Di dalam ruang toilet siswa terdapat Satya yang tengah membasuh wajah disebuah wastafel dengan keran yang dinyalakan secara deras. Setelah selesai membasuh wajah, Satya mematikan keran air tersebut kemudian kedua tangannya bertumpu pada sisi kanan dan kiri wastafel sembari menatap ke arah pantulan diri di depan cermin.
Mengingat-ngingat kejadian yang terjadi sedari pagi tadi benar-benar membuatnya sakit kepala. Hanya karena 'masalah kecil' pada malam itu. Masalah kecil! Satya sama sekali tidak mengerti kenapa Vicky jadi memperpanjang masalah itu, sungguh, apa yang salah?
Seumur-umur Satya tidak pernah mengalami hal ini. Kemanapun ia pergi selalu diikuti, dan segala gerak-geriknya akan di awasi seharian seperti tahanan. Dan lagi, dia yang seorang laki-laki DOMINAN diancam oleh seorang gadis? HA! Tidak masuk akal.
Satya terkekeh kecil di depan cermin itu dan mengambil sehelai tisu yang sudah disediakan disana. Dia membersihkan wajahnya dengan menggunakan tisu itu kemudian membuangnya ke dalam bak sampah setelah tisu itu sudah tidak digunakan lagi.
Satya menatap lama bak sampah tersebut, dia melamun. Dalam hati membatin dan bersumpah kalau dia tidak akan terpengaruh oleh ancaman dan juga tekanan yang diberikan oleh gadis aneh itu. TIDAK AKAN! Setelah meyakinkan diri Satya langsung berjalan menuju keluar toilet.
Ah iya, gadis itu tidak mungkin mengikutinya sampai ke toilet, bukan? Nyata nya,
"Lo habis berak ya kok lama banget di dalem?"
Tidak mungkin..Gadis itu sudah menunggunya di depan toilet! Pantas saja tidak ada siswa yang masuk ke dalam toilet setelah dirinya, ternyata di depan toilet sudah dijaga sama demit emo.
Poker face penyelamat, keterkejutan Satya sama sekali tidak terbaca.
"Ngapain kamu disini?"
Vicky menaikan sebelah alisnya.
"Ngapain lagi? Ya nungguin lo lah! Lama banget di wc, udah kayak cewek aja. Ayo balik ke kelas, ini udah jam nya bu Lilis masuk. Gue males kalo sampe disuruh keliling lapangan gara-gara kelamaan nungguin lo meditasi.""Saya nggak minta ditungguin sama kamu. Kamu sendiri yang nyamperin saya." padahal Satya sudah sempat lega setelah berfikir kalau dirinya bisa terbebas dari jangkauan gadis itu saat berada di toilet, tapi nyatanya gadis itu nekat juga.
Vicky yang berjalan di depan Satya hanya menggidikkan bahunya sebagai respon. Sementara Satya dari belakang menatap Vicky dengan segala kata yang ada di dalam benaknya. Ingin mengatakan semuanya, namun tak ada yang sampai. Hanya ini,
"Kamu tau kan itu toilet cowok?"
Vicky membalikkan badan dan berjalan mundur dengan kedua tangan dilipat di depan badan.
"Menurut lo?"
Satya mendengus, "Lain kali jangan ngikutin saya sampai ke depan toilet, ga baik diliat orang. Kamu nggak takut kalau harga diri kamu direndahkan gara-gara itu?"
Setelah melakukan pose berfikir Vicky nampak menggeleng, "Enggak, udah biasa gue sama Reyhan juga begitu." Vicky kembali membalikkan tubuhnya dan berjalan dengan benar.
Baru saja Satya ingin kembali membuka mulut namun Vicky sudah masuk lebih dulu ke dalam kelas. Satya mendengus kesal.
>>>
Pulang sekolah Satya duduk di halte depan sekolah. Hari ini supirnya tidak bisa menjemputnya jadi terpaksa dia harus naik bis. Dia belum diperbolehkan untuk naik mobil ataupun motor ke sekolah karena SIM nya belum jadi. Kalau naik sepeda jaraknya kejauhan nanti bisa terlambat dan kelelahan, malah tidak semangat sekolah. Mau nebeng sama teman tapi semuanya sudah pulang duluan karena hari ini dia pulang terlambat setelah melaksanakan piket.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Story of the Swan Girl [JangKku]
RomanceQuin Vicky, gadis yang berprestasi di sekolah tapi juga seorang trouble maker yang sering menyusahkan orang. Banyak rahasia yang gadis itu simpan termasuk status kehidupan aslinya. Tapi apa yang terjadi jika Satya si anak baru secara tak sengaja men...