Hai pren-pren kecowaks, selamat pagi untuk pembaca yang membaca dipagi hari. Selamat siang, sore dan malam untuk pembaca di siang, sore, malam. Gimana kabarnya, semoga kalian baik ya❤️ Jangan lupa votmen untuk dukungannya✨ Sisipkan komen disetiap paragraf biar ramek hihii. Happy reading🦋
Chapter 5
Empat hari berlalu sejak pertemuan tak terduga antara Linda dan Aidan. Waktu telah memberikan ruang bagi keduanya untuk tumbuh menjadi sedikit lebih akrab. Setiap harinya, mereka melangkah di lorong-lorong sekolah yang sama, sengaja atau tidak sengaja bertemu di kantin, atau terlibat dalam percakapan yang tak terduga di depan ruang kelas.
Setiap momen itu menjadi serpihan-serpihan yang menyatukan dua dunia yang sebelumnya terpisah. Sorot mata yang bertemu, senyum yang terukir, dan keheningan yang terputus oleh obrolan ringan-semua itu menjadi bagian dari kisah yang mulai menguraikan benang-benang hubungan mereka.
Hari ini, suasana pagi terasa begitu cerah, memancarkan keindahan yang lebih memikat dari kemarin. Langit biru memperlihatkan pesonanya, dihiasi awan putih yang lembut. Burung-burung bernyanyi riang di atas pohon, dedaunan bergoyang perlahan ditiup angin sepoi-sepoi yang menyejukkan.
Linda duduk di bangku sekolah, tengah asyik mengobrol dengan teman-temannya, Amanda dan Ashel. Mereka terlibat dalam pembicaraan animasi dan cerita sinetron yang baru saja mereka saksikan, membagi kekesalan mereka terhadap ending yang mengecewakan.
Tiba-tiba, seorang pria yang tak dikenal memasuki kelas Linda, membawa surat dan sebuah plastik bergaris hitam putih untuknya. Ekspresi gadis itu berubah menjadi bingung, mencoba menebak siapa pengirim surat tersebut. Amanda dan Ashel, yang tak bisa menyembunyikan rasa penasaran, berusaha mencuri pandang isi surat itu. Dengan hati-hati, gadis itu membuka surat tersebut, lalu membaca isi surat itu.
"Lin, gue punya permintaan kecil nih, bisa gak lo bantu? Oma bilang nanti dia pengen banget ketemu lo. Jadi, gimana, lo bisa datang kan? Kayak biasa, nunggu aja di gerbang. Thanks ya, Lin! Gue juga ngasih lo makanan, jangan lupa dimakan ya. Kalo udah dimakan berarti lo mau bantu gue."
-Aidan
Ketika Linda membaca surat tersebut, ekspresi senyum tipis terukir di wajahnya, memberikan petunjuk akan pesan lucu yang tersirat di dalamnya. Amanda dan Ashel, dua teman setianya, semakin penasaran dengan isinya, mencoba merebut secarik kertas yang masih dipegang erat oleh Linda. Untungnya, kertas itu tidak jatuh ke tangan mereka. Linda tertawa pelan, merasa puas akan reaksi teman-temannya yang penuh keingintahuan. Dengan hati-hati, dia melipat surat tersebut dan menyelipkannya ke dalam saku bajunya, seolah menyimpan rahasia yang hanya layak diketahui olehnya sendiri.
Selanjutnya, dengan cermat, gadis itu membuka plastik yang melingkari kotak susu vanilla dan roti coklat kesukaannya. Diambilnya sepotong roti coklat itu, dan dengan setiap gigitan, senyumnya semakin terpancar, seolah menikmati tidak hanya kelezatan roti, tetapi juga pesan manis yang terkandung dalam surat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary 1990 [TERBIT]
Short Story[Event PENSI Vol 6] Tahun 1990, sebuah kisah cinta merekah indah di dalam ingatan. Senyum, tatapan, dan momen-momen manis membangun lukisan indah. Meski berubah seiring waktu, kenangan itu tetap menghiasi hati, menjadi bagian abadi dari kisah cinta...