Merwindra baru saja menapakkan kakinya kedalam mension saat pukul 11 malam. Banyak pekerjaan yang benar-benar menuntut nya untuk tetap berada di luar, saat tubuhnya membutuhkan kasur yang empuk di dalam kamar.
Suasana mension gelap gulita, dan Merwindra menebak semua orang sudah istirahat kecuali dirinya.
Kim dari arah belakang dengan beberapa paper bag di tangannya melangkah cepat menyaingi Merwindra.
"Tuan apa ini akan di simpan di kamar Nyonya?"
Merwindra menjawab tanpa menghentikan langkahnya "Hmm, simpan saja di kamar nya. Tapi.." Merwindra membalik tubuhnya "Setelah menyimpan nya kau harus segera keluar secepatnya."
Kim terkesiap mendengar nada posesif itu "Ahh tentu Tuan."
"Istirahat lah setelah ini."
Tapi ketika Merwindra hendak melanjutkan langkahnya, di sana sudah ada Gulfino dengan piyama satin nya menatap kearah Merwindra dari kegelapan.
Merwindra berjalan mendekat sehingga dia dapat melihat dengan jelas wajah Gulfino. Tidak ada tanda-tanda anak itu baru saja terbangun dari tidur."Kau belum tidur?"
Gulfino melipat tangannya di depan dada kemudian menghela nafas kasar "Aku tidak bisa tidur sebelum mendapatkan jawaban dari mu tuan Merwindra."
Merwindra mengangkat sebelah alis nya "Jawaban?"
"Yah jawaban, jawaban dari pertanyaan....Apa yang harus ku lakukan dengan semua barang yang kau berikan? Apa aku perlu membuka toko baju atau sejenisnya?"
Merwindra maju satu langkah, hingga kini jarak di antara mereka begitu dekat. Kemudian dengan gerakan sepontan dia menarik pinggang ramping Gulfino hingga membuat anak itu terkejut namun tidak juga memberontak. Seolah sudah terbiasa dengan tindakan tiba-tiba Merwindra.
"Kau tidak perlu berfikir keras atas apa yang aku lakukan. Cukup diam dan nikmati posisi mu sebagai nyonya besar di sini. Apa kau paham sekarang?"
"Apa? Nyonya besar?" Dengan keras Gulfino mendorong tubuh besar Merwindra "Apa kau gila? Aku ini laki-laki!!" Teriak nya berusaha membuat semua orang di sekitarnya paham tentang siapa dirinya sebenarnya dan berhenti memperlakukan dia seperti seorang perempuan.
"Aku tidak perduli?"
Gulfino berdecak kesal dengan kaki yang di hentakan "Dasar pemaksa!!"
"Kim berikan barang yang tadi ku belikan."
Kim yang sedari tadi hanya diam menyaksikan perdebatan antara tuan dan nyonya nya mengangguk dan segera berjalan menghampiri Gulfino, menyerahkan paper bag yang sedari tadi dirinya pegang.
"Apa ini?"
"Setelah kau selesai memakai nya, datanglah kekamar ku."
Gulfino memasang wajah tanya "Kenapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Merwindra || MewGulf
أدب الهواةMerwindra, si dingin irit bicara itu akhirnya luluh saat sosok Gulfino si cerewet yang ceria datang ke kehidupannya secara tak terduga. Seperti kisah pangeran dan sepatu kaca. Keputusan Gulfino untuk membantu sahabatnya Mild memata-matai kekasih boc...