Bab 14

385 47 10
                                    

Sambil mambersihkan jejak air di wajahnya dengan menggunakan tisu Vicky berjalan keluar dari toilet siswi. Sesaat dia menginjakkan kaki satu langkah melewati pintu dia sedikit terlonjak ketika dirinya hampir saja menabrak seseorang.

Vicky mendongak untuk melihat siapa orang itu. Seorang siswa berkulit putih pucat dan memiliki ekspresi wajah yang datar dengan kedua tangan yang bertengger di dalam saku celana.

"Lo ngapain disini?"

"..."

"Kok diem? Jangan-jangan lo-" Vicky menyipitkan mata menatap orang itu dengan penuh selidik sembari mengacungkan jari telunjuk ke arahnya.

Dari kelihatannya, siswa tersebut sama sekali tidak merasa gugup ataupun terintimidasi oleh Vicky. Hanya tatapan lekat yang ia berikan kepada gadis itu.

"Lo ngintipin toilet cewek ya??! Waduh Satya...gue nggak nyangka kalo selama ini ternyata lo begitu orangnya?"

Orang tersebut, Satya, berdecak.

"Kamu jangan sembarangan kalo ngomong, siapa juga yang mau ngintip? Saya lho juga habis dari toilet." jelas Satya sambil menunjuk ke arah toilet siswa yang ada di belakangnya dengan menggunakan dagunya sekilas sebelum kembali menatap kedua netra Vicky yang irisnya berwarna hitam, sama seperti dirinya.

Vicky menatap ke arah toilet siswa yang letaknya bersebelahan dengan toilet siswi. Kemudian dahinya terlihat mengerinyit karena merasakan kejanggalan. Arah kelas mereka sama, jadi seharusnya tidak mungkin mereka bertabrakan di depan toilet kecuali arah jalan mereka berlawanan.

"Tapi kan jalan ke kelas itu-"

Kalimat Vicky terhenti ketika netranya tak lagi menemukan keberadaan Satya dihadapannya.

"Loh, kok ilang???"

Vicky memutar tubuhnya kesegala arah untuk mencari keberadaan Satya yang akhirnya ia temukan saat ia berbalik, ternyata anak itu berjalan ke arah yang berlawanan dari kelas dan terlihat masuk ke ruang guru.

"...Firasat gue nggak enak. Alamat gagal jamkos ini mah." dengan cepat Vicky kembali berbalik badan dan berlari ke kelasnya.

Tak lama setelah Vicky masuk benar saja Satya datang bersama seorang asisten guru yang biasa menggantikan kalau guru yang seharusnya mengajar sedang izin tidak masuk kelas.

Jarang ada yang memanggil asisten guru untuk masuk ke kelas karena, u know lah murid-murid suka nya kan jam kosong.

"Satya sok ngide banget ajng!!! Gue mau tiduuuuur!!!" Ayu langsung misuh-misuh begitu mereka masuk.

Murid lain juga ada yang begitu, secara terang-terangan mendenguskan kekesalan mereka karena waktu bersantai mereka telah diganggu.

Berbeda dengan Reyhan yang meskipun sedang dalam jam pelajaran, kalau mau tidur ya tinggal tidur, kalau mau nyemil ya tinggal nyemil, kalau mau nyebat ya tinggal nyebat, kalau mau bolos ya tinggal bolos, yang punya sekolah mah bebas nggak ada yang berani nyenggol.
.
.
.
Bel istirahat sudah berbunyi, namun pak Amin guru muda yang berposisi sebagai Asisten guru Geografi sekaligus wakil kepala sekolah masih saja betah berceramah mengenai masa depan.

"Sebentar lagi, kurang dari seminggu kalian akan segera memasuki musim ujian. Dimulai dari ujian akhir semester, kemudian ujian nasional. Lalu ujian terakhir kalian akan melaksanakan ujian praktek sebagai penambah nilai ujian-ujian kalian yang sebelumnya. Jadi saya harap kalian bisa mulai serius. Kurang-kurangin mainnya, fokus belajar. Jangan ada yang bolos sekolah lagi karena daftar hadir itu menjadi salah satu patokan untuk kelulusan. Setelah kalian lulus nanti beban di pundak kalian akan semakin berat. Jadi jangan di anggap remeh."

Secret Story of the Swan Girl [JangKku]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang