CH-6

1K 154 22
                                    

Gulfino baru saja terbangun dari tidur panjang nya. Yah dia pingsan selama 3 hari setelah kejadian hari itu. Ketika Merwindra menuntun nya untuk menembak tiga pelayan laki-laki itu.

Apa yang Gulfino fikirkan setelahnya? Dia mengalami trauma singkat, ketika dirinya sudah sadar namun rasa takut memaksanya untuk tetap menutup mata. Karna otak mulai bekerja dengan membentuk fikirkan konyol seorang Gulfino, tidur akan membuatnya aman.

Tapi Gulfino salah. Ketika dia membuka matanya punggung tegap berdiri membelakanginya dengan asap yang mengepul di balik nya.

"Kau sudah bangun? Bagaimana tidur mu, nyenyak?"

Gulfino menelan ludahnya susah payah. Tubuhnya kaku dan terasa kelu, hingga pertanyaan singkat dari Merwindra sulit untuk dirinya jawab.

Merwindra membalik tubuhnya menghadap Gulfino, melempar senyum kearah anak itu.

"Apa sekarang kau sudah merasa baik-baik saja?" Dia berjalan mendekat hingga berhenti tepat di samping kasur Gulfino.

Gulfino hanya diam dengan raut takut yang kentara, bahkan seseorang yang bukan pakar ekspresi pun bisa membacanya.

Merwindra menghentikan aksi merokoknya, menghembuskan nafasnya dengan kasar ia perlahan menarik kursi yang ada di sana dan mendudukkan diri.

"Tentang hari itu...aku minta maaf. Aku lupa jika kau berbeda."

Gulfino hanya melirik nya sekilas, kemudian dengan cepat mengalihkan arah pandang nya kesembarang arah.

Merwindra memilin bibir nya "Hmmm apa kau lapar? Atau menginginkan sesuatu?"

Beberapa hari yang lalu Merwindra memanggil Horner teman nya untuk memeriksa keadaan Gulfino. Dan Horner mengatakan bahwa Gulfino mengalami trauma singkat, hingga membuatnya tertidur panjang atau bisa di sebut koma.

(Ini karangan author ya.)

Horner meminta Merwindra untuk memperlakukan Gulfino dengan baik saat anak itu sadar, karna besar kemungkinan Gulfino akan menjadi sosok yang tertutup dan gampang takut.

Kejadian mengerikan itu benar-benar akan mengubah sifat seorang Gulfino.

"Ahh baiklah, aku akan meminta pelayan membawakan makanan kesini."

"Pe_pelayan...hiks pelayan...a_aku membunuh mereka." Tiba-tiba Gulfino terisak dengan tubuh yang meringsut di balik selimut.

"A_aku..." Merwindra mendadak gagu, ia menjadi bingung harus melakukan apa dan mengatakan apa agar Gulfino mengerti dan merasa tenang.

"Aku membunuh mereka..." Lirih nya dengan wajah sedikit tampak dari balik selimut menatap Merwindra takut.

Merwindra berdiri, merunduk berusaha menarik selimut yang menutup tubuh Gulfino.

"Aku yang membunuh mereka, ini salah ku dan aku minta maaf."

"Tapi....a_aku menembak mereka."

"Itu tidak sengaja, aku yang menembak nya."

"Aku tidak bersalah kan?"

Merwindra mengusap belakang kepalanya merasa frustasi, ini benar-benar membuatnya kesusahan.

"Yah, kau tidak bersalah. Aku yang salah, kau tenang sekarang?"

Gulfino akhirnya berhenti terisak, masih dengan raut takut dia mendongak menatap Merwindra "Kau penjahat, aku ingin pulang." Rengek nya dengan bola mata yang berlinang.

"Aku tidak mengijinkan untuk itu."

"Hiks kenapa? Bagaimana jika kau membunuh ku seperti kau membunuh para pelayan itu?"

Merwindra || MewGulfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang