🐾 TEN 🐾

323 23 1
                                    


.
.
.

2 hari setelah mamih berangkat

"Abanggggg!" Teriak Alex saat dirinya menuruni tangga untuk mencari abangnya.

Alan yang melihatnya sedikit khawatir takut Alex tersandung, "What happen?" Tanyanya ketika Alex sudah sampai di bawah.

"Aku mau main" Ucap Alex

Alan menaikan alis tanda bertanya, "Sama?"

"Firza" Jawab Alex sambil memegang tangan abang lan

Alan ngelag selama disini dia tidak pernah mendengar nama itu, "Hah? Siapa Firza?" Tanya abang Lan menatap wajah adiknya

"Temen aku saat baru kesini abang" Jelas Alex kepada abang Lan dengan tatapan memohon, Alan terdiam sebentar sebelum mengangguk setuju.

"Jangan lama lama ya" Ucap Alan mengelus pelan surai hitam Alex

"Okeee" Ucap ceria Alex lalu berlari melangkah ke luar rumah.

Leon yang sehabis dari dapur menatap bertanya kepada Alan, "Tu bocil mau kemana?"

Alan menatap balik Leon lalu menjawab, " Main sama Firza" Leon sedikit terkejut, "Tapi Firza kan.."

Alan mengangguk mengerti, "Gue tau, dan dia bakal aman kok"

Leon menatap ragu tapi dia tetap mengangguk, "Oke, gue percaya sama lo" Alan menatap Leon dengan tanpa ekspresi yang membuat Leon bergidik.

"Lo gausah natap gue kayak mau makan gue ya!" Ngegas si Leon dibalas rotasi mata oleh Alan.

Kembali ke tokoh utama kita.

"Gimana di izinin?" Tanya seorang anak siapa lagi kalo bukan Firza setelah Alex keluar dari rumah, dibalas anggukan oleh Alex.

Firza tersenyum senang, "Yaudah yuk ke rumah Firza!" Ajaknya sembari menarik tangan Alex ke pohon yang berada di samping rumah.

"Lewat sini?" Tanya Alex bingung

Firza tersenyum melihat kebingungan temannya lalu mendorongnya masuk ke dalam portal, "Udah ayok ikut aja"

Wushh

Seperti sihir di dunia sihir, Alex dan Firza kini sudah berada di sebuah bangunan tua tapi masih elegan.

Alex terdiam lalu menatap kearah Firza.

"Ini rumah kamu?" Tanya Alex kepada Firza dengan tatapan bingung

Firza mengangguk, "Kenapa? Jelek yah?" Ucapnya murung, Alex segera menggeleng.

"Bukan, Al cuma bingung kok cepet banget sampenya padahal kita tadi baru ada di pohon gede" mengetuk ngetuk pipinya sendiri.

Firza tersenyum," Ini tuh namanya sihir~" Alex semakin bingung dengan perkataan dari temannya, namun dia hanya bisa menerimanya.

"Ayok masuk duluu~" Ajak Firza dengan nada riang, sembari memegang tangan Alex untuk masuk kedalam rumahnya.

"Ibuuu, Firza pulang bawa temenn" Teriaknya memanggil sang ibu.

Ibu yang sedang berada di dapur bersama ayah pun segera menuju ke depan, setelah sampai di depan.

Ibu menatap anak kecil yang berada di belakang anaknya, "Mana temanmu nak?"

Firza menggeser tubuhnya kesamping hingga Alex yang awalnya tertutup pun jadi terlihat, ibu dan ayah terkejut melihat tampang Alex lantas langsung mendekat.

"Ini alex yang kamu ceritakan?" Tanya ibu yang diangguki oleh Firza.

Menatap mata alex dan di tatap polos oleh alex, "Kamu imut banget sii"

Alex terdiam sebentar lalu tersenyum manis.

"Terimakasih tante~" Ucapnya dengan nada malu malu.

"Kyaa, jadi anak tante yukk" Tawarnya lagi dengan mengunyel unyel pipi tembam alex.

Alex menggeleng, "nda au anti mama al cedih" Ucapnya cedal karena pipinya masih di unyeli oleh ibunya Firza.

"Udah sayang, kasian anak manusia itu" Tegur sang ayah yang ditatap bingung oleh alex.

"Eung? Alex kan emang manusia" Ucapnya polos

Lantas semuanya menjadi gugup keringat sebiji jagung tumbuh di pelipis mereka.

"Ah ya, Firza tauu" Sela Firza menyelamatkan suasana yang canggung.

"Gimana kalau kalian main aja dikamar Firza? Nanti ibu buatin kue special" Tawar ibu

Alex menggangguk dengan tatapan berbinar, "Bolehh"

Ibu menghela nafas lega dan Firza pun tidak menyia-nyiakan kesempatan itu dengan menarik pelan tangan Alex menuju ke kamarnya.

🐈🐈🐈

Beberapa jam kemudian...

Tok tok tok

Pintu kamar tiba-tiba berbunyi, lantas Firza membukanya dan terpampanglah salah seorang anak perempuan kecil seumuran dengan mereka yang langsung memeluk Firza.

"Afir kemana aja? Kok gak pernah main sama aku" Ucap manja anak kecil itu.

"Firza, siapa itu?" Tanya Alex yang sudah berdiri di belakang Firza.

"Aku teman Afir, dan kamu?" Bukan Firza yang menjawab melainkan anak kecil itu.

"Oh.. kamu manusia?" Ucapnya lagi yang langsung di bekap oleh Firza

"Haha, Firza ke bawah dulu ya Al~" Ucapnya secara terburu-buru dan itu lagi-lagi membuat Alex menjadi kebingungan.

"Nanti kesini lagi kok, jangan lupa tutup pintunya" Ucap Firza membelai rambut Alex lalu segera menarik tangan anak perempuan untuk menemui ibunya.

Alex hanya menatap bingung.

"Kenapa sedari tadi mereka selalu menanyakan 'kamu manusia?' " Alex mengangkat bahunya acuh lalu menutup pintu.

Kini kembali ke Firza yang sedang menarik anak perempuan.

"Afir, kamu mau bawa aku kemana?" Tanya anak kecil itu.

"Ibu" Jawab singkat Firza yang dibalas dengusan kesal.

Anak perempuan itu bertanya lagi, "Mau ngapain ketemu Bibi?" Dan tentu saja pertanyaan itu membuat Firza merasa kesal, ia mempercepat langkahnya untuk bisa menemui Ibunya yang berada di dapur.

.
.
.

Alex : "alloo akak~"
Alex : "telimaaciii sudaa au ungguin al"
Alex : "al kacih lope anyak anyak uat akak 😘😘💌"

Kisah Si BocilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang