12. Rasanya Asam Sekali!

156 27 17
                                    

"... itu adalah kisah yang menarik," kata Sieg, setelah aku menyelesaikan ceritaku. "Perjuangan tiada henti, demi menyelamatkan kekasih tercintanya. Seperti yang kau bilang, itu agak klise, tapi... aku memang menyukainya."

Aku tersenyum, "Sudah kubilang, 'kan? Aku ini jago bercerita!"

"Yah, mungkin itu juga yang menjadi alasan aku menyukai ceritamu. Omong-omong," Sieg menghentikan langkahnya. "Kita sudah berjalan cukup lama, dan matahari mulai terbenam. Sebaiknya kita mencari makanan lagi dan tempat untuk berlindung."

"Yeah, aku setuju."

Kemudian, kami melanjutkan perjalanan kami, kali ini mencari tempat yang aman untuk kami beristirahat. Kuharap aku dan Sieg bisa menemukannya dengan cepat.

Setelah satu jam berjalan, kami menemukan tanah kosong yang cukup luas, dan Memang, tidak terlalu aman, karena hanya dikelilingi pepohonan, tetapi mau bagaimana lagi?

Selain itu, kami juga telah memungut beberapa beri liar di perjalanan. Menurut Stacia Window, mereka tidak beracun... kurasa? Aku tidak tahu apakah buah yang beracun akan memiliki 'Poisonous' di namanya atau tidak. Tidak bisa kubedakan.

... yah, masa bodoh. Aku sudah mengambilnya, dan aku harus bertanggung jawab atasnya. Lagipula, kemungkinan terburuknya hanya aku akan mendapat sakit perut.

Sebenarnya beri yang kami ambil sama sekali tidak mengandung racun, hanya saja rasanya sangat tidak enak, dan aku hanya membawanya karena aku tidak punya pilihan lain. Ugh, kenapa pohon pinusnya belum berbuah?

Bagaimana aku bisa tahu? Tentu saja, setelah aku mencobanya, sampai sekarang aku tidak merasakan apapun.

"Omong-omong, Sieg..." panggilku santai. "Aku baru teringat... Mantra Perintah milikmu sekarang hilang, ya?"

Sieg melihat ke tangannya, "Iya."

"Hmm, sepertinya kau tidak akan bisa berubah menjadi Siegfried..."

"... kurasa itu tidak masalah. Aku masih bisa melindungi diriku sendiri," tanggap Sieg.

"Hmm... bagaimana kalau kau belajar tentang Sacred Arts juga?"

Sieg mengedipkan matanya beberapa kali, sebagai tanda kalau dia terkejut. Kemudian, kepalanya menunduk sedikit, dan dia membuat ekspresi menimbang-nimbang.

"... apa aku bisa melakukannya?"

Aku tersenyum, "Hampir semua orang bisa! Dan aku yakin kau bisa juga, Sieg. Percayalah."

"Jika kau bilang begitu..."

"Oke!" Aku menepuk tanganku. "Jadi, semua Sacred Arts harus diawali dengan mengucapkan 'system call'. Kalau tidak, sihirnya tidak akan aktif!"

"Sepertinya cukup mudah."

"Memang benar. Tapi, untuk menggunakan Sacred Arts tertentu, kau harus memenuhi kondisi ini : System Control Authority! Jika levelnya rendah, maka jumlah Sacred Arts yang bisa kau lakukan pun terbatas."

"Ah, begitu. Dan bagaimana caranya supaya aku bisa mengetahui level dari System Control Authority-ku...?"

Aku mempraktikkannya langsung, dengan mengangkat tangan kiriku, dan membentuk huruf S di udara menggunakan dua jariku.

"Nah, ini disebut Stacia Window!"

Jendela terapung berwarna itu menampilkan statistik milikku, yang masih belum berubah dari terakhir aku melihatnya. Yah, sudah kuduga, sih.

"Sekarang kau bisa coba, Sieg."

"Hm, baiklah." Sieg mengikuti gerakanku dan membentuk huruf S di udara. Kemudian, Stacia Window miliknya muncul, membuatnya sedikit terkejut.

Trap Reincarnation : ASTOLFO (SAO FANFIC)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang