Chapter 13

27 60 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.










Chapter 13

"WOI, NGAPAIN KALIAN?!"

Aidan meneriaki empat gadis yang sedang mengeroyoki seorang gadis. Langkah-langkah cepatnya membawa pria itu mendekati kerumunan, dan dengan tegas, ia membubarkan aksi kekerasan tersebut.

"Kalo kalian pukulin dia lagi. Gue gak akan segan pukul kalian walaupun gender kalian cewek!" ujar Aidan tegas, suaranya memenuhi keheningan yang menyusul.

Setelah mengatakan itu, para gadis penyerang melarikan diri berbondong-bondong. Namun, sebelum pergi, mereka masih mengancam gadis yang baru saja dilepas oleh Aidan bahwa mereka akan kembali membully-nya.

"Lo gapapa?" tanya Aidan seraya mengulurkan tangannya. Gadis itu menatap wajah pria itu sejenak, kemudian dengan ragu, ia menerima uluran tangan itu. Wajahnya masih penuh ketakutan, dan Aidan dengan lembut mencoba menenangkan gadis itu.

"Gapapa, kalo mereka nyakitin lo lagi, panggil gue aja," ujar Aidan seraya mencoba memberikan dukungan. "Oiya, lo murid baru dikelas gue kan. Kenalin gue Aidan," sambungnya.

"Fe-Febby," sahut gadis itu dengan suara yang hampir tidak terdengar.

Aidan tertawa pelan. "Tadi dikelas kan lo udah perkenalan. Gue juga masih inget nama lo kok," kata Aidan sambil mengingat.

"Makasih ya yang tadi," ujar Febby, ekspresinya mulai membaik.

"Iya sama-sama. Tapi kenapa lo bisa berurusan sama kakak kelas sih?" tanya Aidan.

"Aku gak sengaja nyenggol dia. Tapi aku udah minta maaf kok, aku bilang gak sengaja. Tapi dia kayak gak terima aja disenggol," jelas Febby

"Gitu ya. Lo harus hati-hati sama mereka. Mereka emang nekat orangnya. Oiya, lo mau ikut gue ke kantin gak? Sekalian gue kenalin sama temen-temen gue," ajak Aidan, ingin memperkenalkan Febby pada lingkungan barunya.

****

"Hai, Feb," sapa Rian seraya tersenyum ramah begitu mereka tiba di kantin. Febby merespon sapaan dengan senyuman kecil.

"Kenalin, dia Rian. Dia baik tapi kadang ngelunjak. Nah, kalo ini Arin, sebelas dua belas sama dia, bawaannya suka minta contekan mulu ke gue," jelas Aidan sambil tertawa kecil melihat tingkah Arin.

"Oiya, Feb. Lo harus cobain masakan mie ayam buatan Bi Iyem. Asli, enak banget," saran Rian, ingin memperkenalkan kuliner kantin kepada Febby.

Diary 1990 [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang