Chapter 8

129 76 120
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






Met, pagi, siang, sore, malam semuaa... Apa kabar? Semoga pada baik ya diawal bulan ini❤️ Jangan lupa votemen nya mentemen, dan komen semua paragraf biar ramek! kalian bisa komen apa aja ya, menurut kalian bagusnya apaa hwhwh... Happy reading!🦋

Chapter 8


Linda bersama kedua temannya duduk di kursi penonton yang terletak di pinggir lapangan. Mereka penuh antusias, tidak sabar  menyaksikan pertandingan sepak bola yang melibatkan Aidan dan teman-temannya. Pertandingan ini merupakan pertarungan antara kelas XII IPA-2 melawan XII IPS-3, dan Aidan mewakili kelas XII IPA-2. Walaupun Linda dan Aidan satu jurusan, mereka berada di kelas yang berbeda, dengan Linda di IPA-1.

Linda melirik Arin yang sedang duduk disebelahnya, tengah asik memakan popcorn. Gadis itu terlihat bingung karena Arin tidak ikut bermain dalam pertandingan tersebut.
Ada ketidakpastian di ekspresi wajahnya, penasaran ingin tahu apa alasan Arin absen dari pertandingan.

"Rin, kenapa kamu di sini? Kok gak ikutan main?" tanya Linda, mencoba mencari tahu mengapa pria itu tidak bergabung dalam pertandingan tersebut.

"Gue bukan penggemar bola, Lin. Apalagi gue gak terlalu jago mainnya. Tapi, kalo soal basket, itu beda cerita," jawab Arin seraya menawarkan popcorn-nya untuk Linda.

Linda menerima tawaran tersebut dengan senyum, "Makasih,"

Sementara itu, Ashel, dengan penuh semangat, menyela. "Lin, Lin. Lihat, pertandingannya mau dimulai!"

"Riannn, semangat!" tambah Ashel, memberikan dukungan untuk Rian yang bermain dalam pertandingan tersebut. Suasana semakin hidup di antara trio teman tersebut.

Lapangan sepak bola dipenuhi oleh siswa-siswi yang antusias menonton pertandingan. Sorakan dan semangat mereka menyatu begitu erat di udara. Ashel, dengan penuh semangat, memberikan dukungan lantang untuk Rian, yang sudah bersiap-siap di lapangan. Di sisi lain, Amanda terlihat bersemangat juga, namun keengganannya untuk bersorak terlihat jelas.

Aidan, salah satu pemain yang akan bertanding, melihat Linda berdiri di antara penonton. Ia memberikan senyuman manis ke arahnya, membuat wajah gadis itu tersipu malu. Suasana semakin memanas, menandakan bahwa pertandingan akan segera dimulai.

Febby, yang juga tengah menonton, melihat Aidan tersenyum ke arah seseorang. Ia mulai mencari-cari dengan pandangan yang penuh tanda tanya, mencoba mencari siapa yang membuat Aidan tersenyum dengan begitu manisnya.

Dengan peluit tanda pertandingan dimulai, lapangan seketika menjadi pusat aksi. Para pemain dengan lincah bergerak, saling merebut bola dengan penuh semangat. Kaki yang lincah bergerak, bola yang meluncur dari satu sudut ke sudut lain, menciptakan adegan yang memikat bagi para penonton.

Diary 1990 [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang