Setelah pemakaman jisung yang dilakukan kemarin, besoknya adalah hari kelulusan jisung termasuk hari ulang tahunnya.
Felix duduk di bangku paling depan, ia melirik kearah bangku kosong disampingnya yang terdapat sebuah foto yang menampilkan wajah seseorang sedang tersenyum manis.
" meskipun kau tidak ada disini, tapi aku merasa kau tetap hadir dan menemaniku " gumam felix kemudian menyentuh foto sahabatnya itu.
Kematian jisung sudah menyebar di sekolah dan banyak orang berduka cita atas kematiannya, bahkan beberapa orang tak percaya sehingga saat keluarga jisung datang sambil membawa sebuah foto yang akhirnya membuat semuanya percaya.
Sekarang felix memegang foto disampingnya sambil naik keatas panggung untuk menerima bahwa ia adalah murid yang sudah lulus sekolah.
Kini acara inti telah selesai dan sekarang adalah penutupan yang di isi oleh bapak kepala sekolah.
" hadirin semuanya, acara kelulusan ini sungguh sangat bahagia meskipun ada dari teman kita, sodara kita telah pergi lebih dulu namun kita harus tetap mengikhlaskannya agar ia tenang di alam sana. Kepergiannya telah membuat duka besar bagi kita, ia adalah sosok yang telah membuat sekolah kita bangga dan menjadi sekolah terbaik. Kita harus berterimakasih padanya. Berkat ia kita bisa merayakan acara kelulusan besar-besaran dan kita hadir disini semuanya. Saya kepala sekolah Neo Culture Teknologi sangat berterimakasih pada kalian " ucap jaesung lalu membukukan badannya kepada semua murid angkatan itu.
" kami juga sangat berterimakasih pada bapak! " teriak mereka lalu membungkukan badan.
Setelah itu semuanya tersenyum bahagia kemudian bertepuk tangan, seluruh wali murid pun ikut bersorak dan bertepuk tangan.
Felix menatap bingkai foto sahabatnya dan tersenyum senang.
" lihat, kita berdua lulus meskipun kau tidak ada tapi kita berdua lulus " ucap felix lalu menatap seluruh keluarga jisung juga dirinya kemudian beranjak menuju mereka.
Saat sampai, felix langsung memeluk kedua orang tuanya. Ia adalah anak tunggal jadi ia sangat menginginkan seorang adik dan jisung sudah ia anggap sebagai keluarga.
" felix terimakasih banyak karena telah menjadi sahabat baik adikku, aku sebagai kakak tidak bisa menemaninya dan bermain berasamanya. Andai saja aku tidak terobsesi dengan pekerjaan aku tidak akan kehilangan adik kecil manisku. Terimakasih banyak " ucap jaemin dan diangguki felix.
" sama-sama, jisung sudah ku anggap sebagai keluargaku jadi aku juga sangat berterimakasih pada kalian " ucap felix tersenyum.
Saat mereka tengah tersenyum senang tiba-tiba angin sepoi-sepoi meniup diantara mereka. Dan tiba-tiba sebuah tangan menyentuh telapak tangan jaemin membuat jaemin menatap kearah tangan itu, keluarga jisung dan keluarga felix pun langsung menatap kearah tatapan jaemin.
Dan disanalah mereka melihat sebuah sosok yang memakai baju putih dan tengah tersenyum lembut kearah mereka.
Sosok itu melangkah kemudian memeluk jaemin dan mengecup kening jaemin lembut setelah itu memeluk felix dan mengusap sisa air matanya.
" Terimakasih banyak.. Hari ini aku sangat bahagia.. Selamat atas kelulusan kita berdua " ucapnya kemudian menatap seluruh keluarganya dan tersenyum manis dan perlahan sosok itu mulai menghilang membuat semuanya tersadar.
" j-jisungie!? Jisung! " panggil jaemin mengapai tubuh jisung namun terlambat tubuh jisung sudah menjadi cercahan cahaya dan menyisakan senyuman manis untuk mereka.
" tidak! Jisungie.. Jangan pergi jangan tinggalin kakak! " teriak jaemin lalu terjatuh ketanah dan menangis.
Felix yang melihatnya tak bergeming, ingatannya terus mengulang saat jisung memeluknya dan menghapus sisa air matanya di hadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sámpái Jumpá :) [Tamat]
Short Storyseorang anak yang diabaikan oleh keluarganya karena pekerjaan hingga anak tersebut mulai tak dianggap anak itu adalah anak bungsu dari enam bersaudara namun karena umurnya yang terbilang muda dan kakak-kakaknya yang sudah kuliah juga bekerja sulit...