Bab 18

395 38 5
                                    

"Jadi kita ketambahan 100 orang penumpang kapal mati mesin kemarin yang mengangkut anak-anak dari SMA inter, terus akibatnya perjalanan kita jadi diperpanjang 2 hari, begitu?" tanya Lizzy kepada Ayu yang sedang mengunyah bakso peyborit nya.

Dalam kondisi mulutnya mangap-mangap huhahuhah karena kepanasan + kepedasan, Ayu mengangguk ribut dengan mata berair, ribut mencari gelas minumnya.

Lizzy yang merasa kasihan langsung membantu mengambilkan minum dan memberikannya kepada Ayu meskipun anak itu sebenarnya bisa ambil sendiri.

"Pelan-pelan aja makannya, ga bakal ada yang ngambil juga." ucap Lizzy ketika melihat Ayu kembali menyuap makanannya dengan sedikit terburu-buru. Padahal tadi malam dia sudah makan banyak barbeque, tapi paginya masih laper juga kelihatannya.

Lizzy menggelengkan kepalanya kemudian menatap Vicky yang duduk dihadapannya. Sedari tadi gadis itu hanya diam sambil mengaduk-aduk makanannya tanpa ada yang masuk ke dalam mulut.

"Vi, lo kenapa?" tanya Lizzy yang tak mendapat balasan dari Vicky.

Lizzy menggoyang pelan salah satu pergelangan tangan Vicky yang sedang memegang garpu.

"Woy, jangan ngelamun. Entar kalo lu sawan yang ada bisa repot satu kapal."

"Enggak kok. Gue nggak ngelamun." Vicky menyuap pentol bakso dengan garpu ke dalam mulutnya seakan-akan sebelumnya tidak ada yang terjadi.

Dahi Lizzy berkerut. Merasa aneh ketika Vicky berkata demikian akan tetapi pandangannya tetap kosong menatap ke bawah.

"Lo lagi mikirin apa'an sih?"

"Nggak mikirin apa-apa."

"..."

"Hari ini Lo aneh Vi, sumpah." Lizzy berucap agak julid.

Mendengar itu Vicky tersenyum tipis dan akhirnya pandangannya kembali fokus. Dia menatap Lizzy dengan senyumannya.

"Yes, I Am." ucap Vicky membalas perkataan Lizzy tadi.

Alis Lizzy menyatu.

"You're so weird, don't change🤙🏻" ucap Ayu yang tiba-tiba bergabung dengan pembicaraan ini.

Keadaan semakin tidak jelas, Lizzy menggelengkan kepalanya tidak mengerti. Berhadapan dengan kedua bocah aneh ini membuatnya seketika merasa haus. Jadi dia langsung mengambil botol minumnya dari atas meja, membuka tutup botolnya, lalu meminumnya.

Saat sedang minum mata Lizzy secara tak sengaja melirik ke arah Satya dan Reyhan yang berjalan ke arah meja mereka.

"Akhirnya datang juga kalian." puji syukur Lizzy panjatkan karena ia sudah tidak sanggup berlama-lama dengan Vicky dan Ayu.

Salah satu alis Reyhan terangkat naik, dia mendudukkan diri di samping Lizzy.

"Kenapa?" -Reyhan

"Nggakpapa. Lo pesen apa?" -Lizzy

"Bubur ayam sama air kelapa." -Reyhan

"Oh, yaudah, gws ya." -Lizzy

"Um, makasih kapten Zy." Reyhan memberikan kedipan mata kepada Lizzy. Kambuh deh kebiasaan flirting nya.

Lizzy tersenyum kemudian kembali meminum minumannya sambil menoleh ke arah lain dengan pipi merahnya.

"Lah, ajng! Air kelapa nya ketinggalan!" Reyhan kembali bangkit dari duduknya dan hendak berlari. Tapi sebelumnya-

"Kapten, tolong jagain makanan gue ya? Gue mau ambil minum bentar. Jangan kangen yak!"

Entah karena malu atau karena marah, wajah Lizzy saat itu juga langsung memerah dengan mata yang membola.

Secret Story of the Swan Girl [JangKku]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang