.

Jangan menyerah.

Jangan menyerah dan teruslah berlari.

Jangan berhenti mengejar kehidupan baru di depan mata.

Kalimat itu terus terngiang-ngiang di kepalanya. Tubuhnya ingin menyerah namun pikirannya tidak mau dan hatinya tidak bisa.

... Sial!

"Dokja, masih bisa berlari?"

Anak di gendongan itu mengangguk, turun dari punggung yang lebih tua. Sang remaja menggenggam tangan anak itu, mereka kembali berlari.

Perlahan mulai terdengar keramaian dari jauh. Hiruk-pikuk sebuah kota yang sangat berbeda dengan keheningan hutan. Ekspresi sang anak mulai melembut, kilauan harapan muncul di matanya.

Uhuk!

Langkah anak itu berhenti. Walau pandangannya buram, namun ia dengan jelas tahu apa arti cairan merah gelap yang keluar dari mulut dan hidung sang remaja.

"Kakak!"

"Lari! Jangan berhenti, kita akan segera sampai!"

Remaja itu menggenggam tangan yang lebih kecil darinya, mengajak untuk tetap berlari.

"Tapi, kak!"

Teriakan itu tidak di dengar.

Sadar kalau ia tidak akan didengar oleh orang yang disebutnya kakak, ia berhenti berteriak. Menggigit bibir bawahnya sambil menahan air mata yang akan keluar.

Ia tahu betul, kesempatan ini tidak akan pernah datang untuk keduakalinya. Namun tetap, ia khawatir.

"Aku tidak akan kehilangan terlalu banyak, hanya diriku sendiri."

Khawatir kalau pada akhirnya hanya dirinya satu-satunya yang akan pergi mengangkat kaki dari hutan itu.

"Kak Klein harus hidup!" Teriak sang anak dengan air mata yang mengalir.

Remaja itu tersentak, diam sejenak sebelum menjawab dengan senyuman di wajahnya.

"... Hidup adalah yang terbaik."

Yang lebih muda menundukkan kepalanya, air mata mengalir deras. Sadar bahwa kakaknya tidak memberikan jawaban yang pasti.

______________________________________

"I won't lose too much, just myself." - The Fool, Lord of Mysteries chapter 1386.

HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang