CH-11

981 142 25
                                    

Merwindra terdiam sembari mengelap sisa darah di tangan nya. Meski begitu beberapa orang yang berada di sana dapat merasakan aura gelap yang mengelilingi bos besar mereka.

Kim hanya bisa diam mematung di tempatnya, saat ini rasanya menelan ludah pun begitu sulit karna Kim tau dia sudah melakukan kesalahan besar dengan meminuman alkohol secara berlebihan saat di pesta tadi.

Pun beberapa anak buah Merwindra di sana. Meskipun mereka bisa membela diri dan memiliki alasan kenapa datang sangat lama mereka tidak berani mengutarakannya.

"Kenapa?"

Suara Merwindra memecah keheningan, pertanyaan singkat namun terasa berat untuk mereka jawab.

Merwindra yang merasa bahwa dirinya tidak akan mendapatkan jawaban apapun beranjak dari sana. Dia membuka bagasi mobil nya dan segera mengganti baju nya.

Merwindra memakai kaos berwarna hitam, dia fikir itu akan lebih mempermudah pergerakannya nanti.

William mengirim begitu banyak pasukan nya untuk menyerang Merwindra. Mungkin jika mereka membawa bodyguard pun Kim tidak mabuk, Gulfino nya masih ada di sini bersama nya.

Dia tidak pernah menyangka pada akhirnya teledor juga dalam menjaga milik nya.

"Aku akan menyelamatkan Gulfino, sebelum bajingan William menyentuhnya." Karna Merwindra tidak akan pernah membiarkan itu terjadi.

Ohh ayolah siapa William bagi Merwindra, dia hanya tikus kecil yang memang sudah seharusnya di lenyapkan.

Bahkan jika di lihat dari posisi, William tidak ada apa-apanya di banding Merwindra.

William gila akan kedudukan. Dia merasa iri dengan apa yang Merwindra miliki sekarang. Seharusnya yang menempati posisi pertama dalam dunia permafian adalah dirinya, namun siapa sangka Merwindra menggesernya dengan mudah.

Jam saat itu menunjukkan pukul 2 dini hari, 1 setengah jam setelah kehilangan Gulfino. Merwindra membawa beberapa senjata dan dia menaiki mobil sport nya yang baru saja di antarkan oleh anak buah nya.

"Kalian ikuti aku dari belakang, aku tau dimana William membawa Gulfino." Ujar nya sebelum masuk kedalam mobilnya.

Mereka mengangguk kompak dan dengan segera masuk kedalam mobil masing-masing.

Sekitar 20 mobil yang berjejer di belakang mobil Merwindra mengikutinya.

Itu tidak lepas dari tatapan beberapa mata, sebab mobil-mobil itu melintas bebas di jalan raya.

Sepanjang perjalanan Merwindra tidak henti-hentinya bergumam atas keadaan Gulfino, semoga anak itu baik-baik saja. Sebab Merwindra takut William melakukan sesuatu yang berhubungan dengan trauma calon istrinya.

Bolehkah dia menyebut nya seperti itu?

Semakin dia memikirkan Gulfino maka semakin kalut fikiran nya, hingga tidak terasa Merwindra menambah laju kendaraannya.

Disisi lain, tepat nya di sebuah ruangan yang pengap dan hampir gelap. Yah hampir, sebab di tengah-tengah kegelapan masih ada sedikit cahaya bulan yang masuk melalui celah-celah di ruangan itu. Gulfino baru saja terbangun dari pingsan nya, dia hendak memegang kepalanya sebab rasa sakit berlomba-lomba menghantamnya. Tapi Gulfino malah terkejut karna tangan nya terikat erat di belakang tubuhnya.

Sreet....

"Akhhhh.....sial apa yang terjadi?"

Gulfino merasa dirinya kehilangan beberapa potongan ingatan sebelum dirinya berada di tempat asing ini.

Ceklek....

Pintu terbuka menarik atensi Gulfino yang masih sibuk mencoba melepaskan ikatan dari tangan nya.

Merwindra || MewGulfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang