"Kaki kamu nggakpapa. Cuma mungkin karna sering kebentur atau dihentak keras makanya jadi nyeri dan bengkak. Ini saya kasih obat pereda rasa sakit, sama salep buat sewaktu-waktu kalau ada pembengkakan lagi. Kamu kurang-kurangin betingkahnya kalau nggak mau kaki kamu di amputasi."
"..." Vicky menatap tajam pria yang kini duduk dihadapannya. Terlampau hapal dan jengah mendengar kalimat ancaman tersebut setiap kali dirinya datang untuk periksa. Yang nyatanya hanya bualan untuk menakut-nakuti dirinya saja supaya tidak berbuat ulah. Agaknya beliau sekongkol sama Ayah. Kan ayah sama dokter ini dulu punya hubungan sebagai senior dan junior di kampus, bahkan sampai sekarang masih temenan.
"Berchandya~ Ber chan dyaa~ tapi serius kok. Jangan sering-sering betingkah. Mending kamu fokus belajar. Persiapin diri buat masuk universitas. Saya denger-denger katanya kamu dapet beasiswa ke Hongkong? Jadi jangan sia-siakan kesempatan itu ya, oke?" kata pak Dokter mode kalo mode serius. Begini wajah-wajahnya,
Pak Sony namanya. Beliau juga yang dulu melakukan oprasi pada kaki Vicky.
Sekiranya begitulah kilas percakapan antara Vicky dan Dr. Sony saat periksa tadi. Lebih tepatnya Vicky hanya diam mendengarkan ceramah dari sang dokter.
"Om Sony cerewetnya melebihi bokap Gue, malesin." curhat Vicky sambil memeluk dan merebahkan kepalanya pada bahu lebar Reyhan. Mereka berada di atas motor btw. Sedang menunggu lampu hijau lalu lintas menyala.
Tak ada respon dari Reyhan. Anak itu menjadi lebih banyak diam setelah mereka pulang dari klinik tadi. Kenapa ya?
"Tumben diem aja. Habis liat apa Lo di ruang tunggu tadi?" tanya Vicky sambil menolehkan kepalanya untuk melihat kondisi wajah Reyhan. Anak itu melamun dengan ekspresi datarnya. Kalian tau? Seperti orang marah. Dan hal itu membuat Vicky menjadi semakin curiga kalau ada sesuatu yang terjadi sebelumnya kepada anak ini.
"Jangan-jangan Lo habis ketemu sama penghuni klinik ya? Make sense sih kalo gara-gara itu. Lo kan emang penakut. Huuuu~ cemen👎🏻" ejek Vicky sambil mengangkat salah satu tangannya yang sebelumnya tengah memeluk Reyhan dari belakang menjadi memberikan gestur jempol ke bawah dihadapan Reyhan. Bahkan ekspresi wajahnya yang menyebalkan terlihat jelas dari samping wajah Reyhan.
Reyhan hanya memberikan boombastic side eye nya saja sebelum kembali menatap ke depan dan menutup kaca helm nya.
"Blee~ Blee~ Wlee-eEEEH?!" Vicky refleks menjerit ketika Reyhan secara tiba-tiba melajukan motornya dengan sangat kencang ketika lampu hijau telah menyala, sehingga membuat Vicky yang belum siap pada posisinya nyaris saja terjengkang dan melayang.
"Buset dah- Km marah sama Ak, kah?" tanya Vicky dengan suara yang agak kencang ditengah-tengah lajunya motor. Dia memeluk Reyhan dengan sangat erat sambil membuka kaca helmnya yang sempat tertutup sendiri sebelumnya karena laju motor yang tiba-tiba.
Tak ada respon dari Reyhan kecuali laju motor yang semakin di gas maksimal.
"Gitu doang marah anjng Gue kan cuma becanda!" Vicky bergidik ngeri dengan cara Reyhan yang berkendara dengan sangat ugal-ugalan. Ya meskipun cara Vicky berkendara sendiri saat balapan juga tak jauh berbeda dan bahkan bisa lebih parah dari ini tapi ini tidak seperti biasanya Reyhan saja. Dengan ikhlas Vicky tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Story of the Swan Girl [JangKku]
RomansaQuin Vicky, gadis yang berprestasi di sekolah tapi juga seorang trouble maker yang sering menyusahkan orang. Banyak rahasia yang gadis itu simpan termasuk status kehidupan aslinya. Tapi apa yang terjadi jika Satya si anak baru secara tak sengaja men...