Gulfino memang memiliki keinginan untuk menjadi kaya. Memiliki banyak uang, fasilitas mewah, rumah lantai dua dengan kolam pribadi di dalam nya.
Tapi tidak terfikirkan olehnya akan terkurung di sebuah mension mewah, tepatnya di kamar dengan kasur kingsize yang terdapat empat pilar di keempat sudut kasur nya. Kamar nya bahkan dua kali lipat lebih besar dari apartemen Gulfino.
Gulfino meringkuk ketakutan ketika mengingat kejadian beberapa menit yang lalu sebelum dirinya di masukkan kedalam kamar besar dengan nuansa abu-abu muda ini.
Flashback
"Kau akan segera paham."
Merwindra menarik tubuh Gulfino dengan tangan berurat nya yang melingkar apik pada pinggang ramping anak itu.
"Tu_Tuan tolong lepaskan aku."
"Setelah aku berhasil menjeratmu tidak akan semudah itu untuk aku melepaskan mu."
"Tuan, aku benar-benar tidak paham. Ku fikir aku bisa pergi sekarang, karna pesanannya telah sampai di tangan Tuan."
Merwindra memasang tampang datar nya "Apa kau tidak paham dengan maksud bahwa aku memesan orang nya bukan bunga nya."
"Ba_bagaimana orang bisa di pesan?"
"Tentu saja bisa, contohnya dirimu. Aku membayar mahal pemilik toko itu untuk membeli mu."
Gulfino terkejut ketika mendengar hal itu. Apa ini artinya Kyle telah menjualnya dengan kedok mengantarkan pesanan bunga.
"Kyle tidak seperti itu!!" Gulfino tanpa sadar meninggikan suara nya dan memberontak berusaha lepas dari cengkeraman Merwindra.
"Hiks lepaskan aku!! Sialan ku bilang lepaskan aku." Gulfino yang emosi adalah Gulfino yang menyeramkan, itu bagi Mild tapi tidak untuk seorang Merwindra.
Gulfino yang marah adalah Gulfino yang menggemaskan.
"Tidak untuk seseorang yang sudah dengan lancang masuk kedalam mobil ku."
Gulfino berhenti memberontak, sekarang dia ingat dimana dirinya melihat Merwindra. Saat malam dimana ia di kejar segerombolan predator alias laki-laki hidung belang.
Merwindra segera mengangkat Gulfino di bahu nya dan membawa anak itu pergi dari sana.
Sekuat Gulfino berteriak dan menangis sembari memukul punggung Merwindra, tidak ada respon dari laki-laki itu. Bahkan dia hanya diam terus melanjutkan langkahnya.
Apa pukulan Gulfino kurang keras?
Bagi Merwindra itu terasa seperti gigitan nyamuk.
Mereka sampai di sebuah ruang dengan pintu warna putih, Merwindra membukanya dan memasukkan Gulfino kedalam nya kemudian kembali mengunci pintu nya.
"Huaaaa buka pintunya sialan!! Brengsek!! Kau tidak bisa seenaknya mengurung ku seperti ini.."
Sayup-sayup terdengar teriakan dari Gulfino, Merwindra hanya bersikap abai.
Karna Merwindra telah menetapkan Gulfino adalah miliknya sejak kejadian malam itu hingga seterusnya.
Flashback end
"Aku sudah menjadi kaya dengan tidur di kasur empuk ini, hiks tapi tetap saja rasanya tidak enak jika aku di kurung seperti seekor kucing seperti ini."
Gulfino ingin kaya dan bebas. Bukan terjebak di mension megah dengan seseorang yang sama sekali tidak dirinya kenal dan dengan lancang nya mengatakan bahwa Gulfino adalah milik nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Merwindra || MewGulf
Fiksi PenggemarMerwindra, si dingin irit bicara itu akhirnya luluh saat sosok Gulfino si cerewet yang ceria datang ke kehidupannya secara tak terduga. Seperti kisah pangeran dan sepatu kaca. Keputusan Gulfino untuk membantu sahabatnya Mild memata-matai kekasih boc...