"Sudah."
Gulfino menepuk - nepuk area jas Merwindra, sekedar menghilang kan debu yang tidak terlihat dan sedikit kusutan.
"Aku akan pulang cepat hari ini." Ujar nya sembari mendaratkan kecupan singkat pada dahi Gulfino.
Sudah seperti sepasang suami istri saja. Meski nyatanya hubungan mereka saat ini hanya sepasang kekasih. Meski belum benar-benar di resmikan. Tapi mereka menganggap seperti itu setelah kejadian di hotel malam itu.
Bukan kah dengan kembalinya Gulfino kemension megah itu artinya mereka juga kembali bersama.
"Aku akan menghadiri acara pelelangan malam ini, kau ikut?"
"Jika kau tidak keberatan membawa ku."
Merwindra tersenyum "Tentu saja tidak. Aku juga ingin memamerkan pada semua orang bahwa aku memiliki calon istri yang sangat cantik."
Gulfino tersipu mendengar itu "Bukan kah kau sudah melakukan nya." Ujar Gulfino mencoba mengingatkan pada Merwindra bahwa laki-laki itu sudah mengenal kan nya hampir pada semua orang bahwa Gulfino adalah calon istrinya.
Yah acara pelelangan dimana Merwindra membelikan mahkota untuk Gulfino, lalu saat pulang mereka di hadang oleh anak buah William dan berakhir Merwindra kehilangan Gulfino.
"Ahh iya kau benar." Ujar nya kemudian tersenyum lebar. Merwindra menjadi lebih banyak tersenyum, perlahan sikap kaku nya memudar dan itu semua karna Gulfino.
"Sebentar. Aku ingin memberikan sesuatu pada mu."
Gulfino menahan nya "Hey sebentar, lalu kapan kau akan berangkat kerja?"
"Setelah aku memberikan hadiah ini pada mu." Kemudian dia berjalan kearah lemari, menekan sebuah tombol hingga terlihat lemari itu bergeser menampilkan sebuah pintu berwarna coklat tua. Itu sangat mengkilap dan kokoh.
Ohh ya saat ini keduanya sedang berada di kamar Merwindra. Bukan untuk sementara tapi selamanya. Sebab Merwindra telah merombak walk in closed milik nya hingga menjadi lebih besar dan luas. Di sana tidak hanya baju nya dan segala keperluan nya tapi juga terdapat milik Gulfino.
Jadi jangan heran ketika anak itu lebih sering memakai kemeja dan kaos Merwindra mulai sekarang.
Ketika pintu coklat itu terbuka, Gulfino tidak bisa menyembunyikan rasa tidak percaya nya serta kekaguman nya.
Ruangan dengan desain gold itu terdapat banyak rak, dan di sana berjejer rapi barang-barang mewah. Lukisan bersejarah, barang antik, dan banyak lagi yah bahkan Gulfino sendiri tidak bisa mengatakan nya satu persatu.
Sekarang dia percaya tentang apa yang pernah di ucapkan Kim pada nya, tentang kekayaan Merwindra yang tidak akan pernah bisa dia bayangkan.
Merwindra hanya bisa terkekeh gemas melihat bagaimana wajah Gulfino ketika masuk kedalam ruangan itu. Mulut nya menganga lebar dengan mata penuh binar.
"Ini semua...milik mu?" Tanya nya setelah selesai dari acara kagum nya.
Merwindra mengangguk mengiyakan.
"Ya Tuhan kau ini sekaya apa? Aku yakin satu berlian ini sama dengan harga ginjal ku." Dia menyentuh sebuah berlian yang tidak terlalu besar itu dengan hati-hati. Ini bahkan lebih kecil dari jari jempol nya, tapi Gulfino yakin harganya pasti sangat mahal.
"Semua ini milik mu." Bisik Merwindra sembari memeluknya dari belakang.
Gulfino membalik tubuhnya hingga kini mereka saling berhadapan "Kau serius? Bagaimana jika aku kabur setelah mendapatkan semuanya?"
"Kau sudah pernah melakukannya, tapi apa hasilnya? Kau tidak bisa lari dari ku bukan?"
Gulfino menghembuskan nafasnya kasar, tiba-tiba wajahnya menjadi sendu "Aku lupa, jika aku lari kau akan menangkap ku dan menghukum ku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Merwindra || MewGulf
FanfictionMerwindra, si dingin irit bicara itu akhirnya luluh saat sosok Gulfino si cerewet yang ceria datang ke kehidupannya secara tak terduga. Seperti kisah pangeran dan sepatu kaca. Keputusan Gulfino untuk membantu sahabatnya Mild memata-matai kekasih boc...