Sudah terhitung tiga hari jisung berada di rumah sakit dan felix sering berkunjung dan sesekali menemaninya. Kini jisung sudah boleh dipulangkan meskipun itu butuh paksaan. Bukan tanpa alasan tapi karena senin besok adalah ujian sekolah untuk menentukan kelulusan.
" beneran mau pergi sekolah? Dirumah aja ya? " tanya taeyon khawatir.
Jisung mengeleng pelan lalu memeluk ibunya.
" aku baik-baik saja eomma, nanti kan ada felix yang menemani " ucap jisung menatap wajah sang ibu yang terlihat khawatir.
" tapi jika ada apa-apa hubungi rumah atau kami ok, jangan terlalu giat belajarnya trus eomma udh siapin makanan buat istirahat jangan jajan di kantin " ucap taeyon panjang lebar membuat jisung tersenyum.
" terimakasih eomma, aku pergi dulu.. Eomma jangan khawatir " ucap jisung dan diangguki taeyon.
Jisung menatap eommanya lalu appanya yang tak jauh darinya.
" dah appa, aku menyayangi kalian berdua " ucap jisung tersenyum lebar menampilkan gummy smilenya lalu pergi keluar.
Taeyon yang melihat kepergian jisung seperti tidak rela bahkan pikiran dibenaknya mulai menhantunya dengan hal-hal negatif.
" jangan khawatir sayang, putra-putra kita yang lain akan menjaga jisung di sekolah. " ucap siwon memeluk isyrinya yang menangis.
" aku sungguh menyesal telah meningalkan putra kecil kita dan tidak memperhatikannya. Aku sungguh minta maaf " ucap siwon sambil menatap pintu keluar rumah dan mengingat senyuman tadi.
Di luar rumah, jisung terkejut ketika semua kakaknya tengah berdiri di luar rumah.
" kakak mau pergi kemana? Rapi banget " ucap jisung lalu berjalan menuju pagar rumah namun sebelum itu ia langsung di tarik oleh haechan.
" aaa! " teriak jisung terkejut.
" mau pergi kemana? Kami sudah menunggumu disini untuk mengantarmu " ucap haechan, lantas jisung menatap semua kakaknya.
" kalian mau mengantarku? " tanya jisung.
" ya " ucap mereka kompak tanpa ragu.
Seketika jisung tertawa membuat semua kakaknya bingung, namun mereka tersenyum baru kali ini mereka melihat tawa jisung seperti dulu.
" ekhem!.. Dengar ya, kakak-kakakku yang ku sayangi, kucintai, paaaling tampan.... " puji jisung membuat semuanya tersenyum senang.
" APA KALIAN GILA HAH! kalian cuma mengantar satu orang tapi membawa lima mobil! Mau pamer! " ucap jisung kesal membuat senyuman yang bertengger di bibir mereka luntur seketika.
" ih kok gitu~, kami cuma mau antar ya kan? Gk lebih.. " ucap jaemin menatap adik kecilnya cemberut.
" tapi kan ka-" ucap jisung terpotong kala melihat jam tangannya menunjuk pukul setengah tujuh pagi.
" tuh kan! Udh mau kesiangan! Udh kalian dirumah aja! Aku mau pergi " ucap jisung lalu berbalik namun dengan cepat mark memeluk adiknya.
" yak! Kakak! Lepas ih.. Udh siang ini." ucap jisung kesal dan berusaha melepas pelukannya namun siapa sangka ia malah di bawa kedalam mobil.
" aaa! Kakak! " teriak jisung kesal namun semua kakak-kakaknya tersenyum senang lalu langsung menaiki mobil masing-masing terkecuali jaemin ia menyetir mobilnya yang terdapat jisung dan mark didalamnya.
Dalam perjalanan, jisung terus mendumel kesal membuat jaemin dan mark tersenyum gemas. Namun mereka tidak ingin bertindak karena takut diamuk oleh adiknya.
Kelima mobil itu terus melaju di jalanan yang cukup ramai namun tidak padat, beberapa dari pejalan kaki ataupun mobil sempat terkagum melihat mobil keluaran terbaru lewat di jalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sámpái Jumpá :) [Tamat]
Short Storyseorang anak yang diabaikan oleh keluarganya karena pekerjaan hingga anak tersebut mulai tak dianggap anak itu adalah anak bungsu dari enam bersaudara namun karena umurnya yang terbilang muda dan kakak-kakaknya yang sudah kuliah juga bekerja sulit...