:
.
.:
Hening.
Ya beneran, kok hening? bukannya mereka habis seru seru an kok malah pada diem - dieman?
Bermula dari sini...
Kemaren malam tepat semua orang menyelesaikan makan malam dan berkumpul di ruang keluarga, Papi tiba tiba menyeletuk, " Mami besok bakal berangkat lagi."
Semuanya melihat kearah papi dengan tatapan bertanya, namun tidak dengan sang mami yang memelototi papi.
"Berangkat kemana pi?" Tanya alex dengan sedikit was was.
Papi adi hanya diam karena takut dengan tatapan istrinya yang ingin menelan dirinya. Lalu, "Mami besok mau berangkat kerja sayang," jawab sang mami sambil mengangkat alex ke pangkuannya.
"Lho bukannya masih 5 hari lagi ya tante?" Tanya abang leon dengan wajah bingung, sedangkan alex masih menatap wajah mami dengan berkaca kaca. Padahal dirinya baru bersama mami selama beberapa hari saja, karena biasanya dia akan berada di rumah bersama Papinya saja. Sekarang bakalan gitu lagi?
"Iya, tapi karena ada masalah yang harus tante urus jadi terpaksa di percepat deh," jelas mami ara dengan sesekali membelai surai sang anak, namun dirinya terkejut saat merasakan anaknya sedang bergetar seperti menahan tangis.
Diangkatlah badan sang anak menatap dirinya, hingga terpampang mata berkaca kaca yang siap menumpahkan isinya keluar.
Alex menggeleng-gelengkan kepalanya, "Nooo mami ga boleh pergi hiks," tumpah juga isi yang berada di dalam mata Alex, "huaaaa.. papi janan ijinin mami nonoo hikss hiks al nda hiks.. like." Alex menangis sesegukan yang membuat semua orang panik.
"Sayangnya mamih" ucap mami berusaha menenangkan Alex.
"Maafin mamih ya?" Lanjut mami dengan tatapan lembut.
"Huaaaaaaaa hiks m-mamih jahatt a-abang ayo ke kamar hiks" terisak sedih alex, lalu menyodorkan tangan agar digendong oleh abang lan.
"Cup cup cup yuk" alan mengangguk lalu membawa alex kedalam gendongan, sambil menepuk pelan punggung nya.
"Tante, om, Alan keatas dulu yah" pamit alan kemudian berjalan ke atas
"Leon ga dianggap?" Tanya leon dengan menunjuk ke dirinya sendiri
"Kasiann" ucap mengejek papi adi, lalu leon mendengus sebal
"Selanjutnya harus bagaimana mih?" Tanya papi masih dengan memandangi pintu kamar Alex yang tadi telah di masuki oleh sang pemilik.
"Alex kan kalo ngambek bisa lama" Ucap Leon sembari menganggukan kepalanya pelan.
"Gapapa pi, mamih percaya sama alan" ucap mami yakin sambil melihat diam ke atas.
Didalam kamar tempat abang dan adek berada, Alan sedang memangku Alex di atas kasur sembari memberikan kata penenang untuk menenangkan adeknya.
"Adek.." panggil alan pelan.
"Ung?" Gumam alex dengan tatapan bertanya
"Adek mau dengerin abang cerita enggak?" Tanya abang lan kepada alex
"Cerita apah?" Tanya alex
"Jawab dulu mau apa enggak?" Ucap alan dengan nada gemas kepada alex
"Humm~ mau mau!" Jawab alex dengan mengangguk antusias
Abang lan menceritakan sebuah cerita yang berjudul kelinci dan mama kelinci.
🍀🍀
Pada suatu hari hiduplah seorang kelinci dan mamanya, di hutan yang sangat indah dan subur. Kelinci dan mama kelinci sedang istirahat melepas penat, mama kelinci bilang kepada anaknya, " anak ku sayang, mama pergi dulu ya," anak kelinci menjawab, " pergi kemana, mama?" mama kelinci tidak menjawab.
Beberapa hari kemudian ada kabar bahwa pemburu datang ingin menangkap kelinci, tetapi mama kelinci menyerahkan diri agar anaknya tidak ditangkap. Anak kelinci menangis tetapi dia ingat pesan dari mamanya untuk bisa bertahan sendiri, jadi anak kelinci pun menjalani kehidupan mandiri.
"Anakku, maafkan mami kelinci. Mami melakukan ini demi kamu, setelah mami pergi mami harap kamu bisa menjaga diri dan selalu menjadi anak kelinci yang ramah senyum."
🍀🍀
Abang lan menatap adik sepupunya dengan senyuman menghangatkan, "Jadi adek kan masih punya abang dan papi adek," ucap abang lan seraya mengusap bahu alex
Alex menggangguk pelan lalu berujar, "Iya abang benar," lalu berlari menuju sang mami, disusul abang lan yang mengikuti di belakang.
Di peluk lah sang mami dengan sedikit terisak, "Tapii nantii mami jangan lupa buat selalu kabarin alex ya mii," ucap alex yang membuat semua bernapas lega
Mami Ara memeluk balik anaknya, "Siap sayang!"
Lalu mereka semua pun saling berpelukan untuk perpisahan sementara.
Saat semua orang sedang merasa haru tiba tiba saja pintu depan ada yang mengetuk.Tok tok tok
Semuanya pun melepaskan pelukan, lalu leon disuruh untuk membukakan pintu. Ternyata hanya seorang kurir yang membawa sebuah paket berwarna hijau.
"Ya? Nyari siapa pak?" Tanya leon kepada orang di depannya.
"Apakah benar ini rumahnya pak Get?" Tanya orang di depan.
"Salah pak, rumah pak Get ada di ujung sana." leon menggeleng lalu menunjuk ke arah kiri
"Ohh, yasudah terima kasih ya mas" ucap kurir itu.
Setelah kurir itu pergi leon pun menutupnya dan berjalan ke tempat tadi.
"Siapa bang?" Tanya mami kepada leon.
"Salah alamat" jawab leon dengan muka cemberut.
Lalu semuanya pun merengut (-mami,alex,alan) rusak sudah suasana haru itu.
☆
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Si Bocil
RandomNamanya Alex Si bocil unik dengan segala tingkah, kesayangan papi Adi dan juga warga perumahan. Namun dia tidak tahu jika salah satu teman nya itu sebenarnya berbeda alam dengannya. Akankah dia akan sadar? Ketakutan? Ataukah senang? Semua dapat kam...