Bendera kematian.
Itu adalah istilah yang sering muncul dalam dunia fiksi. Sudah banyak dibahas di forum-forum, dan bahkan di dalam cerita fiksi itu sendiri.
Maknanya sederhana. Bendera kematian adalah pertanda kalau sesuatu yang buruk akan terjadi, cepat atau lambat.
Dan sekarang, aku sudah bisa melihat bendera itu berdiri menjulang, menghalangi perjalananku berkali-kali tanpa ampun. Jika kau bertanya apakah aku merasa takut atau tidak, maka jawabanku adalah iya.
"... oke," kataku tidak kepada siapa-siapa.
Sudah satu bulan lamanya semenjak kami merencanakan perampokan di Kediaman Zakkalight. Walaupun begitu, kami masih belum melakukannya juga.
Masih ada banyak hal yang harus kupersiapkan bersama Sieg, dan untuk mengumpulkan semua itu bukanlah hal yang mudah. Tidak semua hal yang kami inginkan berada di dalam kota, dan kami harus pergi ke sana kemari.
Syukurlah Taboo Index tidak melarangmu untuk mengambil sumber daya alam di hutan, meskipun Sacred Task-mu tidak ada hubungannya dengan itu. Tanpa persiapan begini, mana mungkin aku bisa menantang semua Integrity Knight di sana.
Tidak seperti Kirito dan Eugeo, kami tidak memiliki sebuah Divine Instrument di tangan kami.
Yah, persiapan yang kulakukan ini bukan hanya untuk perampokannya saja, tentunya. Aku juga perlu menyiapkan diriku untuk berhadapan dengan para Integrity Knight—dan aku sangat yakin main kasar saja tidak akan cukup untuk mengalahkan mereka.
Yang kumiliki hanyalah pedang biasa, pengetahuan terbatas untuk Sacred Arts, dan tentu saja... Servant milikku, Sieg. Tidak, lebih tepatnya dia partnerku. Dan merupakan satu-satunya.
Dalam tiga puluh hari ini, aku sudah mengumpulkan dan mempelajari banyak hal.
Aku berhasil meracik sedikit racun dari buah nightshade, entah untuk apa. Aku belum merencanakan untuk membunuh orang lain, sih. Ditambah aku masih terlalu takut. Aku hanya melakukannya karena aku tertarik.
Ini satu-satunya pengetahuan yang kuingat dari bermain permainan bertahan hidup.
Untuk berjaga-jaga, aku juga sudah bisa membuat obat dari herbal-herbal tertentu, berkat seseorang dengan Sacred Task «Apoteker». Tidak sebagus menggunakan Sacred Arts, tapi setidaknya bisa diaplikasikan dengan cepat.
Aku hanya bisa membuat salep luka bakar dan pereda rasa sakit, sih. Sisanya aku tidak mengerti, karena terlalu banyak yang harus diingat.
Aku juga telah mengambil beberapa herbal wangi yang bisa membuat siapapun yang menghirupnya menjadi mengantuk dan tertidur. Ini akan menjadi senjata andalan kami.
Selain itu, aku berhasil meyakinkan seorang pandai besi untuk membuatkanku dua pasang pisau, masing-masing untukku dan Sieg.
Sisanya, aku hanya perlu melatih kemampuanku.
Dua puluh hari terakhirku menyiapkan rencana dihabiskan untuk melatih teknik berpedang milikku.
Menurut Sieg, kecepatan dan kelincahanku sudah meningkat secara signifikan. Selain itu, kekuatan fisik dan daya tahan tubuhku juga meningkat, meski tidak sebagus kecepatanku. Sayangnya, insting milikku tidak berkembang banyak.
Aku tidak tahu seberapa besarnya perkembanganku, tapi aku cukup yakin tidak ada yang melewati peningkatan dua kali lipat. Soalnya tubuhku masih bisa menyesuaikan diri dengan cepat, tentunya.
Untuk teknik bertarung, aku hanya bisa mengandalkan Sieg, dan ingatanku dalam menonton SAO. Aku berhasil meniru beberapa skill yang masih kuingat, dan hasilnya cukup bagus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trap Reincarnation : ASTOLFO (SAO FANFIC)
Fanfic"Tunggu dulu, kenapa tubuhku menjadi seperti ini?!" Alkisah, hiduplah seorang pemuda yang sudah menjadi mahasiswa. Akan tetapi, dia memutuskan untuk membunuh dirinya sendiri. Mempercayai bahwa dunia lain itu ada, pemuda itu menolak kenyataan dan men...