Met, siang karena updatenya siang heuheu..
Apakabar pren-pren ku yg tercinta? Semoga kita sehat selalu ya ditaun baru ini❤️
Jangan lupa votemen dan komen disetiap paragrafnya heuheu... Happy Reading!🦋Chapter 10
Aidan tampak sedikit gemetaran saat melihat wahana rumah hantu yang akan mereka masuki.
"Lo yakin mau masuk wahana ini?" tanya Aidan dengan nada ragu.
Linda tersenyum. "Iya, emang kenapa?" Gadis itu menuntun Aidan ke pintu masuk wahana dengan semangat.
"Kayaknya kita coba main yang lain deh," usul Aidan.
"Ayok, gausah takut. Ini cuma boongan kok," Linda terus menarik lengan Aidan untuk masuk ke dalam wahana, mengabaikan kekhawatiran pria itu.
"Iya, tahu. Tapi..."
"Badan aja gede, masa takut sih. Yuk, gak bakalan kenapa-kenapa kok, tenang ada aku," sahut Linda sambil terus menarik lengan Aidan hingga keduanya berada di dalam wahana.
Di dalam, suasana mencekam membuat mereka merasakan seperti sedang menelusuri rumah angker sungguhan. Meskipun Linda menganggap ini hanya permainan untuk menakut-nakuti anak kecil, Aidan lebih memilih untuk bergandengan tangan karena merasa takut.
Sambil berjalan di lorong-lorong gelap wahana, suara-suara misterius dan bayangan-bayangan menakutkan tercipta untuk menciptakan atmosfer rumah hantu yang sesungguhnya. Aidan mencoba tetap tenang, meskipun rasa ketidaknyamanannya semakin terasa.
"Apa lo gak takut, Lin?" tanya Aidan dengan candaan agar terlihat lebih berani.
Linda tersenyum. "Nggak lah, kan cuman boongan,"
Namun, saat mereka berjalan lebih dalam, lampu di sekitar mereka tiba-tiba padam. Gadis itu tak bisa menyembunyikan getar kecil di suaranya, dan Aidan yang sebenarnya juga khawatir, mencoba menghibur.
"Relax, ini cuma efek dramatis doang. Pasti sebentar lagi nyala lagi kok,"
Tapi seketika itu juga, terdengar suara langkah kaki dan suara-suara aneh di sekitar mereka, menciptakan ketegangan yang nyata. Linda merapatkan dirinya ke Aidan, dan pria itu pun memeluknya dengan erat.
"Ada apa ini, Lin?" bisik Aidan, mencoba meredakan rasa takut mereka berdua.
"N-nggak tahu, mungkin efek spesialnya aja," sahut Linda dengan suara bergetar.
Mereka melanjutkan perjalanan, dan ketika lampu kembali menyala, terlihatlah sosok hantu palsu yang melompat-lompat mendekati mereka. Linda spontan berteriak kecil membuat Aidan tertawa pelan.
"Ternyata lo juga bisa takut ya," ejek Aidan.
Linda tersenyum malu. "Itu lompat-lompat. Aku gak suka yang hantu yang lompat-lompat,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary 1990 [TERBIT]
Short Story[Event PENSI Vol 6] Tahun 1990, sebuah kisah cinta merekah indah di dalam ingatan. Senyum, tatapan, dan momen-momen manis membangun lukisan indah. Meski berubah seiring waktu, kenangan itu tetap menghiasi hati, menjadi bagian abadi dari kisah cinta...