Chapter 9

102 67 313
                                    

Halo met malem, karena updatenya malem heuheu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Halo met malem, karena updatenya malem heuheu.. Gimana kabar kalian? Semoga baik baik aja dan rezekinya dapet duit 10M. Jangan lupa votmen dan komen bebas di semua paragraf yaaa heuheu... Makasii🤓👍

Happy Reading!🦋

Chapter 9

"Maaf ya, aku kalah tadi," ujar Bagas dengan senyum lembut, mencoba meredakan kekecewaannya.

Amanda melihat wajah Bagas yang sedikit muram. "Justru, tadi kamu mainnya yang paling bagus. Walaupun kamu nyetak gol cuman sekali, tapi aku bangga banget sama kamu," sahutnya sambil meletakkan tangannya di bahu Bagas dengan penuh semangat.

Bagas merasa terharu mendengar kata-kata tulus Amanda. "Makasih," ucapnya sambil tersenyum.

Ashel yang melihat kedekatan mereka tidak bisa menahan diri untuk memberi komentar.

"Pantesan aja tadi Manda support tim lawan. Ada yang lagi deket-deket," gumamnya seraya tersenyum nakal.

Ashel melihat kedua temannya mesra dengan pria, sementara dirinya ditinggalkan begitu saja. Rasa kesal memenuhi hatinya, dan gadis itu memasang wajah cemberut sembari bersilang tangan di dadanya.

Namun, ketika matanya tanpa sengaja tertuju pada Rian, semangat Ashel tiba-tiba kembali. Dia pun mulai merapikan rambut yang sedikit berantakan, bersiap-siap untuk mendekati Rian. Namun, tiba-tiba Rian memutuskan untuk mendekati Febby, membuat Ashel yang hendak melangkah ke arah Rian terhenti di tempat, raut wajahnya beralih menjadi campuran antara kecewa dan kebingungan.

"Feb, lo kenapa?" Rian bertanya dengan tatapan penuh perhatian pada Febby setelah tiba di depannya. Febby terlihat sangat fokus memandang ke arah Aidan dan Linda, mungkin terbersit rasa cemburu di dalam hatinya.

"Feb?" Rian mengulangi panggilannya ketika Febby tampak terdiam.

"Eh, maaf-maaf. Kenapa?" Febby menjawab dengan coba menyembunyikan kebingungannya di balik senyumannya.

"Lo gapapa kan?" Rian kembali menegaskan pertanyaannya, mencoba memahami ekspresi Febby yang tampak agak berbeda dari biasanya.

"Gapapa. Kita pergi aja yuk dari sini," ajak Febby.

****

"Gimana, tadi gue keren kan mainnya?" tanya Aidan.

"Keren, banget," sahut Linda seraya tersenyum, matanya yang penuh apresiasi terpancar.

"Oiya, nanti lo ikut gue ya nanti malem," ujar Aidan dengan ekspresi penuh semangat.

"Kemana?" tanya Linda, mencoba mengetahui rencana Aidan.

Diary 1990 [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang