sixteen

300 12 0
                                    

Malam harinya, jisung terbangun dan melihat seluruh anggota keluarganya tengah tertidur pulas, ia mengulas senyuman tipis.

" aku bisa tenang sekarang, keinginanku sudah terwujud.. Sekarang aku bisa pergi dengan tenang " gumam jisung lalu tangannya mengambil handphonenya di nakas.

Tadi sore ia meminta pada kakaknya yang sedang pulang kerumah untuk mengambil handphonenya dan untungnya mereka membawakannya.

Jisung menekan sebuah chat yang tertera nama sahabat terbaikku.

" untuk sahabatku, maaf mungkin aku tidak bisa menyampaikan pesanku dihadapanmu. Aku sangat berterimakasih karena kau mau jadi sahabatku, aku hanya bisa membalasmu dengan kata terimakasih. Sebentar lagi hari kelulusan, maaf aku tidak bisa disampingmu nanti dan lulus bersama tapi akan kuusahakan. Terimakasih felix lee, kau sahabat terbaik " gumam jisung lalu mengirim pesannya pada felix.

Setelah memberi pesan ia teringat dengan sepatu bola kesukaan ayahnya.

" emm? Sepertinya sepatu bola kemarin bagus aku beli saja, dan juga sepatu kerja appa sekalian " gumam jisung lalu memesan sepatu di online dengan kualitas bagus dari tokonya.

Jisung menatap kakak-kakanya juga ibunya yang terlelap tidur.

" setelah aku pergi, aku sudah menyiapkan hadiah untuk kalian. Selama setahun ini aku belum merayakan ulang tahun kalian jadi aku baru bisa memberikannya sekarang. Maaf " gumam jisung lalu tersenyum tipis.

" entah kenapa besok adalah hari yang paling indah. " sambung jisung kemudian meletakan handphonenya lalu menutup matanya dan tertidur lelap.

#######


Pagi-pagi sekali, kamar rawat jisung sangat ramai dan banyak suster yang berlalu lalang membawakan alat perangkat medis.

Dan seluruh anggota keluarga jisung tengah menunggu di luar kamar rawat jisung dengan sangat khawatir juga sedih.

" eomma, kenapa jisungie bisa seperti ini eomma? " tanya jaemin dengan suara bergetar membuat taeyon menoleh dan langsung memeluknya.

" eomma tidak tau sayang, pagi-pagi sekali tubuh jisung bergetar dan suara monitor menyala-nyala. Eomma benar-benar takut terjadi sesuatu pada adikmu jaemin hiks.." tangis taeyon dan jaemin pun segera memeluk ibunya.

Siwon terus menatap jisung dari balik jendela, ia bisa melihat taeyong yang berusaha menekan jantung putranya.

" kumohon ya tuhan jangan bawa putra bungsuku pergi, aku belum meminta maaf padanya ya tuhan " ucap siwon pelan dan suaranya terdengar sangat menyedihkan.

Didalam, taeyong berjuang keras agar keponakannya cepat sadar.

" ayo jisung! Kau pasti kuat! Kau bilang hari ini kita akan makan kue ikan! Kau dengar! Ayo kau kuat jisung! " teriak taeyong dan pas sekali layar monitor menujukan garis bergelombang meskipun sedikit tapi itu sangat melegakan bagi taeyong.

" kau benar-benar kuat jisung, kau keponakanku yang kuat! " ucap taeyong lalu mengecup kening jisung dan tersenyum bahagia.

Siwon yang melihat dari luar jendela ikut tersenyum senang, ia bahkan sampai menangis.

" terimakaih ya tuhan, terimakasih! " ucap siwon lalu melihat putranya didalam sana.

Dan akhirnya taeyong membuka pintu kamar rawat jisung sehingga mempersilakan keluarga jisung masuk kedalam.

Setibanya didalam, jisung sudah sadar namun kondisinya sangat lemah.

" jisungie! Kau baik-baik saja? Ada yang sakit? Eomma minta maaf karena kurang baik menjagamu hiks.. Maafin eomma hiks..hiks.. " ucap taeyon namun jisung mengeleng pelan.

Sámpái Jumpá :) [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang