Bab 2

971 74 10
                                    

Sampai di kantor polisi, para remaja yang tertangkap termasuk Vicky tengah menjalani pemeriksaan.

Vicky menatap acuh kepada polisi yang sedari tadi hanya mengomelinya.

"Wah wah wah..Tidak ada kapok-kapoknya ya kamu, Vicky? Bolak-balik masuk penjara, berulah lagi tak ada habisnya?! Mau jadi apa kamu dimasa depan kalau kelakuanmu masih tidak berubah??? Jangan mentang-mentang kamu anak orang kaya kamu bisa berbuat sesukanya ya! Okelah kekacauan ini bisa diperbaiki dengan uang, tapi reputasi??? Orangtua mu pasti kecewa berat sama kamu,Vicky...Tolong lah!"

Vicky hanya diam menatap pilox nya yang ada di atas meja dengan tatapan kosong, dia terlihat acuh. Dia tidak menyalahkan ataupun membenarkan ucapan sang ketua kepolisian, biarlah pak tua itu mengeluarkan segala unek-uneknya. Vicky menulikan kedua telinganya dan tenggelam dalam lamunan, pikirannya telah dipenuhi oleh hal lain.
.
.
.
Dari pengawasan CCTV, aksi yang Vicky lakukan diketahui hanya mencorat-coret tembok lorong terowongan dan dia tidak melakukan kerusakan apapun. Meskipun dia tetap terancam 3 bulan penjara.

Mengetahui hal itu Vicky sama sekali tidak merasa takut, marah ataupun sedih. Baginya keluar masuk penjara sudah biasa. Bisa dibilang penjara sudah seperti penginapan khusus untuknya.

Vicky berjalan dengan kaki jenjangnya. Dan dengan kedua tangannya yang masih diborgol dia membiarkan salah seorang polisi menggiringnya untuk masuk ke sebuah ruangan yang tak lagi asing baginya.

Begitu memasuki ruangan tersebut, bau besi dan tahanan yang khas menyerbak masuk ke indra penciumannya.

Suara yang sebelumnya ricuh dan berisik langsung senyap begitu para tahanan itu melihat dan menyadari keberadaannya.

Selama ia berjalan memasuki lorong yang disepanjang sisi kanan dan kirinya adalah sel terpisah, Vicky menyadari bahwa dirinya telah menjadi pusat perhatian.

Ada berbagai macam tatapan disini, ada tatapan dingin, sinis, dan kosong yang menyorotnya.

Tapi Vicky abaikan semua itu. Dengan angkuh dia berjalan hingga akhirnya dia sampai ke dalam sel nya, sel yang akan dia tinggali untuk sementara.

Vicky yakin dia tidak akan ditahan lama disini. Karena begitu Reyhan tau dia tidak pulang ke rumah dan Reyhan mengetahui keberadaannya disini, pasti dia akan datang dan membebaskannya.

Tapi seperti kata Juan, Reyhan sedang ada urusan, jadi mungkin Vicky akan tertahan disini selama 24 jam.

Langkah kaki terhenti, Vicky telah sampai di depan sel nya. Polisi yang menggiringnya mulai membuka pintu sel tersebut, lalu membuka borgol yang ada di kedua pergelangan tangan Vicky.

Vicky di dorong masuk ke dalam sel tersebut. Kemudian polisi tersebut kembali mengunci pintu sel dari luar.

Selesai dengan urusannya, polisi tersebut pun berjalan pergi dari sana. Sembari memegang dua tiang besi yang mengurungnya dengan kedua tangannya, Vicky menatap kepergian petugas tersebut hingga petugas polisi tersebut benar-benar menghilang dari pandangannya.

Saat tatapan matanya tak sengaja bertabrakan dengan mata salah satu tahanan pria yang ada di sel seberang, dan pria tersebut menatapnya dengan tatapan lapar, Vicky langsung memutar bola matanya malas dan membalikan tubuhnya.

Betapa terkejutnya Vicky melihat siapa yang satu sel bersamanya kini.

"Ayu!?"

"Ayu!?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Secret Story of the Swan Girl [JangKku]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang