.
.
.
.Alan dan Leon sedang mengobrol dengan santai, disaat Leon ingin mengambil satu buah mendoan lagi yang saat itu juga tinggal tersisa satu buah. Ia di kejutkan oleh sebuah tangan yang sudah lebih dulu mewakili untuk mengambil mendoan itu.
"Elu siapa gak sopan banget jadi manusia!" Leon mendongak keatas untuk melihat orang yang telah mengambil mendoannya.
ARGHH!
Alan yang mendengar teriakan kencang dari kembarannya pun segera menaruh laptop nya di tempat lain, ia berlari menghampiri leon yang ternyata sudah tidak ada di dekatnya.
"Woi, lu kenapa?!"
"I-itu disana bang!" Ucap leon dengan gagap karena sedang ketakutan dan juga terkejut. Alan merasa aneh dengan pergerakan kembarannya yang tiba-tiba takut itu, ia berbalik dan ia pun menemukan apa yang membuat kembarannya terkejut.
Disana Alan melihat :
Alan tertawa kecil ketika melihat anak kecil yang memakai topeng itu, ah ia sudah tau siapa yang berada di balik topeng itu.
"Lu ngapa ketawa?!"
"Ck, penakut." Ucapnya sembari mendekati anak kecil bertopeng itu, Leon mau tak mau pun mengikuti langkah kembarannya yang sangat berani itu.
Alan menaruh tangannya di puncak kepala anak kecil bertopeng sembati berkata, "Udah lepas aja, kasihan abangmu ketakutan."
Anak kecil itu mengangguk kecil, dan perlahan tangannya ia naikan untuk mengambil topeng yang membuat Leon takut. Dan pada saat itu juga Leon pun hanya bisa menjatuhkan rahangnya tak percaya dengan apa yang terjadi di depannya.
Anak kecil itu berlari kecil mendekati Leon yang terbengong, "Abang takut kenapa? Ini Al loh bang, bukan hantu."
Wajah Leon ia turunkan perlahan guna menatap seorang anak kecil yang amat sangat dia kenali, lututnya pun seketika lemas namun ia juga berucap syukur berkali-kali. Alex menepuk puncak kepala abangnya lembut dengan tangan sebelah kanan, dan yang sebelahnya lagi ia gunakan untuk memegang topeng tadi.
"Kamu dapet gituan dari siapa dek?" Tanya Leon setelah dirinya tenang dari adegan syok nya tadi, sekarang ini dirinya jadi sedikit takut dengan topeng yang di bawa oleh adiknya.
"Dari Firza bang."
"HAH?" Leon terkejut mendengar jawaban dari adek sepupunya.
"Astaga abang Len! Telinga Al sakit denger abang teriak-teriak mulu." Mata Alex sudah berkaca-kaca seperti ingin menumpahkan air yang sedang di tampung itu, Alan segera mengambil alih dengan menggendong adek sepupunya untuk menenangkan nya.
"Cup cup, adek mau pulang? Pasti cape ya habis main sama Firza?" Tanya Abang Lan, Alex mengangguk pelan sembari menenggelamkan kepalanya pada leher sang abang.
"Mau pulang~"
Mereka dengan sigap menuruti permintaan dari adeknya, karena mereka berdua juga sedikit risih di perhatikan oleh orang lain yang kepo akan masalah mereka.
.
.
.>>> ♡♡♡ <<<
Di suatu tempat, masih di taman bermain. Seorang anak perempuan sedang berdiri dengan ekspresi wajah kesal yang berusaha ia tutupi, tangannya ia lipat di depan dada.Dari sudut matanya ia melihat seorang anak kecil seumurannya yang bergender laki-laki, sedang berjalan menuju kearahnya sembari tersenyum cerah. Anak perempuan menyeritkan kening nya, mengapa temannya amat sangat bahagia? Bukankah tadi dia datar-datar saja.
Amey ━anak perempuan yang tadi berwajah muram kini mengubah ekspresi nya menjadi tersenyum cerah, ia berlari mendekati Firza yang juga sedang berjalan mendekatinya.
"Afir," ucap Amey memanggil namanya setelah sampai di depan Firza, dengan senyuman yang selalu ia pancarkan kepada Firza.
"Kenapa?" Amey yang tadinya tersenyum cerah kini harus melunturkannya karena temannya yang satu itu sudah tidak lagi tersenyum, namun hanya menampilkan raut datar.
"Tadi Afir habis dari mana?"
"Kamu ga perlu tau."
Mendengar penuturan itu, Amey seketika tertunduk lesu sembari mengikuti Firza yang telah berjalan meninggalkan dirinya.
☆💌
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Si Bocil
RandomNamanya Alex Si bocil unik dengan segala tingkah, kesayangan papi Adi dan juga warga perumahan. Namun dia tidak tahu jika salah satu teman nya itu sebenarnya berbeda alam dengannya. Akankah dia akan sadar? Ketakutan? Ataukah senang? Semua dapat kam...