three

195 8 0
                                    

Kondisi jisung mulai melemah, bahkan nafasnya menjadi pelan. Siwon dan taeyon menunggu di luar kamar rawat jisung beserta keenam putranya.

Setelah berfoto di pantai, tiba-tiba jisung jatuh tak sadarkan diri.. Wajahnya sangat pucat dan tubuhnya dingin. Sontak saja mereka langsung mencari rumah sakit terdekat dan menghubungi taeyong.

Taeyong yang sedang beristirahat setelah melakukan tugas operasi langsung berangkat menuju lokasi rumah sakit jisung dan berharap belum ada dokter yang memeriksanya.

......................................................

Ceklek'

Pintu terbuka menampilkan wajah lelah taeyong, siwon dan taeyon langsung mendekat.

" taeyong, bagaimana kondisi putraku? " tanya siwon namun taeyong langsung menatap tajam siwon.

Buagh'

Suara pukulan sangat keras membuat semuanya terkejut, terlebih siwon yang di pukul oleh taeyong.

" taeyongie, kenapa kau memukul kakakmu? " ucap taeyon membantu siwon suaminya berdiri.

Taeyong yang melihatnya mencoba meredam amarahnya namun percuma saja ia tidak bisa menahannya.

" kau! Ayah macam apa hah! Orang lain ingin keluarga lengkap dan utuh!! Namun kau tidak berkeinginan seperti itu! Rasanya aku tidak ingin memiliki seorang kakak sepertimu!! " Bentak taeyong dan siwon hanya diam saja.

" kau ingin tau hah!? Apa yang terjadi selama ini pada putra bungsumu itu!? Kau ingin tau!?. Setiap hari ia selalu menangis dan menunggu kedatangan kalian... Bahkan ia pernah tidak makan semalaman menunggu kalian! Dimana kalian saat itu! " bentak taeyong lalu menatap mereka semua.

" sekarang kondisinya lebih parah dari yang ku kira, aku saja sebagai pamanya berharap ia bisa hidup dengan baik! Tapi kau! Orang tua yang hanya tau kertas saja! Apa kalian sudah melupakannya selama ini! JAWAB! "teriak taeyong membuat semuanya terdiam.

Mark yang melihat pamannya emosi berusaha menenangkannya dan perlahan berjalan kearahnya.

" p-paman, tenanglah.. Kami minta maaf tapi kami tidak seperti itu.. Kami sudah berusaha paman " ucap mark namun taeyong menatap mark tajam.

" oh kalian sudah berusaha.. Benarkah? Tapi aku belum pernah melihat hal itu selama ini. Dulu keponakanku selalu tertawa bahagia bahkan sangat cerewet tapi sekarang apa yang kulihat mark.. Dia terbaring lagi di rumah sakit bahkan aku yang memeriksanya. Mengapa kau mengatakan sudah berusaha? " tanya taeyong membuat mark terdiam.

Kemudian taeyong menatap kakaknya siwon lalu berjalan dan hendak memukul siwon namun sebuah suara membuat aksinya terhenti.

" paman!! "

Semuanya langsung menoleh kearah sumber suara.

" jisungie.. " ucap taeyong.

Jisung yang sudah terbangun beberapa menit lalu, mendengar suara berisik dari luar dan ia sedikit mendengar suara pamannya juga kakaknya mark.

Kini jisung terkejut melihat pamannya hendak memukul ayahnya. Dan dengan segera ia menhampiri pamannya.

" paman apa yang kau lakukan! Kenapa paman mau memukul appa? " tanya jisung lalu perlahan berjalan menuju appanya.

" appa dimana yang sakit? Apa paman memukul appa? " tanya jisung lalu ia sedikit melihat memar di pipi ayahnya.

" jisungie " panggil taeyong namun jisung tidak meresponnya.

" appa baik-baik saja? Katakan? " ucap jisung, nafasnya mulai tersenggal-senggal namun ia tetap memaksakannya.

" jisung! " panggil taeyong sedikit keras membuat jisung menoleh.

" kenapa paman memukul appa!? Apa salah appa!? " teriak jisung menatap tajam taeyong.

" apa salahnya!? Seharusnya kau tau jawabannya jisung... Apa yang selama ini kau alami bukankah karena mereka? " tanya taeyong membuat jisung terdiam.

Jisung menatap sang ayah sebentar lalu ibunya kemudian kakaknya setelahnya menatap pamannya.

" tapi mereka tetap keluargaku paman, mereka tetap-uhuk!-k-keluargaku " ucap jisung sedikit terbatuk karena dadanya mulai sakit.

" keluargamu? Cih! Keluarga macam apa yang meninggalkan seorang anak di rumahnya sendirian hingga setahun dan pola makannya tidak teratur hingga sebuah penyakit muncul di tubuhnya sampai akhirnya umurnya menipis " ucap taeyong membuat mereka terkejut termasuk jisung.

" paman! " teriak jisung menatap pamannya.

" apa! Biar semua orang tau termasuk orang-orang yang kau sebut keluarga itu! " ucap taeyong kesal.

" j-jisungie apa maksud taeyong sayang? " tanya taeyon menatap jisung dengan tatapan bergetar.

Siwon juga menatap putra bungsunya itu dengan tatapan sulit diartikan.

" e-eomma.. I-ini salah paham.. Paman hanya mengarang cerita saja " ucap jisung terbata-bata.

Taeyong yang melihat jisung terus berbohong semakin kesal.

" jisung.. Kau sudah berusaha selama ini sekarang mereka harus tau apa yang selama ini terjadi padamu, cepat atau lambat semuanya akan tau. Kau tidak bisa menyembunyikan hal ini lebih lama " ucap taeyong menatap jisung keponakannya.

" t-tidak paman, jangan berbicara omong kosong! " ucap jisung menatap pamannya.

" aku berbicara omong kosong! Umurmu hanya tinggal beberapa hari lagi! Kau bilang itu omong kosong jisung!! " bentak taeyong membuat semuanya sangat terkejut terlebih taeyon ia langsung menutup mulutnya tak percaya.

" j-jisungie... " panggil siwon dan tangannya ia angkat dan menangkup wajah putra bungsunya.

" paman! Paman jangan berbohong pada kami! Kami tau kami salah dan kami minta maaf tapi jangan pernah kau berkata seperti itu " ucap renjun yang masih tidak percaya.

" kau tidak percaya padaku renjun? Tanyakan pada adikmu itu... Apakah aku pamannya sekaligus dokter yang selalu memeriksanya berbohong padamu hah? " ucap taeyong membuat renjun terdiam dan mundur selangkah.

" tidak mungkin " gumam renjun.

Jisung menatap seluruh keluarganya dan tak tahan rasanya ingin menangis
namun tiba-tiba padangannya mulai kabur membuat jisung bingung dan tak lama juga kepala jisung merasa sangat pusing.

" ugh~a-appa " lengguh jisung kemudian matanya menutup dan tubuh jatuh kebawah.

" jisung!! " teriak mereka, untungnya siwon segera menangkap tubuh jisung sebelum menyentuh lantai. Wajah jisung semakin pucat dan tubuhnya sangat dingin.

" bawa kedalam cepat!! " teriak taeyong dan siwon pun segera mengangkat tubuh jisung lalu membawanya kedalam.

Dengan segera, taeyong menancapkan infus di tangan jisung dan masker oksigen. Taeyon sudah menangis tersendu-sendu di sudut ruangan di pelukan suaminya.

" kumohon jisung! Kau sudah berjanji pada pamankan.. Paman akan berusaha " gumam taeyong menatap keponakannya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc

Lanjut gk ya?

Lanjut gk ya?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lucunya!

Sámpái Jumpá :) [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang