🐾 ELEVEN 🐾

317 23 0
                                    

Happy reading ♡

.
.
.

Setelah sampai di dapur tempat Ibu dan ayah berada, Firza melepaskan pegangan tanganya pada tangan anak perempuan itu. Dia melipat tanganya sembari melihat kelakuan anak itu kepada ayah dan ibunya.

"Tantee" Rengek anak perempuan itu sembari memeluk ibu dari Firza.

Firza merotasikan matanya malas melihat drama dari anak perempuan yang tak seimut Alex teman manusianya.

"Eh nak amey" Ucap ibu setelah tersadar dari keterkejutannya.

"Amey kenapa?" Tanya sang ibu kepada anak yang memeluknya.

"Afir kasar sama amey, masa dia pegang tangan amey keras banget" Adunya dengan nada menyedihkan, Firza yang melihatnya pun jengah.

Selalu saja pakai cara itu, untuk menyudahi drama dari amey firza pun langsung bilang.

"Tadi dia hampir ngebocorin identitas kita ibu" Kata Firza sambil melihat ibu dan ayahnya.

Ibu dan ayah terkejut, lantas melihat kearah Amey. Amey yang ditatap pun melanjutkan aksinya.

"Amey kan bener kalau dia itu manusia" Ucapnya dengan nada tak mau kalah.

"Tapi secara tersirat kamu itu hampir membuatnya curiga!" Ucap marah Firza.

"Inget ya! Dia temen firza dan kamu jangan pernah bahas apapun tentang manusia di dekatnya" kemudian Firza pun pergi meninggalkan mereka semua menuju ke kamarnya.

Amey sangat syok, secara dulu Firza hanya mendiamkan semua yang dilakukannya tetapi sekarang malah dia berani memarahinya. Ini pasti gara-gara anak manusia yang lemah itu! Iya pasti!

Ibu menghela nafas berat, "Nak amey lebih baik turuti permintaan Firza ya"

"Sebab dia sangat menyayangi teman manusianya itu" Lanjut ibu, ayah hanya diam sembari melihat drama yang sedang berlangsung.

Amey syok part ke 2, jangan bilang afir nya akan direbut oleh anak kecil manusia itu? Amey tidak akan membiarkan itu. Amey terus bergelut di dalam pikirannya untuk merencanakan hal apa saja yang harus ia lakukan terhadap anak manusia itu.

Ayah yang mengetahui isi pikiran amey langsung menaikan alis.

"Amey" panggil ayah

Amey tersadar lalu menatap wajah yang memanggilnya, "singkirkan semua rencana yang telah kamu buat, sebelum kamu menyesal!" nasehat dari ayah sebelum akhirnya ayah pergi.

"Ah ya.. eum tante Amey pulang dulu kalau begitu" Ucap Amey dengan perasaan campur aduk.

"Iya nak.. kamu hati hati" Ucap lembut ibu, dan Amey pun pergi meninggalkan rumah tua nan elegan itu.

Setelah dirasa Amey sudah jauh ibu pun berbalik untuk mengecek keadaan anaknya dan juga teman barunya.

Saat berjalan melewati lorong, samg ayah tiba tiba muncul dan membuat ibu terkejut.

Argh!!

Teriak sang ibu yang langsung dibekap ayah, "jangan teriak sayang, nanti menganggu yang lain"

"Lagian kau jangan membuatku kaget!" Ucap marah sang ibu.

Ayah tertawa canggung, "Hehe maaaf sayang, lebih baik kita mencari makanan di luar" ajak ayah

"Tapi anak anak.." Khawatir ibu

"Tenang saja bakal aman kok" Ucap ayah lalu menarik ibu, kemudian menghilang bagaikan setan.

🐈🐈

Pov Firza

Setelah diriku pergi meninggalkan ayah, ibu dan amey si ratu drama itu.

Aku tau, tapi entah mengapa aku marah saat dia mengatakan manusia di hadapan alex, seperti takut jika alex mengetahui diriku yang sebenarnya.

Aku belum siap!

Aku menatap pintu kamar yang didalamnya ada teman yang amat kusayangi, aku mengusap pelan gagang pintu lalu aku mantapkan diri untuk membukanya.

"Al, Firza kembali" Ucapku ketika memasuki kamar, ku lihat alex menatapku sambil mengunyah kue yang diberi ibu.

"Sini duduk za" Ucapnya tersenyum padaku yang membuatku merasakan hangat, akupun mendekat kearahnya dan duduk di sampingnya.

"Enak?" Tanyaku padanya dan dia mengangguk.

"Iza mau?" Dia menyodorkan kue itu padaku dan aku menerimanya.

"Iza?" Ucapku setelah melahap pemberiannya.

"Iyaa, itu nama special dari al" Ucapnya terkikik lucu, oh ayolah mengapa temanku begitu imut.

"Aigo~ kamu sangat lucu" Ucapku menyubit pelan pipinya yang sangat lembut.

"Iza jangan cubit nanti tambah melar" Ucapnya sambil menyingkirkan tanganku.

Aku terkekeh , "Gabakal melar kok"

Pov Firza end/

🐈🐈

Alex menatap kearah Firza dan ditatap balik olehnya.

"Kenapa?" Tanya Firza

"Lusa al bakal masuk sekolah" Kata Alex pelan, Firza mendengarkan dengan seksama.

"Jadi al bakal jarang main sama Iza.." Ucapnya lagi dengan menunduk, Firza terdiam sejenak.

"Izaa~" panggil alex tapi tidak di jawab oleh Firza yang masih melamun.

"Izaaa" panggil nya sekali lagi dan menggoyangkan badan Firza.

"Eh?" Firza tersadar dan menatap Alex.

"Iza kenapa melamun?" Tanya alex

"Ah gapapa kok" Senyum lembut Firza

Firza tiduran di samping alex, "cuma kepikiran pasti bakal sepi kalau ga ada alex"

"Tenang kokk, kalau iza pengen main kerumah al aja" Hibur alex yang diangguki setuju oleh Firza.

"Kalau gitu, ayok kita habisin waktu sebelum kamu berangkat sekolah!" Ucap senang Firza lalu menarik pelan tangan alex, mereka pergi untuk menghabiskan waktu bersama mulai dari jalan-jalan di sekitar rumah, bermain game hingga menganggu acara kencan ibu dan ayah Firza.

Waktu pun berlalu begitu cepat dan kini Alex dan Firza sudah berada di depan rumah Alex.

"Papay izaa~" pamit alex kemudian dibalas lambaian tangan dari Firza.

Alex masuk kedalam rumah dan Firza kembali ke dunianya.

Apa yang akan terjadi pada hari esok??

•••

Yahh Firza di tinggal nih sama Alex~

Firza : "aku kesepian lagi~"
     : "ada kakak loh"
Firza : "males, maunya alex huhuw"
     : "terserah kamu lah za :( "
Alex  : "Izaa~ janan cedih cedih, al cuma cebentall"
Firza : "iyyaa al~ iza tunggu kok"

Firza dan Alex : "bubay akak akak maniss xixi"

Kisah Si BocilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang