Setelah semalam memesan foto dan menulis, kini jisung tengah di taman rumah sambil tersenyum menatap langit cerah nan indah.
Seluruh keluarga jisung masih dirumah namun beberapa dari mereka kembali bekerja karena sudah lama menunda.
" ya tuhan, terimakasih banyak telah memberiku sisa waktu yang kuiisi dengan kebersamaan dengan keluargaku. Dulu aku sangat berharap bisa kembali seperti dulu lagi berkumpul bersama. Tapi sekarang aku merasa lebih baik tidak seperti ini karena aku takut mereka akan sangat sedih jika aku pergi. Tapi aku bukan engkau yang bisa membuat takdir ini jadi aku hanya sebagai manusia ciptaanmu yang terus mengikuti jalan takdir yang engkau buat. " ucap jisung lalu tersenyum lebar lalu matanya melirik kakaknya sedang didalam rumah dan mereka tertawa riang.
Jisung yang melihatnya tersenyum bahagia, ada hati bahagia namun juga penuh kesedihan.
" ku harap kalian seperti itu setelah aku pergi dan ku harap ketika aku pergi tidak ada yang boleh menangis di pemakamanku " gumam jisung.
Tak terasa sudah setengah jam jisung berada ditaman, namun jisung masih betah disana. Tapi tiba-tiba wajah jisung menjadi pucat pasi.
" shhh.. Hmm? Sakit sekali! " gumam jisung lalu tak sadarkan diri di tanah karena tak kuat menahan rasa sakit yang tiba-tiba.
Didalam rumah, taeyon sedikit khawatir entah kenapa ada yang tidak beres.
" sayang, coba cari jisung... Aku belum melihatnya sejak tadi " ucap taeyon dan diangguki oleh siwon.
Lantas siwon mencari kedalam kamar jisung namun tidak ada, alhasil ia ke taman tempat yang sering jisung kunjungi setiap hari.
" appa? Kenapa appa terlihat sedang mencari sesuatu? " tanya jeno saat keluar dari kamarnya dan berpapasan dengan siwon.
" appa sedang cari jisung, kau melihatnya jeno? " tanya siwon membuat jeno berpikir sebentar.
" aku ingat! Tadi setelah dari kamarku ia bilang mau ketaman untuk bersantai " ucap jeno dan langsung saja siwon mencari jisung ketaman diikuti jeno.
Saat sampai di taman keduanya terkejut bahkan mereka membelakakan mata mereka.
" jisung! " teriak siwon dan jeno kemudian berlari kearah jisung.
" jisungie! Kau dengar appa! Kau dengar! " panggil siwon namun jisung tak mejawab apapun, wajahnya semakin pucat dan tubuhnya dingin.
" appa! Ayo cepat bawa kerumah sakit! " ucap jeno panik membuat siwon tersadar lalu mengendong putra bungsunya kedalam rumah.
Saat tiba di dalam rumah, taeyon yang sedang membawa teh di tangannya langsung terkejut melihat putranya tak sadarkan diri di gendongan suaminya. Ia bahkan langsung menjatuhkan gelasnya hingga pecah di lantai dan berserakan.
" sayang! Ada apa ini!? Kenapa jisungie seperti ini!? " panik taeyon" istriku, kita harus membawanya kerumah sakit sekarang! " ucap siwon dan diangguki cepat oleh taeyon.
Jeno segera mengambil kunci mobil entah punya siapa lalu siwon dan taeyon segera masuk kedalam mobil dengan cepat jeno membawa mobil menuju rumah sakit.
Skip#
Setibanya dirumah sakit, siwon segera membawa jisung putranya ke kamar rawat khsusus keluarga na, sedangkan jeno mencari paman taeyong.
Brak'
Siwon menatap kearah pintu dan terlihat taeyong yang sedikit berantakan bersama jeno dibelakangnya.
" semuanya keluar, aku akan menanganinya " ucap taeyong kemudian siwon dan taeyon segera keluar dari kamar rawat jisung.
Setelah siwon dan taeyon keluar, taeyong memanggil sang suster.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sámpái Jumpá :) [Tamat]
Short Storyseorang anak yang diabaikan oleh keluarganya karena pekerjaan hingga anak tersebut mulai tak dianggap anak itu adalah anak bungsu dari enam bersaudara namun karena umurnya yang terbilang muda dan kakak-kakaknya yang sudah kuliah juga bekerja sulit...