Taeyong segera mengobati keponakannya dengan cepat dan teliti. Ada rasa khawatir di hatinya termasuk haechan yang menunggu di luar.
" tolong selamatkan adikku ya tuhan, ku mohon " lirih haechan lalu menatap jendela kamar rawa jisung.
Haechan benar-beanr khawatir dan panik, ia belum sempat menghubungi keluarganya dan sekarang pakaiannya terkena darah jisung namun haechan tidak peduli.
Satu jam berlalu~~
Taeyong keluar dari kamar rawat jisung dan dengan cepat haechan mengahampirinya.
" paman bagaiman adikku? Apa adikku baik-baik saja? " tanya haechan khawatir.
Taeyong tersenyum tipis melihat kekhawatiran haechan.
" dia baik-baik saja sekarang, hanya tadi hampir kehabisan darah untungnya stok rumah sakit belum habis. Sekarang paman tanya kenapa jisung bisa seperti itu? " tanya taeyong dan haechan pun langsung menceritakan semuanya.
Beberapa menit kemudian, taeyong segera menelpon pihak kepolisian dan membuat keterangan.
" jaga jisung, paman akan kembali nanti " ucap taeyong dan diangguki oleh haechan lalu pergi.
Haechan yang melihat punggung pamannya mulai menjauh, ia langsung teringat adikknya kemudian dengan cepat masuk kedalam ruang rawat.
" jisungie? " panggil haechan lalu mendekat kearah brangkar jisung.
" maafin kakak, seharusnya kakak tidak mengajakmu untuk menerobos, kita bisa menunggu atau memutar arah. Kakak minta maaf " ucap haechan setelah duduk di kursi samping brangkar jisung dan mengenggam tangan jisung.
Haechan benar-benar sedih melihat wajah adikknya yang pucat, dan perban melilit rapi di kepala jisung dan ada sedikit noda darah di sisi kepala jisung.
" pasti sakit sekali ya kan? Kakak minta maaf ya? " ucap haechan sambil tangannya ia usap wajah jisung.
Saat haechan tengah menatap wajah adikknya dan menunggunya sadar, tiba-tiba telponnya berbunyi lantas haechan langsung mengambil ponselnya tanpa melepas gengaman pada jisung.
" kak mark? " gumam haechan lalu tak lama ia menepuk jidatnya.
" aku lupa untuk memberitahu mereka, ini sudah jam dua lewat dan pasti mereka menunggu kami pulang" ucap haechan lalu menghela nafas pelan kemudian mengangkat telponnya.
" hallo kak ma- " ucap haechan terpotong oleh teriakan disebrang sana.
" haechan! Apa kau bersama jisung!? Kenapa jisung belum pulang? Kau dimana!? " tanyanya disebrang sana.
" tenanglah kak njun, jisung bersamaku " ucap haechan sambil menatap wajah jisung.
" kalau dia bersamamu, kenapa belum pulang ini sudah sore kau tau itu! " teriak renjun kesal.
" iya aku tau kak, tapi aku sedang di rumah sakit " ucap haechan.
" hah!? Dirumah sakit!? Apa kau baik-baik saja!? Dimana jisungie! " sahut mark di telpon.
Haechan menghela nafas, kemungkinan handphone disana di loudspeker.
" aku baik-baik saja, hanya jisungie dia- " ucap haechan terpotong lagi.
" jisungie kenapa haechan! Dimana kalian!? Rumah sakit mana!? " teriak siwon panik.
Haechan yang mendengarnya menghela nafas lagi.
" dirumah sakit kita appa, paman taeyong sudah mengobati jisung. Appa jangan khawatir jisungie baik-baik saja " ucap haechan.
" appa akan kesana sebentar lagi, jaga jisungie baik-baik " ucap siwon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sámpái Jumpá :) [Tamat]
Short Storyseorang anak yang diabaikan oleh keluarganya karena pekerjaan hingga anak tersebut mulai tak dianggap anak itu adalah anak bungsu dari enam bersaudara namun karena umurnya yang terbilang muda dan kakak-kakaknya yang sudah kuliah juga bekerja sulit...